[Petrichor; IV]

1.4K 242 63
                                    

Sasuke melempar tumpukan dokumen, laptop, hingga table sign bertuliskan Direktur yang biasanya selalu tertata rapih di atas meja kerja.

Sedari kemarin, pikiran Sasuke kalut dan amarahnya begitu memuncak.

Ponsel miliknya pun tak luput dari lampiasan emosi, dilempar membentur dinding hingga layarnya retak, lalu dibiarkan tergeletak begitu saja di atas lantai marmer, meski sedari tadi notifikasi pesan dan panggilan silih berganti masuk.

Rahang Sasuke mengeras, tangannya masih terkepal kuat.

Informan yang disewanya selama enam tahun silam tak becus bekerja, dan sepulang dari Rumah Sakit nanti Sasuke berjanji akan memberinya pelajaran.

'Tok! Tok!'

"Masuk!" Seru Sasuke sembari melonggarkan dasi, lalu menghembuskan nafas kasar.

Gadis bersurai merah muda dengan setelan jas dokter membuka knop pintu.

Dahi si gadis mengernyit ketika melangkah masuk ruangan milik calon suaminya yang terlihat begitu berantakan.

"Dari kemarin kamu keliatan kacau. Sebenarnya ada masalah apa?"

"Jangan terlalu ikut campur, Sakura."

Sakura, Internis sekaligus calon istri Sasuke hanya menghela nafas, terlampau biasa menghadapi ucapan ketus dan sikap dingin khas Sasuke.

Sakura berjongkok memunguti kertas dan dokumen yang berserakan.

"Tadi siang aku ketemu Kak Itachi di Patisserie Cafe."

Onyx tajam Sasuke melirik sekilas pada Sakura yang kini sedang memunguti kertas di dekat pantofel mahalnya.

"Kak Itachi beli choco almond truffle cake, ulang tahun Izuna masih minggu depan kan?"

Meski tak memberi respon apapun, namun batin Sasuke jadi ikut bertanya-tanya.

Untuk siapa Itachi sampai mau repot-repot membelikan cake di cafe?

• • •

"Obito mau kemana?" Tanya Konohamaru ketika melihat Obito sedang mengeluarkan sepeda dari dalam kamar kos.

"Obito mau ke taman!"

"Obito kan gak boleh main dulu sama Ibu!"

"Sebentar.."

"Kalau Obito bandel nanti Kak Konohamaru laporin ke Ibu nih? Biar Obito dititipin lagi sama Tante Hinata!" Gertak bocah berseragam putih biru tersebut, sambil menuding bangunan rumah minimalis di sebrang tempat kos.

"Jangan.. nanti Obito dijewer!" Rengek Obito sambil menghentak-hentakan kaki kesal.

"Makannya Obito nurut! Kan lutut Obito juga masih sakit.."

"Udah gak sakit!"

"Bohong!"

"Obito cuma mau main ke taman.."

"Gak! Kalau Obito ketauan main, nanti Kakak juga ikut kena marah sama Kakek!"

"Lima belas menit aja.."

"Emang Obito tau lima belas menit selama apa?"

"Selama Ibu kalau mandi." Sahut Obito dengan begitu polosnya.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang