HELPING

112 5 0
                                    

"Hitam dan Putih bukan untuk disatukan."

***

“Hey, Luke! Aku bosan~ Bolehkah aku jalan-jalan mengelilingi Diarkzars?” tanya Angela. Merangkul manja Luke sambil mengerucutkan bibir.

Luke, sang mate si Angel Cantik langsung mendesis marah. Menarik lengan Angela hingga gadis itu berakhir jatuh di pangkuannya. Mata delima menyipit tajam menantang ke arahnya.  "Tidak bisa! Kau kan tahu kalau banyak halfblood dan makhluk immortal lainnya yang mengincarmu! Apalagi si Stefan Busuk itu! Aku tidak akan pernah mengizinkanmu pergi!”

Angela memutar bola mata, terlalu mual melihat tingkah over protektif yang sudah hampir sebulan menguasai mate-nya. “Lalu, apa, Luke? Apa aku harus kembali ke bumi?”

Luke merengkuh tubuh ramping Angela lebih jauh sehingga terasa meremukan. “TIDAK! ITU APALAGI! AKU SUDAH CUKUP MELEPASKAN PANDANGANKU DAN PENJAGAANKU DARIMU! AKU TIDAK INGIN KAU DIREBUT DUDA KEREMPENG ITU!”

Angela memprotes sambil terkekeh geli. “Hey! Luke, Sir Rogue tidak kerempeng sama sekali. Dia ... bahkan lebih tinggi dan dadanya sangat bidang serta kokoh darimu.”

Geraman rendah disertai aura kelam mulai muncul dari tubuh Luke.

Sebastian mendesah lelah, memilih melanjutkan mengupas kentang. Emily di seberang Luke terkikik geli hingga tersedak teh. Devan sudah tidak tahan lagi. Jadi, dia menegur mereka berdua, khususnya Angela.

“Bocah Tempramen Bodoh! Mate-mu tidak mungkin mencintai pria lain selain dirimu! Dia cuma menggodamu!” maki Devan.

Luke menyalak balik. “Diam, kau, Devan Keparat!”

Angela mencubit bibir bawah Luke. “Hush! Ini mulut enggak ada sopan santunnya sama orang tua sendiri! DaDe-mu benar, Luke. Aku cuma menggodamu. Tapi ... bukan berarti aku menyerah untuk tidak pergi mengelilingi Diarkzars. Dan ... aku akan memintamu menjadi tour guide!”

Senyuman lebar tanpa dosa terpampang di bibir Luke. Aura kelam hilang seketika. “Hehe ... aku sangat bersedia menjadi tour guide Anda, My Sweetheart!”

Emily tertawa sambil memuncratkan serpihan cheese cake ke wajah sang suami yang tengah serius menonton kartun Mickey Mouse. “Nak, serius? Dari yang Ayahmu dan Sebastian ceritakan padaku, kau itu tidak pernah keluar dari istana selain ke Gazebo dan ke bumi. Mana mungkin kau hafal seluk-beluk Diarkzars! Hahaha!”

Luke menunjuk murka kepada Sebastian. “Penghianat!”

Sebastian terbelalak sebentar, kali ini dia benar-benar tidak bersandiwara. Ada perasaan bersalah di hatinya.

“Sayang~ kenapa kau mmengganggu ritual pagiku~” rengek Devan, menangis sesegukan sambil mengelap wajah dan layar ponselnya dari serpihan kue.

“Kau juga penghianat, Devan Keparat! Kau tidak seharusnya membongkar aib putramu sendiri!” tuding Luke.

“Sudah, sudah, Luke. Ayo, cepat kita habiskan sarapannya! Kita berkeliling Diarkzars! Lagipula, aku hanya ingin ke satu tempat saja!” Angela berhasil menetralkan suasana panas dan mencegah perang.

Luke kembali fokus menyantap muffin dan Angela menghabiskan salad buahnya. Sehabis sarapan, mereka berdua pamit pergi pada Emily dan Devan. Luke membuang muka ketika Sebastian menawarkan pengawalan untuk mereka. Hal itu membuat Angela sebal, merasa tidak enak pada Sebastian. Sebastian hanya bisa tersenyum lemah, melambai dari ambang pintu gerbang istana hitam. Melihat kepergian tuannya dan Angela.

Langkah kaki pertama mereka tertuju ke halaman istana kapal pesiar hijau yang terapung di kolam dengan air berwarna emas. Luke sudah ancang-ancang mengamati intens sekitar jika tiba-tiba mereka diserang. Berbeda dengan Angela yang celingak-celinguk mengamati istana milik halfblood vampire-witch.

Fall into Devil [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang