10. JALAN YANG MULAI TERARAH

167K 15.7K 16.9K
                                    

Bab 10, for u🪐🪐

Selamat malam minggu untuk wilayah hati dengan banyak musim.

Follow & vote yaa Bor, jangan sider hehe😩🙏

Ramaikan tiap paragraf yaa.

Selamat membacaa semoga sukaa Aamiin

10. JALAN YANG MULAI TERARAH

Kita menemukan banyak perasaan, beberapa memang pantas dibiarkan begitu saja, sebagian lainnya direlakan karena hadirnya yang melukai. Dan salah satunya bertahta, karena memang dia pemenangnya. 
**

"Ternyata bukan cuman manusia yang nggak friendly, tapi planet juga," ungkap Salsa ketika membaca salah satu postingan di situs kabar astronomi. 

"Haha, kelt 9-b, Hoth, dan Kepler-1b, kan?" balas Aurora. "Gue baru selesai baca tentang mereka kemarin. Dan kayaknya gue mau nyari referensi hari ini di Gramedia. Lo mau ikut?" 

Salsa tidak langsung mengangguk, "Jam berapa?"

"Selesai kelas gimana?" tanya Aurora.

"Boleh," sepakat Salsa.

Sore ini, saat mata kuliah fisika bintang selesai. Dua sahabat  berbondong-bondong menuju ke Gramedia di kota itu. Mereka berangkat menggunakan bus kota, salah angkutan umum yang paling ramah di kantong mahasiswa.

"Duduk aja, Nek, mari saya yang berdiri," kata Aurora sembari mempersilahkan posisi duduknya diganti oleh seorang lansia yang terlihat tidak kuat berdiri sembari menenteng jualannya.

"Ra, lo kuat berdiri? Di depan lagi macet, perjalanan kita masih jauh banget loh," ucap Salsa, pelan.

"Gak papa, kasian neneknya, gue nggak tega, pasti dia capek banget," balas Aurora dengan suara pelan.

Sepanjang perjalanan, perempuan itu berdiri sembari memasang earphone di telinganya, satu tangannya memegang erat handle grip bus, beberapa momen juga, Aurora harus bergerak karena ada penumpang yang naik turun dalam bus itu, sehingga secara tidak sengaja, posisi duduk Salsa dan posisinya cukup berjauhan sekarang.

Suara motor besar melengking dari jendela bus yang terbuka, Aurora menoleh, mendapati pemandangan anak SMA yang sedang berboncengan di jalanan besar itu.

Tangan sang laki-laki terlihat  mengatur sudut spionnya agar bisa melihat wajah perempuan yang ia bonceng. Aurora sontak tersenyum kecil dengan tatapan sendunya. "Jadi ingat dia."

Ingatan itu tidak lama berakar, karena seseorang tiba-tiba memasangkannya masker dari belakang. "Data dari World Health Organization, menyatakan bahwa 9 dari 10 orang di dunia bernapas dengan udara yang berpolusi," bisik Nula pada Aurora.

"Kak Nula?"

"Kebetulan," ucap Nula menanggapi  kebingungan Aurora terhadap dirinya yang ada di dalam bus yang sama dengannya.

Nula merebut earphone Aurora, laki-laki itu Ikut mendengar lagu yang terputar.

"Lagi galau?" tanya Nula. "Lagu yang lo putar, sad banget."

DIA AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang