WHO IS ENEMY?

74 2 0
                                    

“Pfftt! Oya ... oya~ Seorang Calon Raja Diarkzars baru tahu kalau salah satu rakyatnya ternyata sudah menikah~ Kalau begitu, Tuan Joseph adalah Raja Diarkzars.”

“Ehe! Itu benar!”

Emily hanya bisa menanggapi dengan tertawa terpingkal-pingkal. Sedang yang terus memojokkan Luke adalah Devan dan Angela.

“Tidak! Kau, Pak Tua Sialan! Kau sudah berjanji padaku bahwa akulah yang akan menjadi Raja Diarkzars!” tunjuk Luke memelototi ayahnya tajam.

Pria yang masih memakai piyama Mickey Mouse lengkap dengan sandal bulu mengangkat bahu tidak peduli. “Aku cuma penguasa Dunia Immortal, tidak berkuasa atas alam ini. Kau tahu, Bocah? Alam ini diciptakan oleh Queen of Angel. Jadi, jika ingin protes, kau bisa pergi ke Kerajaan Angel menemui Michelle.”

“Perlukah aku yang pergi ke sana untuk menanyakan, Sayang?” sahut Angela pura-pura tidak bersalah.

Saat itu, Emily langsung jatuh terjungkal dari atas kursi yang didudukinya.

“Oya ... oya ...? Obrolan petang ini tampaknya menarik dan lucu?” Sebastian menaruh seloyang Cake Fruit Vanilla Cheese di tengah meja makan sambil tersenyum.

“Diam! Jangan ikut campur! Kau hanya Babu di sini!” omel Luke memelototi Sebastian, berdiri sambil bertelak pinggang menghadapnya.

Kepala belakang Luke dijitak Angela keras. Semua orang tertawa, termasuk Sebastian.

“Sopan sedikit pada Sebastian, Luke! Dia adalah seseorang yang berjasa padanmu sepanjang hidupmu! Jika dia tidak ada, entah apa yang terjadi padamu! Kau pun mustahil bisa meyakinkanku untuk tinggal dan hidup bersamamu di sini!” omel Angela.

“Aku bisa melakukannya sendirian! Ughh! Oke! Oke! Maafkan aku, Sebastian!” Luke berbalik dari Angela ke arah Sebastian. Dia meminta maaf dalam nada tinggi penuh emosi.

Sebastian tersenyum sumringah dan memaafkannya, tetapi jauh di lubuk hati, dia tahu apa yang dikatakan sang tuan benar. Luke sangat bisa hidup tanpanya karena pemuda itu sangat kuat. Dan ucapan Angela di akhir tadi mengiris batinnya. Membuat Sebastian merasa sangat bersalah. Sebastian tidak pernah meyakinkan Angela untuk tinggal di Diarkzars bersama Luke. Justru dialah yang memaksa Angela untuk pergi meninggalkan tuannya.

Sebastian juga berkhianat di belakang Luke, Lord-nya Yang Terhormat.

“Sudah, cukup! Mari kita minum teh dan makan kuenya sebelum dingin!” seru Devan. Mengambil potongan kue terbesar.

“Hey! Yang besar punyaku, Pak Tua!” protes Luke.

“Nah, bagaimana kalau dua potong untuk Tuan Luke?” Sebastian mengatasinya dengan menyuguhkan dua potong kue ke piring Luke.

“Tapi ... nanti Angela tidak kebagian ...,” tutur Luke murung menundukkan wajahnya.

“Kalau begitu tinggal kau bagi saja dengan Angela!” celetuk Emily di tengah kunyahan yang memuncratkan remah di atas meja.

Sebastian yang masih fokus menuang teh ke dakam masing-masing cangkir mereka mendesah pasrah. Dia harus membersihkan meja makan nanti, dengan ekstra tenaga.

Angela tersenyum simpul sampai matanya menutup. “Aku tidak menginginkannya, Luke. Aku sudah kenyang. Kau makan saja semuanya.”

Oh ... benar-benar seorang Angel, batin semua orang terperangah.

Acara tea afternoon yang tenang disela oleh suara nada sambung ponsel Devan. Mickey Mouse. Devan menatap semua orang yang merengek dengan wajah jelek. Dia tidak peduli, langsung mengangkat telepon dari Phian, pelayan istananya.

Fall into Devil [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang