RECEPTION

110 8 1
                                    

“K-kau! Pria bercodet menyeramkan yang ada di mimpiku, ‘kan?!” tunjuk Angela lurus ke depan.

Dia tersenyum, masih berada dalam jarak dua meter dari Angela. “Benar, Sweetheart. Akulah yang sering muncul dalam mimpimu itu, tapi akhir-akhir ini ... aku sudah tidak merusak mimpi indahmu, bukan? Karena sekarang ... KAU ADALAH MILIKKU.”

“Apa maksudmu?”

“Ah ... belum mengerti juga rupanya. Sweetheart, kau punya tato mawar hitam di tangan kananmu, bukan? Dan ... itulah tanda ikatan dariku. Kau adalah milikku seutuhnya.”

Angela mengangkat tangan kanannya, menatap lekat sekeliling pergelangan tangan. Dia menggeleng seraya menutup mulut dengan tangan kiri. “Tidak! Aku tidak percaya padamu, Pria bercodet! Aku bukanlah milikmu! Aku sudah punya tunangan dan kami akan segera menikah! Dia kemarin melamarku!”

“MELAMAR?! IKAN MATA BELO ITU MELAMARMU?! KURANG AJAR!” Dia mengembuskan napas kasar, berusaha meredam emosi. Tatapan nyalang kembali pada Angela. “Namaku Luke Salvatore! Aku adalah calon suamimu dan KAU tidak pernah bertunangan dengan siapa pun! Tidak akan menikahi siapa pun kecuali AKU! Angela Morveena!”

Asap hitam tebal tiba-tiba menyeruak mengelilingi tubuh bagian bawah hingga dada pria bercodet menyeramkan bernama Luke. Angela semakin gemetar ketakutan melihat fenomena tidak logis yang hadir di hadapannya.

“TIDAK! Aku tidak akan pernah menjadi milikmu!”

Angela langsung melesat kencang, berlari meninggalkan Luke. Menghindari pria gila aneh itu, mencari jalan untuk keluar dari hutan aneh ini.

Sementara itu dengan Justin dan Charles, mereka nampak panik setelah tidak menemukan Angela di pinggir danau dan di dalam tenda. Mereka yakin kalau tadi malam, Angela tidur di dalam tenda bersama mereka.

Daddy, kak Angela pergi ke mana? Apakah dia tersesat?” tanya Charles resah. Terus berlarian mengistri tenda.

“Tenanglah, Charles! Daddy akan mencoba menghubungi penjaga hutan untuk mencarinya. Jika Angela tidak ditemukan juga, Daddy yang akan mencarinya sendiri,” ujar Justin.

Beberapa saat kemudian, puluhan penjaga hutan datang ke tempat di mana tenda Justin didirikan. Justin menjelaskan kronologinya pada mereka. Lalu, mereka pun berpencar mencari keberadaan Angela. Akan tetapi, setelah malam tiba, mereka pun pulang dengan tangan kosong.

“Kenapa tidak ditemukan?! Kalian pasti tidak mencarinya dengan benar!” bentak Justin.

“Maafkan saya, Tuan. Sepertinya, Nona Angela sudah memasuki kawasan jantung hutan yang banyak binatang buasnya. Ada kemungkinan, dia ... dimangsa oleh salah satu binatang buas di sana. Jika ... Anda ingin kami mencarinya lagi, kami bisa dan akan kami usahakan di hari esok,” papar salah satu penjaga hutan. Wajahnya terkulai penuh penyesalan.

Daddy ... apa ... kak Angela ... sungguh ... mati? Tidak, ‘kan? Itu ... pasti bohong! Kalian semua ... PEMBOHONG! Kak Angela tidak mungkin mati dimakan hewan buas! Iya, kan, Dad!” Charles menangis dan menolak mempercayai penuturan si penjaga hutan. Dia terus mencengkeram erat paha kanan sang ayah.

“Saya tidak percaya ini, Pak! Saya yakin, Angela masih hidup!” seru Justin ikut marah.

“Tapi itulah kemung--”

“Pergi! Tinggalkan kami sendiri! Dasar manusia-manusia tidak berguna!”

Justin terjatuh, berlutut di tanah seraya memeluk erat putranya yang masih menangis. Iris biru samudera menyipit tajam, tekad kuat di mata sudah mirip ombak ganas yang bisa menghancurkan karang. Dia bersumpah akan menemukan Angela, harapan terakhir kaumnya dan ... gadis yang dia cintai.

Fall into Devil [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang