BACK

89 7 0
                                    

Terpaan angin dingin membuat Angela terbangun dari tidurnya. Gadis itu merasa sedikit letih karena mengeluarkan terlalu banyak kekuatan. Angela meraba ke bawah, terkejut mendapati dirinya berada di ranjang. Ingatan Angela berputar ke belakang di mana dia mengingat Stefan yang hampir memperkosanya lagi.

Dengan napas terengah, Angela meraba sekujur tubuh memeriksa takut-takut Stefan telah berbuat sesuatu pada saat pingsan. 

“Syukurlah .... Tapi ...? Siapa yang telah menidurkanku di ranjang? Aku ingat ... berada di lantai. Juga ....” Mata menunduk ke lantai melihat bukti. Bukti itu membawa aroma pria yang menyerangnya tadi. “Siapa yang melukai Stefan hingga berdarah? Ini ... aneh..”

“Angela, are you there?” Sebuah suara diiringi ketukan pintu terdengar di telinga Angela. Ya, dia adalah Mrs. Hera, wakil ketua yayasan baru menggantikan Nyonya Montana.

OMG! Mrs. Hera?! Habislah riwayatku! Bagaimana menceritakan tentang kerusakan jendela ini!

“Angela? Ada sesuatu yang ingin kami bicarakan. Kau ada di dalam, ‘kan?” tanya Mrs. Hera cemas, ketukannya makin keras.

“Tenang, Angela. Semua akan baik-baik saja. Ini bukan wanita gendut cerewet itu,” ucap Angela mengatur napas. Dia berdiri, berjalan menuju pintu dan membukanya separuh. Senyuman teramat lebar dan ceria dia tampilkan pada Mrs. Hera.

“Angela, oh .... Kukira terjadi sesuatu di dalam,” desah Mrs. Hera lega. Alisnya tertekuk begitu melihat pintu kamar yang hanya dibuka separuh oleh Angela. “Mengapa pintunya dibuka separuh, Angela? Tidak ada masalah, bukan, dengan kamarmu?”

“Tidak ada! Hahaha ... tentu saja! Tadi aku ... habis mandi makanya tidak mendengar panggilanmu. Aku juga hanya memakai handuk, Mrs. Hera,” bohongnya disertai rona merah malu.

“Ah, maaf kalau begitu. Aku cuma mau menyampaikan bahwa kau ditunggu di ruang Sir Rouge secepatnya. Ada yang ingin dia bicarakan padamu,” tutur Mrs. Hera.

“Baiklah. Terima kasih, Mrs. Hera. Aku akan datang dalam lima menit.”

“Senang mendengarnya. Permisi.”

Angela menutup pintu pelan sesudah Mrs. Hera pergi masuk ke lift. Jantungnya berdebar kencang, rasa takut menghantuinya. Tentang kaca jendela kamarnya yang pecah dan ... hal yang ingin dibicarakan oleh Sir Rogue. Namun, mau tak mau Angela harus bersiap untuk menemuinya.

Ketika dia berada di ruangan sang pemilik yayasan sekaligus kepala yayasan Hello Children, Angela disuruh duduk menghadapnya. Tatapan mata abu-abu pria itu tertuju dalam ke bola mata Angela. Bibir tipisnya melontarkan kata-kata berupa pengumuman yang sangat menusuk hatinya.

“Angela Morveena, besok, kau harus pindah ke tempat lain. Kamarmu dan kamar asrama lain akan dipakai oleh para calon babby sitter dan nanny.”

***

Suasana di dalam istana Luke kembali normal setelah sang calon Raja Diarkzars bangun. Tiga hari tanpa orang yang dicintai bagaikan seribu tahun dirajam api neraka. Sangat pedih dan sakit bagi Luke.

“Tuan, sebaiknya Anda menghabiskan sarapan Anda. Jika sudah dingin, makanannya tidak akan enak,” ujar Sebastian tersenyum lesu.

“Sebastian, duduk dan makanlah sarapanku. Karena sekarang, lidahku sudah mati rasa untuk mengecap rasa makanan,” suruh  Luke datar. Dia berlalu meninggalkan ruang makan menuju taman belakang istana. Tidak peduli pada ekspresi Sebastian yang terkesiap. Baru kali ini, sang tuan menyuruh dia makan makanannya di ruang makan. Dan ... itu bukanlah tipe tuannya.

Tepat di hamparan bunga mawar hitam, Luke berdiri tegak menatap lama bunga di hadapannya.

Angela. Mungkin memang benar ... bahwa kita tidak seharusnya bersatu. Aku hitam dan Kau putih. Aku seperti bunga mawar hitam dan Kau jasmine. Tapi ....

“Angela! Bagaimana caranya untuk melupakanmu!” teriak Luke seraya berlutut menatap langit kelam.

Di balik pilar taman gazebo, Sebastian menunduk sedih. Dia tidak tahan melihat tuannya patah hati seperti ini untuk kedua kali. Dia pun sungguh kesal dengan takdir yang seolah mempermainkan semua orang. Dia cukup tahu bagaimana rasanya mencintai dan kehilangan. Namun, inilah yang terbaik untuk mereka.

“Tuan ....” Sebastian menyentuh bahu Luke penuh rasa bersalah. “Hamba mengerti perasaan Anda. Ini adalah keputusan Nona Angela. Inilah takdir Anda yang harus diterima lapang dada.”

Luke kini menatap kosong tanah berumput di bawahnya. “Sebastian ..., seperti inikah rasanya kehilangan? Apakah ... aku bisa terus hidup tanpa Angela? Tapi kau benar, Sebastian. Terima kasih karena selalu ada di sampingku di saat suka maupun  duka.”

Di kejauhan, Emily tak tahan lagi melihat penderitaan sang putra yang bagai tak berjiwa. Dia tidak ingin putranya bersedih seperti ini. Jadi, otaknya berpikir keras agar dia bisa membantu hubungan rumit sang putra dengan Angela. Dia akan melakukan sesuatu agar putranya kembali tersenyum.

“Bersabarlah, Putraku. Ibumu akan membawa mate-mu pulang agar kalian bisa bersama lagi. Selamanya.”

***

Stefan sedang berjalan menaiki tangga yang terbuat dari awan untuk menuju ruang pertemuan rahasianya dengan Michelle. Setelah cukup lama berjalan, akhirnya dia sampai di tempat tersebut. Si Vampire-Witch mendapati sosok angel bermahkota emas putih bertahta berlian sedang duduk di singgasana mewah gemerlapnya.

Queen Michelle, maaf aku sedikit terlambat,” ucap Stefan, membungkuk satu kaki di hadapan Michelle memberi hormat.

“Bangunlah, Stefan! Ada kabar apa sehingga kau memintaku untuk bertemu? Apakah soal Angela?” tanya Michelle.

“Ya, Queen Michelle. Angela sekarang sudah tidak tinggal di Diarkzars. Dia sudah memutuskan hubungannya dengan Luke,” jawab Stefan.

Seringai tersungging di bibir Michelle. “Oh! Ini berita bagus, Stefan! Akhirnya, Angela tahu apa yang seharusnya dia putuskan.”

“Tapi--” Sefan menjeda perkataannya yang membuat Michelle penasaran.

“Apa, Stefan?”

“Tapi Angela sekarang telah diculik oleh seseorang yang berilmu tinggi! Aku sendiri tidak bisa melawannya! Aku pun tidak tahu makhluk apa yang menculiknya, Queen Michelle. Jadi, kumohon ... selamatkan dia dari makhluk itu!” pinta Stefan putus asa.

Michelle terdiam berpikir. Cukup lama, dia pun mengulas senyum lembut ke arah Stefan. "Jadi, ada seseorang di luar sana yang juga menginginkan Angela? Oh, kau Malaikat yang sungguh menarik, Angela. Baiklah! Aku akan membantumu, Stefan.”

“Terima kasih, Queen Michelle,” ucap Stefan, menyembunyikan senyuman licik dalam tundukan.

Kau pikir aku sebodoh itu untuk mempercayaimu, Stefan? Ah ... aku sangat tahu apa yang sudah kau coba lakukan pada Angela. Aku sangat tidak suka penghianat, tapi ada satu tugas yang harus kau sendiri yang menyelesaikannya. Lagipun, aku juga ingin tahu siapa yang sedang menjaga Angela sekarang.








*TBC*






Siapa yang penasaran dengan hubungan Sebastian dan Michelle?
VOTE AND COMMENT ya buat tahu kelanjutan ceritanya 😘
Terima kasih, Reader

Fall into Devil [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang