[Petrichor; XI]

1K 193 27
                                    

⚠️ WARN ! :

Harap bijak dalam membaca dan berkomentar. Mohon maklum apabila ada kesalahan kondisi medis, dan sejatinya kodrat laki-laki bukanlah mengandung.
Karangan fiksi ini dibuat semata-mata hanya untuk hiburan.

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca, agar saya merasa bahwa cerita yang saya tulis dihargai dan dinikmati.    :)

Terimakasih, selamat membaca!

.
.
.
.
.
.
.

Naruto turun dari dalam mobil Itachi dengan tergesa-gesa, bahkan sebelum mesin dimatikan.

Entah feeling darimana, Naruto tergopoh menghampiri mobil ambulance yang baru saja berhenti di pelataran parkir klinik.

Bertepatan dengan itu, pintu belakang ambulance terbuka.

"OBITO!" Seru Naruto diantara tangis histerisnya saat melihat petugas mendorong brankar.

Hati Ibu mana yang tidak hancur melihat anaknya terbaring tak sadarkan diri dengan berlumuran darah?

"Tolong jangan menghalangi, kami perlu segera membawa pasien ke dalam untuk ditangani ahli medis." Ucap salah satu petugas yang menahan Naruto, saat Naruto ingin menghampiri putranya.

"RUJUK PASIEN KE IGD RUMAH SAKIT CABANG UCHIHA SEKARANG JUGA!" Bentak Itachi yang baru saja menyusul.

"Mohon maaf, Pak. Yang menelefon kami dari pihak kepolisian. Kami juga petugas dari klinik ini, bukan rumah sakit Uchiha.." Protes salah satu petugas.

"Jangan bertele-tele! Ini masalah nyawa!"

"Harap mengikuti prosedur, Pak."

Itachi berdecak kesal, lalu melemparkan kartu nama miliknya dari saku jas. "Saya jamin kartu nama itu asli! Disini juga sudah ada Ibu kandung pasien, masih mau memperpanjang urusan sampai saya jebloskan kalian semua ke penjara hah?!"

Melihat kemarahan Itachi, petugas pun akhirnya mendorong kembali brankar masuk dalam ambulance.

Tak ingin hal yang lebih buruk terjadi, Itachi menarik tangan Naruto ikut naik ke dalam ambulance, meninggalkan sedan mewahnya terparkir asal.

Itachi menyerobot kain yang digunakan petugas, lalu menyeka darah dari hidung
Obito.

"Ini pendarahan hidung karena cedera kepala. Kenapa gak dibaringkan miring?!"

"Pasien juga mengalami cedera tulang belakang karena posisi saat kecelakaan tertabrak dari belakang, Pak." Jelas petugas yang duduk di hadapan Itachi.

Itachi memeriksa tanda vital Obito dari mulai detak jantung serta laju pernapasan.

"Jarak rumah sakit cabang dekat, lima menit kita harus sampai." Titah Itachi mutlak pada supir ambulance.

Satu jam setelah terjadi kecelakaan adalah waktu-waktu penting untuk menyelamatkan nyawa.

• • •

Kini, Obito sudah berada di dalam IGD rumah sakit cabang Uchiha.

Naruto tak hentinya menangis. Perasaannya kalut, hingga rasanya Naruto seperti kehilangan separuh jiwanya.

Jika saja bisa, Naruto ingin menggantikan posisi Obito di dalam sana. Dan bahkan jika bisa, Naruto rela menukarkan nyawanya untuk Obito.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang