POTION

122 11 0
                                    


Tiga hari berlalu tak ada yang berubah dari keadaan Luke. Dia masih terbaring lemah meskipun luka di sekujur tubuhnya telah menutup. Sebastian hanya bisa bersedih seolah kehilangan sosok yang paling dia sayangi.

My Lord, sampai kapan matamu enggan terbuka? Hamba sangat ingin melihat Anda sadar. Hamba rindu mendengar teriakan Anda, omelan Anda, juga senyuman Anda. Tolong ... bangunlah, My Lord,” utur Sebastian dengan penuh kesedihan.

Sementara Angela, gadis itu nampak sedih juga tak menyangka dengan keadaan yang ada. Dia kini tahu siapa sebenarnya dirinya dan Luke di masa lalu. Akan tetapi, ingatannya belumlah sembuh total. Angela masih bingung tentang kejadian apa yang menyebabkan dia dan Luke dipisahkan seperti ini? Dan oleh siapa?.

“Nona, Anda secepatnya harus mengambil keputusan yang terbaik demi kesembuhan Tuan Luke,” ucap Sebastian.

“Kesembuhan? Maksudmu?” Angela menatap sambil menelengkan kepala ke arah Sebastian.

Sebastian menatap teguh mata Angela. “Anda harus menyembuhkan luka di dalam tubuh Tuan Luke, Nona. Jika terlambat, mungkin akan berakibat fatal bagi hidup Tuan. Karena luka akibat kekuatan seorang Angel tak kan bisa disembuhkan oleh apa pun dan siapa pun selain oleh seorang Angel juga.”

“Sebastian, aku mengerti perasaanmu. Tapi ... aku tidak tahu seratus persen tentang kekuatanku. Ingatanku memang sudah pulih namun hanya setengahnya. Aku bahkan tidak tahu apa kekuatanku yang sebenarnya,” jelas Angela penuh penyesalan.

“SIAL! INI SEMUA KARENA MALAIKAT HINA ITU TUANKU JADI BEGINI!” umpat Sebastian sambil meninju kuat dinding kamar Luke. Angela berjingkat mundur hampir terkena serangan jantung melihat kemurkaan Sebastian.

Menelisik dari ingatannya tentang angel bernama Michelle, Angela tahu kalau Michelle bukan malaikat jahat. Jadi, dia berkomentar keras membelanya. “Sebastian! Michelle bukanlah angel seperti itu! Jangan pernah kau menghinanya!”

“TERSERAH APA KATAMU! JIKA INGATANMU TELAH KEMBALI NANTI, KAU AKAN SANGAT MENYESAL KARENA TELAH MEMBELANYA!” teriak Sebastian. Si pelayan berjas buntut hitam  langsung menghilang begitu saja.

Angela pun tercengang tak mengerti perkataan dari Sebastian. Rasanya, dia ingin segera mengingat memori yang masih tertimbun jauh dalam otak. Dia masih bimbang pada siapa yang akan dia percayai.

Dengan raut wajah sedih, Angela mendekati ranjang Luke. Dia duduk di samping kiri mate-nya sambil menggenggam erat tangan kanan pucat yang sedingin es.

“Luke si A.G.L.S, aku sangat merindukanmu. Aku ... entahlah ... aku merasakan sesuatu akan merenggutmu dariku. Luke, bolehkah aku meminta maaf padamu? Aku sadar, selama ini ... kau hanya mencoba untuk melindungiku dan mengembalikan semua ingatan masa laluku. Luke, bangunlah! Kumohon!” Angela tak henti menangis memeluk Luke. Dia terus menyalahkan dirinya atas semua ini.

Di kerajaan Angel, Michelle, sang Queen of Angel semakin khawatir tentang kembalinya ingatan Angela. Dia tidak ingin Angela kembali jatuh ke dalam kubangan lumpur nan kotor. Dia tidak ingin Angela menjadi istri dari makhluk halfblood seperti Luke. Apalagi jika keduanya menikah dan mempunyai keturunan. Michelle tidak bisa menghentikan imajinasinya. Dia sangat takut kehilangan Angela.

“SIALAN! Apakah kembalinya ingatan Angela ada campur tangan dari Sang Demon dunia Immortal? Hmm ... sudah pasti! Devan Elliot Salvatore! Aku akan memberimu pelajaran!” desis Michelle marah.

***

Kegelapan. Itulah yang terjadi sekarang. Meskipun malam datang, tetapi bulan tak pernah menampakkan wujudnya. Sepertinya,  Diarkzars berduka atas kesakitan Luke. Demikian juga dengan Angela. Gadis itu menderita karena Luke yang tak kunjung bangun dari tidurnya. Tak nafsu makan dan tak bisa tidur.

Fall into Devil [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang