Episode 20

227 25 4
                                    

Picture by : Google
.
.
.
.
.

"Astaga... Pantesan telpon aku gak diangkat, bahkan direject, ternyata lagi begituan" ujar Jennette saat memasuki ruangan dengan Ijekiel.

Omelan Jennette itu membuat Athanasia sontak berdiri dan merapikan rambutnya.

"Eh, aku gak ngereject kok"

"Terus siapa yang ngereject?"

Athanasia tak menjawab dan hanya melirik ke Lucas yang pura pura tidur.

"Parah banget kalian. Aku sama Jennette aja belum pernah sampe situ, kalian berdua malah duluan padahal belum jadian"

"Betul tuh" sahut Jennette

"Emang ngapain?"

"Menurut kamu?" tanya Ijekiel

"Gak ngapa ngapain kok"

"Lebih tepatnya belum" tukas Evelin yang baru keluar dari toilet

"Kalau kalian gak dateng sekarang pasti udah kejadian tuh. Lucas nih, mau sakit juga tetep agresif. Kamu juga cepet banget tergodanya" sambung Evelin sambil menyikut Athanasia.

"Tergoda apaan dah. Udah ah, aku mau ke toilet juga" ujar Athanasia lalu berlari dan masuk ke toilet.

"Jennette" panggil Ijekiel

Yang dipanggil pun menoleh dan Ijekiel mendekat ke arah Jennette, membuat gadis itu terdiam kebingungan.

"Apa?"

"Kita juga yuk"

Ijekiel mengulurkan tangannya dan memegang tengkuk leher Jennette. Ia pun mendekatkan wajahnya ke wajah Jennette. Namun dengan sigap Jennette menutup mulut Ijekiel dan menghindar.

"Kamu jangan aneh aneh deh"

Ijekiel pun terdiam dan menatap Jennette dengan ekspresi melas.

"Ngapain masang ekspresi kayak gitu?" tukas Jennette dengan menatap gugup Ijekiel

Ekspresi Ijekiel membuat Jennette salah tingkah karena imut. Ijekiel pun semakin memperdalam ekspresinya karena Jennette yang salah tingkah pun imut. Wajah Jennette pun merona karena godaan Ijekiel saat itu.

"Ekhem. Permisi.... Kalau mau pacaran tolong jangan di depan saya ya mbak, mas" ujar Evelin

"Oh, iya"

Ijekiel pun menyerahkan bingkisan yang ia bawa lalu menarik Jennette keluar. Evelin hanya menatap kepergian dua bucin itu.

"Awas aja kalau ngebucin lagi di depan mataku. Aku doain besoknya kalian berantem dan gak baikan selama seminggu" gumam Evelin

Lucas yang mendengar Evelin bergumam seperti itu pun terdiam dan kembali memejamkan matanya untuk pura pura tidur
.
.
.
.
.

"Lucy..."

Diana mengelus pundak Luciana yang tengah menangis di taman belakang rumah sakit itu.

"Diana, kenapa harus Lucas? Aku gak bisa liat anakku kayak gini untuk yang kedua kali. Udah cukup aku pernah hampir kehilangan mereka, jangan lagi..."

Luciana teringat kenangan masa lalu yang mengerikan ketika ia bersama Evran dan kedua anaknya yang berusia 7 tahun, bermain di sebuah taman di lingkungan rumah mereka saat di Inggris dulu.

Si kembar Lucas dan Evelin yang asik bermain kejar kejaran sampai ke jalan raya. Mereka tak tahu jika ada sebuah truk pengantar paket yang mendekat ke arah mereka sehingga insiden itu terjadi.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang