Nangis

2.2K 171 8
                                    

Mas Jeko Pov

"Ian bangun bangun Dek." sapa ku dengan lembut. Cupp, kucium cium lembut pipi dan hidung nya yang hampir tenggelam di selimut yang Ian gunakan. Pria manis yang kemarin memuaskan nya tertidur dengan damai dan lelap. "Ian sayang, Mengku, masa gamau bangun? Gamau indomi?" bujuk ku lagi. Ian ga kunjung bangun dan hanya menggangukan kepala nya saja.

"Ian masih ngantuk Mas." jawab Ian dengan suara imut serak khas bangun tidur.

"Ga kuliah?" tanyaku lagi.
Dan jawaban nya Ian hanya menggelengkan kepala nya. "Yasudah, mau makan apa? Mas mau beli bubur ayam nih." Lalu Ian menggelengkan kepala lagi.

"Yahh yasudahlah kubelikn bubur ayam juga, ntar juga dimakan." ujarku.

Lalu ku bergegas pergi meninggalkan apartmen dan berjalan kaki menuju tukang bubur yang tak jauh dari apartmenku. Yahh hitung hitung olahraga. Disana sudah ramai orang beli untuk sarapan, memang bubur ayam itu sangat enak makanya ramai pengunjung.
Setelah capek berdiri dan mengantri bubur ayam ini, langsung kukembali ke apartmen dan berharap Ian sudah bangun dari tidur nya dan langsung menghampiri ku dan memintaku untuk menyuapi bubur ayam ini.

Setelah sampai rumah, langsung ku taruh bubur ayam ini dan menuju kamar kita, membuka pintu dan melihat ada pria manis mungil yang sedang berada dikasur yang besar itu.
Lucu. Smirk ku nakal. Yaah gua kan selalu nakal, kapan sih gua ga nakalin Ian ku ini.

Hupla! Langsung ku tindih Ian dengan sekali hentakan dan dia kaget dan meringis sebentar, lalu dia ngamuk dan teriak teriak gajelas.

"Mas Ih!!!!!! Ian ngantuk, kemaren Adek kan udh dihajar sama Mas! Kok gaboleh tidur, aku mau libur ! Bego!"

"Ih makan dulu dong, emang masih sakit, bisa kan duduk aja mah?" tanyaku kesal lantaran Ian ngeyel dan tidak mau bangun dari tidurnya.

"Mas kan gatau yang Ian rasain!" Ian teriak lagi. Dia langsung beranjak bangun dan langsung pergi ke kamar mandi dan mengunci pintu nya. Lalu terdengar suara menangis. Aku menyesal bilang kaya gitu, aku tau memang sakit tapi kan bilang aja ga susah kan? Benak ku bertanya.

"Ian kok ngambek sih? Kan Mas cuma nawarin makanan. Kalo sakit yaudah sini mas obatin!" seru ku kesal.
Amarahku memuncak karena memang hari ini belum sarapan dan aku hanya ingin Ian sarapan bersamaku. Terdengar suara tangisan Ian semakin keras.

"Apa sih! Gaada effort effort nya, minta maaf kek, bujuk kek, malah ikutan marah juga, temperamental banget sih!" Ian lagi lagi menangis. Ku tetap sabar tapi dia malah nyalahin aku, tadi malem dia udh ku tanyakan tapi jawaban nya tidak ada juga. Mau dia apasih?

"IAN!" BRAK!
"BUKA PINTU NYA, SEBELUM MAS DOBRAK HABIS LU!" pertama kali untuk ku berbuat kasar pada Ian. Ian keras kepala dia tidak mau mengalah. "Mau lu apaan anjing!?" Aku sudah tidak bisa sabar lagi. Lalu ku mencoba dobrak pintu nya tapi tak berhasil. Lalu amarahku meredam. Dan menuju dapur, hari ini aku sangat lapar tak akan ada guna nya marah marah begitu. Tak terdengar lagi Ian menangis disana.

Aku menuju dapur dan memakan sarapan yang tadi ku beli. Peduli setan dia mau makan atau tidak. Setelah makanku selesai ku bersiap siap untuk pergi kerja hari ini jadwal sangat padat, biasanya aku dan Ian selalu bersiap siap bareng dan pergi bareng. Karena kondisinya tidak memungkinkan terpaksa sudah.

"Gua pergi dah!" setelah siap, langsung ku pamit tanpa peduli Ian akan mendengarkan atau tidak. Ku sudah muak dengan sikap nya. Ku menuju lift dan turun menuju basemen untuk mengambil mobil di parkiran. Tanpa basa basi lagi kunyalakan mobil dan mobil melaju pelan hingga keluar gedung kutancapkan gas dan mobil melaju lebih cepat.

Sesampai dikantor aku memarkirkan mobil yang sudah dikhususkan untukku.
Beberapa orang menyapaku dengan ramah termasuk pak satpam yang sedang berjaga disana.
Lalu karyawan lain menyapa ku lagi, tanpa pikir panjang ku langsung menyapa balik mereka. Setelah sampai di ruangan kerjaku, langsung ku lepas tas yang isi laptop dan mengeluarkan nya dan menatap rapih dan bersiul pelan, hemm.

Sepertinya hari ini aku akan memulai hari ku dengan sehat.

"Apaan kamu! Ini gak begini nih! Poin poin nya salah ini, ini terus kenapa ga rubah dengan yang ini diganti dengan ini!!!" ku berteriak saat bawahan ku membawakan berkas berkas yang harus ia laporkan kepadaku.

Dia tertunduk menyesal, aku paham betul dia tidak menyesal dia hanya bodoh dan memilih merasa menyesal.

"Ganti! Dan perbaiki otak kau!" langsung kusuruh ia keluar dari ruangan ku, dia langsung buru buru menunduk sopan dan keluar dari ruangan ku. Sialan! Aku bela belain ga makan siang untuk mengecek semua benar apa tidak, anak baru ini hanya bisa scroll tiq tod dan makan saja!

Hahh sialan, kapan ku bisa hidup sehat kalau begini terus kerja nya! Batinku kesal. Aku benar benar kesal hari ini kacau! Aih maklum ini hari senin.
Memang senin kek makanan babi, TAI!

Langsung ku beranjak dari ruangan ku. Dan berjalan menuju tempat rekan kerjaku yang sedang asik menelfon pacarnya, dia sedang istirahat di kantin, dan segera ku menghampiri nya.

"Devan." sapa ku santai.

"Apaan, gua lagi vc nih diem dulu lu." ujar dia langsung melengos saja dan asik bermesraan di depanku. Bah! Setiap hati ketemu kenapa harus vc tiap ada kesempatan sih? Kan waktunya bisa dipakai buat scroll twettwer.

"BAH, gajadi gua dah ga srek!" aku membalikan badan dan kembali ke ruangan ku.

Vote vote vote vote beb😡👺

Pasusu Gaje (Pasangan suami- suami gajebo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang