Bab 18, for u💗🪐
FOLLOW DAN VOTE DULUU BOR, RAMAIKAN JUGAA TIAP PARAGRAFNYAA
Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.
18. SAMPAI NANTI LAGI
Sejak lahir, manusia sudah bersepakat tentang temu yang akan pisah, senang yang akan sedih. Tapi, kenapa hampir semua dari mereka justru tidak setuju jika sudah mengalaminya?
**
Perpisahan. Hari ini, Aurora, Bara, dan Bobby, mengantar Alaska, Sekala, Razi, dan Vana pulang ke Jakarta. Pertemuan dan kebersamaan selama dua minggu terbaik itu sekarang jadi kenangan untuk nanti mereka bicarakan lagi pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
"Titip ini, Las," kata Aurora memberi Alaska sebuah pesawat kertas, yang masing-masing sisinya penuh dengan tulisan.
Semalam, saat Aurora terjaga dalam tidurnya, perempuan itu memilih duduk ria di meja belajarnya, menulis sebuah surat untuk Angkasa yang ada di Jakarta.
"Hati-hati, sampai nanti lagi," ucap Aurora pada mereka.
Setelah lambaian tangan mereka tidak terlihat lagi, Aurora menghela nafasnya, mengikhlaskan hari ini untuk membawa perpisahan sementara. Pelukan yang terjadi di Bandara tadi, memang jadi pelukan paling tulus yang di akui oleh seorang manusia ketika mengantar siapapun untuk berpisah pada gerbang ini.
Sekarang, tersisa Bara dan Bobby yang ada disebelahnya, dua laki-laki yang menetap di Makassar untuk kuliahnya, dan untuk menjaganya juga. "Jangan sedih gitu dong, masih ada gue sama Bobby," bisik Bara pada Aurora, ketika melihat tatapan sedih perempuan itu.
Aurora hanya tersenyum sebentar. Lalu segera bergegas menuju parkiran untuk pulang. Dan ketika mereka sudah sampai di dalam mobil, Bara memasangkan Aurora earphone di telinganya.
Suara pada earphone itu terdengar, seorang laki-laki yang sedang menyanyikan lagu Virgoun - orang yang sama. "Ku temukan arti cinta... Di waktu hidup denganmu yang tak terduga... Seperti nadimu yang s'lalu denyutkan setia... Aku bahagia menjadi miliknya... Bagaimana bisa aku jatuh cinta... Berulang kali, berulang kali pada orang yang sama?"
Tanpa sadar kedua bola mata Aurora tepejam, menikmati suara orang yang paling ia rindukan itu. "Kalau gue kirim ke Aurora lagu itu pake suara gue, bagus nggak?" tanya seseorang pada rekaman suara itu.
"Bagus, bagus," suara Bara terdengar.
Terdengar lagi suara kekehan kecilnya, lalu berkata, "Cewek gue cantik banget, ya, Bar?"
"Iyalah, di SMANDA dia satu-satu karya Tuhan yang nggak pernah bosan gue liat," lanjut Angkasa, menjawabnya sendiri.
"Kalau kita bahagia sama seseorang, berarti kita sedang mencintainya dengan serius, Sa," balas Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA AURORA
Fiksi Remaja"Tuhan, ajak dia bahagia lagi." -Angkasa Naufal Merapi Kisah ini tentang sebuah epilog yang dimulai kembali. Yang menyedihkan, yang menyakitkan, katanya, biarlah hidup dalam kemarin saja. Hari ini dan selanjutnya, tugasmu untuk merangkul bahagia. ...