Endless Night

110 15 28
                                    

Di depan gedung rektorat itu ramai. Sebuah panggung berukuran besar berdiri di depan gedung biru. Banyak stand makanan dan minuman berjejer di tepi kanan dan kiri. Dekorasi-dekorasi menghiasi halaman kampus agar semakin meriah. Sudah pukul tiga sore dan acara yang ditunggu-tunggu seluruh warga Universitas Regulus segera di mulai. Semua mahasiswa dan dosen serta karyawan sudah berkumpul di halaman kampus yang luas itu. Dua orang MC berjalan naik ke atas panggung dan menghidupkan microphone mereka.

"Selamat sore mahasiswa Universitas Regulus!" teriak salah seorang MC perempuan dengan semangat.

"Mana suaranya Universitas Regulus!!!" lanjut MC laki-laki mencoba membangkitkan semangat seluruh mahasiswa.

Acara yang baru dimulai terasa sangat meriah karena semua orang masih bersemangat untuk mengikuti acara. Termasuk juga panitia dari BEM dan pengisi acara dari UKM-UKM yang bersiap di belakang panggung.

Winter dan Karina tengah bersiap untuk tampil paduan suara. Mereka memakai seragam paduan suara berwarna merah. Mereka tampak sangat cantik dan anggun memakainya. Rok span panjang dengan aksen berwarna emas di samping kanan membuat mereka semakin elegan.

Penampil pertama sudah dipanggil oleh MC. UKM paduan suara mendapat urutan tampil nomor tiga. Winter harus segera menyelesaikan riasan wajahnya. Ia sudah menggunakan foundation dan bedak. Alis, eyeshadow, eyeliner, dan blush on juga sudah ia pakai. Ia tinggal menggunakan lipstick dan menyemprotkan setting spray.

Karina juga sudah selesai merapikan rambutnya. Kini ia melakukan pemanasan dan sedikit melatih vokalnya agar ketika tampil ia bisa bernyanyi dengan lancar dan bagus.

Penampil kedua sudah dipanggil, yaitu dari UKM tari. Setiap penampil diberi waktu maksimal empat menit dan ketika penampil sebelumnya sedang tampil, panitia akan memanggil penampil setelahnya untuk stand by di sebelah panggung.

"Untuk paduan suara harap menuju ke sebelah panggung sekarang. Terima kasih." Seorang panitia memberitahu UKM paduan suara untuk menuju ke sebelah panggung karena mereka akan tampil.

"Gue gerogi nih, Rin," ucap Winter sambil memegang tangan Karina.

"Sama," jawab Karina.

Ketua paduan suara sudah mengajak semua anggotanya untuk menuju ke sebelah panggung. Winter, Karina, dan semua anggota yang tampil sudah siap dan berjalan bersama-sama.

Penampilan dari UKM tari sudah selesai dan MC kembali mengambil alih. Dengan sedikit basa-basi dan memuji penampilan tari yang luar biasa, itu membuat Winter semakin gugup. Ia berulang kali menenangkan dirinya dan mengatur napasnya. Tangannya mulai dingin dan keringat mulai muncul di pelipisnya meski sedikit.

"Selanjutnya kita akan melihat penampilan dari UKM paduan suara! Untuk sedikit informasi nih bagi yang belum tahu. UKM paduan suara ini pernah memenangkan juara dua lomba paduan suara di tingkat nasional tahun kemarin. Wah sungguh prestasi yang patut dibanggakan," ucap MC laki-laki.

"Coba beri tepuk tangannya untuk UKM paduan suara!!!" teriak MC perempuan dan diikuti oleh suara tepuk tangan penonton yang meriah.

"Tanpa berlama-lama lagi, mari kita panggil UKM paduan suara!!!"

Tepuk tangan dan sorakan yang sangat meriah menggema di seluruh penjuru kampus. MC sudah turun dari panggung dan anggota paduan suara naik ke atas panggung satu per satu dengan rapi.

Salah satu anggota memberi aba-aba dan mereka pun mulai bernyanyi. Seketika tidak ada suara dari penonton, mereka semua mendengarkan penampilan dengan tenang.

Winter mencoba fokus bernyanyi meski jantungnya berdegup sangat kencang. Untung saja ia berdiri di barisan tengah dan tidak begitu terlihat. Lagu pertama selesai dinyanyikan. Masih ada satu lagu lagi. Ia sudah bisa tersenyum meski kecil.

LUCID DREAM 2: UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang