8. SEMESTA DIA AURORA

178K 16.3K 17.6K
                                    

Bismillah, bab 8💗

Absen dulu, apakah kalian sudah memeluk versi cetak Dia Angkasa?

Kalau belum, iklann duluu yaa hehe

Kalau belum, iklann duluu yaa hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**Jangan beli buku bajakan yaa, Bor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**Jangan beli buku bajakan yaa, Bor.

**

Oke, lanjut.

SILAHKAN UNTUK FOLLOW & VOTE TERLEBIH DULUU YAA💓

Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.

8. SEMESTA DIA AURORA

Jika besok adalah bersamamu lagi, maka akan ku siapkan pertemuan itu tanpa perpisahan.
**

"Meeting hari ini kira-kira sampai jam lima sore, kamu bisa keliling di tempat ini, atau jalan-jalan di lantai tiga, ada perpustakaan, kamu bisa ke sana," kata Bunda pada Nula. Meeting di luar kota kali ini membuat Nula harus ikut serta menemani sang bunda karena supirnya tiba-tiba harus mengambil libur karena anaknya sakit.

"Di Villa depan ada anak teman Bunda kok, kamu juga bisa ke sana, sekalian kenalan, nambah relasi," kata Bunda lagi yang mau tidak mau harus diangguki oleh Nula agar Bundanya masuk dengan tenang ke dalam ruangan meeting.

"Bunda tinggal ke dalam ya, sayang," ucap Bunda kemudian meninggalkan Nula sendirian.

Laki-laki yang selalu identik dengan scraft hitam yang menutupi wajahnya, berjalan menjauh dari ruang meeting. Nula mengambil langkah ke arah teras belakang. Memandangi pohon Pinus yang menjulang tinggi. Ya, walaupun sudah jam sebelas siang, tempat ini masih saja tidak kehilangan kesejukannya.

Villa rindu alam Malino.

Nula membuka handphonenya, iseng menscroll beberapa postingan terbaru di instagram miliknya. Lalu tidak sengaja melihat insta story seorang perempuan yang baru saja beberapa minggu ia follow.

DIA AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang