Star

222 20 4
                                    

Neoege modeun geol matgin chae
Unmyeonge neol yaksokae
Uri jeo byeol ane dochakal ttae
Neoreul chajanaelge
Oraen gidarimui kkeute
Heorakdoen i uju ane
Geuttae dasi uyeoncheoreom
Neoui gyeote isseulge

Urin gateun siganeul hyanghae
.
.
.

Aku rela meninggalkan segalanya untuk dirimu
Aku akan berjanji padamu untuk takdir ini
Saat kita mencapai bintang
Aku pasti akan menemukanmu
Setelah lama menunggu
Di alam semesta ini jika Tuhan mengizinkan
Saat itu seperti sebuah takdir, aku akan berada di sisimu lagi
Seperti kebetulan, kita menuju ke waktu yang sama
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pertama Winter masuk kuliah setelah tiga hari menjalani ospek yang melelahkan namun menyenangkan. Ia bersyukur ospek di kampusnya tidak ada yang namanya perpeloncoan.

Ospek hari pertama diisi dengan sambutan-sambutan dan pengenalan UKM. Hari kedua diisi dengan pengenalan kampus dan permainan yang sangat seru. Hari ketiga adalah hari yang paling ditunggu-tunggu para mahasiswa baru, yaitu inagurasi.

Pada hari inagurasi, tepat di lapangan didirikan panggung yang besar, berbagai macam lampu dan speaker, kamera terpasang di setiap sudut, dan barikade. Namun bukan itu semua yang membuat para mahasiswa baru bersemangat, melainkan bintang tamu yang diundang. Pada tahun ini, pihak kampus mengundang salah satu grup band yang cukup besar dan memiliki banyak sekali penggemar, yaitu Day6.

Winter masih teringat keseruan ketika grup band favoritnya itu tampil di atas panggung dan dimeriahkan dengan kembang api yang menghiasi langit malam. Sungguh ospek yang tidak akan pernah dirinya lupakan.

Kini Winter berjalan menuju perpustakaan. Sebenarnya ia sudah mengajak Karina, tetapi sahabatnya itu masih ada kelas dan akan menyusul ketika sudah selesai.

Setelah sampai di perpustakaan yang cukup besar itu, Winter mulai memasuki lorong-lorong rak buku dan memilih buku yang ingin ia baca. Ia tertarik pada sebuah buku bergambar galaksi. Ia selalu penasaran dengan alam semesta. Karena penasaran, akhirnya ia mengambil buku itu dan berjalan menuju salah satu meja.

Lembar demi lembar ia baca, terlalu fokus sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa Karina sudah duduk di sebelahnya. Dengan sebuah tepukan di pundak, akhirnya ia tersadar dari pikirannya yang sudah terbang jauh menyusuri luar angkasa.

"Baca apaan sih? Kayaknya bagus banget sampek gak sadar gue dateng," ucap Karina.

"Sorry, gue terlalu fokus baca. Cepet banget perasaan kelasnya."

"Iya, soalnya tadi cuma disuruh perkenalan sama penjelasan kontrak kuliah aja sih. Belum mulai materi," jelas Karina sambil mengeluarkan ponselnya.

Winter hanya mengangguk. Hari ini dirinya ada kelas pukul dua siang, mungkin juga akan sama seperti kelas Karina, belum ada materi.

"Eh, lo tahu gak kalo Jaemin ngampus di sini juga?" tanya Winter.

Karina membesarkan mata. "Jaemin?!"

"Sstt... jangan kenceng-kenceng, ini perpus."

"Lo tahu dari mana?" tanya Karina dengan suara setengah berbisik.

Winter menjelaskan bahwa ia diberitahu oleh Jeno. "Tapi dia beda jurusan kok sama kita."

"Emang dia jurusan apa?" Karina bertanya lagi.

"Teknik mesin," jawab Winter.

Karina merasa lega karena letak fakultas teknik lumayan jauh dari fakultasnya dan fakultas Winter. Pasti peluang bertemu juga semakin kecil. Ia malas sekali jika bertemu dengan pemuda yang terlalu percaya diri itu.

"Jadi lo ngajak gue ke sini cuma mau bahas si playboy itu?"

"Gak juga sih. Gue gabut aja nunggu kelas nanti. Makannya gue ngajak lo ke sini soalnya suasananya tenang," jawab Winter santai.

"Daripada ke sini mendingan lo ngajak gue ke ayam geprek sebelah gedung fakultas lo." Kebetulan Karina belum sarapan dan ia ingin sekali mencoba ayam geprek yang paling terkenal enak di kampus.

"Tapi gue udah makan," keluh Winter.

"Yaudah lo temenin gue makan aja."

"Oke deh, tapi gue mau minjem buku ini dulu."

"Kalo gitu gue tunggu di depan ya."

Karina beranjak dari kursinya dan berjalan keluar perpustakaan. Sedangkan Winter meminjam buku yang belum selesai dibacanya itu.

Peraturan meminjam buku di perpustakaan kampus adalah dengan menunjukkan kartu mahasiswa. Untung saja Winter membawa kartu mahasiswanya. Ia memberikan kartu itu kepada pustakawan kampus untuk dicatat. Setelah tercatat, kartu itu ia ambil kembali dan ia bisa membawa buku pinjamannya. Sebelum ia sempat melangkah keluar, ia ditahan oleh pemuda yang mengantre di belakangnya.

"Sorry gue gak sengaja liat kartu mahasiswa lo. Nama lo Kim Winter?" tanya pemuda itu.

"Iya, kenapa ya?" tanya Winter.

"Lo masih inget gue? Gue Cya, temen kecil lo dulu."

"Cya?"

Seketika mata Winter membesar. Ia melihat wajah pemuda itu tanpa berkedip. Cya? Tentu saja ia masih ingat! Anak kecil yang suka menggodanya sekaligus menggemaskan itu. Cya, Lee Gi Wook!


🌸🌸🌸🌸

Halo semua^^
Wah Cya muncul nih><
Gimana sama bab ini? Apa kalian suka?
Kalo kalian suka jangan lupa vote, komen sebanyak-banyaknya, dan share ke temen-temen kalian ya^^
Terima kasih🙏

Btw aku ada sing cover lagu Star, kalo kalian mau liat bisa cek di youtube tobangadudu^^

LUCID DREAM 2: UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang