ALL OF WE

81 5 1
                                    

Dunia Immortal, 5000 Tahun Lalu

“Hey! Jangan pernah menyentuh kelinci kesayanganku, Makhluk Buas!” seru seorang gadis kecil berambut hitam kemerahan sedikit ikal. Wajah imut dan cantik bak malaikat berubah memerah marah selayaknya iblis. Semua karena ada seorang bocah lelaki ingin memangsa kelincinya.

“Enak saja! Hutan ini adalah milik Ayahku dan semua yang ada di hutan ini adalah milik Ayahku. Tentunya, aku juga berhak atas hutan ini! Kelinci itu adalah makananku, Gadis Kurus!” seru si bocah lelaki yang memiliki warna mata merah delima.

“Tidak! Jangan makan kelinciku! Aku akan memberikanmu pelajaran, Makhluk Buas!” Gadis kecil cantik itupun marah. Sepasang sayap putih mungil keluar dari punggung, dan dia terbang ke udara. Ajaib, sebuah cahaya putih berkilau keluar dari kedua telapak tangannya. Gadis tersebut mengarahkan cahaya putih pada bocah lelaki. Namun sayang, bocah lelaki itu berhasil menghindarinya.

“Hahaha ... gadis kurus nan lemah! Aku tidak akan pernah terkalahkan!” ejeknya.

“Awas kau!” Si gadis kecil terus menguras kekuatannya karena terpancing emosi. Lama-kelamaan, dia kehabisan energi. Tubuh mungil langsung terjatuh dari udara, sampai dia terjerambab di atas tanah berlumpur.

Bukannya membantu, bocah lelaki itu malah menertawakannya.
“Sepertinya, sayapmu keberatan, Gadis Kurus. Lebih baik copot saja!“

“Tidak bisa dimaafkan!” Si gadis kecil meradang. Dia datang  menjitak kepala bocah lelaki dengan keras.

“Aauu! Sakit! Ibu! Ibu!” Bocah lelaki yang mengejek dan menertawainya menangis, mengaduh kesakitan mengelus kepalanya.

“Katanya kuat? Tapi baru dijitak sedikit sudah mengadu kepada ibumu! Cih!” decih si gadis.

Dalam beberapa menit, si bocah lelaki tidak berhenti menangis kesakitan. Itu membuat si gadis kecil kasihan. Dia akhirnya mengobati luka memar di kepala bocah lelaki dengan racikan beberapa tanaman obat yang tumbuh di hutan.

“Sini! Mendekatlah!” perintahnya.

“Tidak! Nanti kau akan memukulku lagi!” seru si bocah lelaki semakin menangis deras ketakutan.

“Ughh! Keras kepala! Aku hanya ingin mengobati luka memarmu, tahu!” bentaknya.

Bocah lelaki terdiam. Dia berjalan pelan mendekati si gadis kecil bergaun putih berkilau. Wajah masih pucat pasi dan gemetar. Si gadis kecil memutar bola mata muak melihat ekspresi itu. Dia menarik lengan bocah lelaki agar duduk di rerumputan.

Di sela-sela pengobatan, bocah lelaki itu bertanya, “Kau ... mengapa kau menolongku padahal aku hampir memangsa kelincimu? Dan ... sepertinya kau bukan dari dunia immortal, ya?”

“Dengar, ya, Makhluk Buas! Aku menolongmu karena aku kasihan padamu dan memang inilah salah satu tugasku sebagai seorang Angel,” jelas si gadis.

Bocah lelaki memiringkan wajah ke samping. Tatapan bingung dan tidak percaya tercetak di wajah. “Angel? Kau bercanda?”

“Tidak.” Gadis kecil angel menjawab tegas.

Cukup lama berpikir, bocah lelaki akhirnya menyahut, “Jadi, jika kau adalah seorang Angel, maka aku adalah Devil. Dan ibuku bilang, Angel itu sangat tidak bersahabat pada makhluk seperti aku dan makhluk immortal lain.”

”Seperti itukah pendapat semua orang di sini? Ah ... mereka itu belum mengenal kami! Kami adalah Angel. Dan Angel itu tidak pernah memilah-milih dalam hal pertemanan. Karena berteman adalah suatu kebaikan yang suci. Bukankah Tuhan sudah mengatakannya? Bahwa di dunia ini segalanya diciptakan berpasang-pasangan? Sama seperti kita. Ada Angel dan ada Devil,” jelas sang gadis angel dengan bijak.

Fall into Devil [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang