Epilog

3.3K 229 16
                                        





***


"Ya...ya...yah!!! Baliklah dengan benar Lili-ah! kau akan membuat dagingnya gosong kalau seperti itu!!!" Jisoo memekik dari samping telinga Lisa. Dia protes dengan cara memasak gadis itu.

Lisa hanya mengerucutkan bibirnya."Kaukan tahu aku tidak bisa memasak Jisoo unnie! Dan sekarang unnie malah menyuruhku membalikkan daging-daging ini" Keluh gadis berponi. Tangannya masih sibuk membalik-balikkan daging yang sebenarnya sudah sebagian menghitam di wajan.

"ck...ck...ck aku tidak percaya! Pemilik kedai makanan tidak bisa membuat makanan! Astaga, apa-apaan itu" Jisoo menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Dan mengambil alih sepatula yang tengah dipegang oleh adik bungsunya Lisa.

"I'M THE BOSS unnie! Wajar saja aku tidak bisa memasak! Yang terpenting aku sekarang memiliki tiga cabang kedai atas nama milikku" Ucap Lisa dengan nada sombongnya. Padahal dia membuka dua cabang lainnya merupakan uang dari ayahnya juga Kim Soo Hyun.

Jisoo yang mendengar itupun hanya mendelik saja. Dia sudah terbiasa sekarang dengan kenarsisan yang ada pada gadis satu ini.

Tiga tahun berlalu. Banyak hal yang berubah bagi keluarga pasangan Kim Soo Hyun dan Park Shin Hye. Terutama kepada putri termuda mereka Lalisa Park.

Lambat laun, Lisa bisa menyesuaikan dirinya dikeluarga besar Kim. Banyak hal yang harus Lisa sesuaikan tentunya. Mulai dari identitas barunya juga harus menghadapi kenyataan bahwa dia sekarang bukan lagi hanya seorang gadis biasa. Melainkan Lalisa sebagai Nona termuda dari kedua orang tua Kim Soo Hyun dan Park Shin Hye, salah satu pembisnis besar di Negaranya. Ditambah nama besar dari Sang ibu yang merupakan mantan Model kenamaan. Membuat Lisa mau tidak mau, tidak bisa hidup tenang seperti dulu lagi. Dia harus terbiasa disorot dan menjadi sorotan.

Saat-saat seperti itulah seluruh keluarganya terus berada disampingnya untuk memberikan dukungan. Memberikannya seluruh perhatian kepadanya. Perhatiaan saat dahulu Lisa selalu mendambakan hal tersebut. Kini Lisa mendapatkannya. Keluarga yang utuh.

"Apa kalian masih belum selesai?" Jennie menghampiri adik dan kakaknya itu. Memastikan keduanya mengerjakan tugas mereka dengan benar. Bukannya saling memutilasi.

Tapi expetasi Jennie rupanya tidak terlalu meleset. Bukannya melihat darah bercecer dilantai, kucingnya kini menatap danging yang telah menghitam diatas kompor gosong.

Dia mendesah kasar. Dan mematikan kompor tersebut."Astaga! kalian membuat dagingnya gosong? Benarkah? Ini bahkan pekerjaan sangat mudah asal kalian tahu."

"Dia yang melakukannya" Tuding Jisoo menunjuk sang adik.

Lisa membulatkan matanya."Ahh wae! Unnie juga yang menyuruhku untuk jangan terlalu cepat membaliknya. Agar dagingnya matang dengan sempurna!" Sergah Lisa. Tidak terima disalahkan oleh kakaknya.

"Kalian berdua sama saja!"Ketus Jennie yang kini malah melihat kedua nya saling salah-salahan.

Keduanyapun hanya menunduk. Bak murid yang tengah dimarahi oleh Gurunya. Karena satu induk kucing yang tengah berkacak pinggang dihadapan dua lainnya.

"Sudahlah unnie, lebih baik kita delivery saja!" Rosé. Yang dari tadi mendengarkan kegaduhan saudari-saudarinya itu akhirnya angkat suara. Dia menghampiri ketiga wanita tersebut ke dapur.

Jennie hanya menghirup udara sebanyak-banyaknya. Mencoba bersabar menghadapi prilaku dua gadis didepannya. Tubuhnya saja yang besar, tapi perangainya tetap kekanak-kanakkan.

Hate Destiny [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang