11. EPISODE SEDIH YANG HARUS SEGERA DISELESAIKAN

161K 15.4K 22.8K
                                    

Bab 11, for u💗🪐

Btw, wajib absen disini, yang nggak absen, brrti dianggap nggak hadir hahaha. Cobaa, warna kesukaan kalian apa?

FOLLOW & VOTE YA BOR💗

Ramaikan tiap paragraf yaa.

Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.

11. EPISODE SEDIH YANG HARUS SEGERA DISELESAIKAN

Kita kehilangan, tapi Tuhan tidak akan lupa untuk memberi lagi.
**

"GUE CINTA SAMA DIA!!"

"GUE SAYANG SAMA DIA!!"

"GUE MAU SAMA DIA LAGI!!"

Sore ini, sebelum Bobby mengantar Aurora pulang ke rumahnya. Mereka berdua mampir ke pinggir pantai untuk membuang penat dan pikiran menyakitkan yang menguras tenaga.

"Ini suara Aurora, Angkasa apa kabar? Kalau gue baik, tapi nggak sebaik saat lo masih ada," teriak Aurora di atas batu karang yang terpahat sempurna oleh ombak.

"ANGKASA, DAPAT SALAM DARI BUMI, KATANYA BANYAK PENGHUNI YANG SEDANG RINDU!!"

"Dari Aurora untuk laut yang sedang mendengarkan, juga untuk langit yang sedang menyaksikan. Kalian harus tahu kalau gue rindu sama seseorang yang nggak akan pernah kembali lagi," lanjutnya.

Bobby tersenyum kecut, tapi tidak mencampuri apapun kalimat itu. Ya, karena ia ingin membiarkan Aurora melepaskan segala unek-uneknya untuk meraih episode sedih yang harus segera untuk diakhiri.

"Angkasa, sekarang gue tahu kenapa manusia suka menangis di atas kesedihan yang sama," teriak Aurora. "Karena kebahagiaan yang ia punya nggak sebanding dengan kesedihan yang sedang mempermainkannya."

Angin sore menerpa rambut perempuan dengan jaket kulit berwarna hitam itu, suara ombak jadi nada yang ikut serta menghiasi curahan hati seorang perempuan di tepi pantai saat senja sedang mekar, walaupun tidak sempurna.

"Angkasa, sekarang pukul lima sore lewat dua menit di Pantai Ujung Senja dengan Bobby. Gue mau buat pengakuan sederhana tentang laki-laki yang suka pakai dasi di kepalanya," Aurora memejamkan matanya. "Lo adalah legenda tentang jatuh cinta dan luka terbaik yang pernah ada."

Lo adalah versi terbaik dari semua cinta yang pernah ada. Suara Angkasa juga ikut terulang di kepala Aurora secara bersamaan, saat itu.

Tentang kapan manusia akan ikhlas, tentang kapan sebuah kehilangan bisa untuk di ajak berdamai, mungkin akan dipeluk satu persatu oleh semesta, membantu siapapun yang ingin keluar dari lukanya.

"ANGKASA, PIKIRAN GUE BILANG KALAU LO JAHAT, TAPI HATI GUE BILANG KALAU LO BAIK. DAN GUE PERCAYA KEDUA-DUANYA," teriak Aurora lagi.

"Baik dengan segala hal sederhana yang selalu berhasil buat gue bahagia. Jahat, karena selalu jadi alasan gue menangis," terang Aurora.

Lo pasti akan bahagia lagi walaupun lo sedang mengingat Angkasa, Ra. Batin Bobby, yakin.

Diantara senja yang akan bersiap untuk pergi, Aurora duduk di tempatnya berdiri, tidak peduli kalau celananya pada area kaki harus basah. Perempuan itu membuka dream book Angkasa yang memang selalu ikut di tasnya.

DIA AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang