Cosmos

254 23 2
                                    

Nega bogo issneun jageun jeomeun

Suman nyeon jeone neoege bonaen naui

Bicci baraen chaero jugeoganeun

Modeun bimireul dameun sinhoya
.
.
.

Titik kecil yang kau lihat

Aku mengirim kepadamu puluhan ribu tahun yang lalu

Mati kehabisan cahaya

Ini adalah sinyal dengan semua rahasia
.
.
.
.

Jeno berjalan menaiki tangga untuk menuju ke lantai tiga di gedung Fakultas Ilmu Komputer, tempat di mana ia berkuliah. Setelah sampai di lantai yang ia tuju, ia melihat nomor kelasnya. Ternyata kelasnya berada tepat di depan tangga. Segera saja ia membuka pintu kelas. Ini kelas pertamanya dan ia begitu bersemangat.

Setelah memasuki kelas, matanya melihat sosok yang tidak asing duduk di kursi paling belakang. Itu Haechan! Segera saja ia duduk di sebelah teman sekolahnya itu.

"Lo di sini juga?" tanya Jeno dengan wajah berseri-seri karena menemukan teman sekolahnya.

"Iya. Wah gak nyangka kita satu jurusan, sekelas pula." Haechan tampak senang.

"Kenapa lo gak ngasih tahu gue kalo masuk TI juga? Gue kira lo mau ke jurusan seni."

Jeno memang memasuki jurusan Teknik Informatika di Universitas Cosmos. Ia tidak menyangka bahwa Haechan tertarik pada jurusan ini. Padahal ia kira pemuda itu akan mendaftar di universitas yang mendukung jurusan seni karena Haechan memiliki suara yang bagus.

"Gue juga gak tau kalo lo juga masuk sini. Tapi kenapa kita gak ketemu pas daftar ulang?"

Benar apa yang dikatakan Haechan. Mengapa mereka tidak bertemu ketika pendaftaran ulang? Mungkin mereka datang di waktu yang berbeda.

"Emang lo dateng jam berapa?" tanya Jeno.

"Gue dateng jam dua kayaknya, gue juga lupa," jawab Haechan.

Jeno mengangguk tipis. "Pantes gak ketemu, gue jam segitu udah balik. Oh iya, si Renjun masuk mana?"

"Dia di luar kota, di univ mana ya gue lupa." Haechan berusaha mengingat di mana kawannya itu mendaftar kuliah.

Beberapa detik kemudian ia ingat. "Ah iya, di Andromeda katanya."

Universitas Andromeda. Di sana memang ada jurusan seni musik. Jeno paham mengapa Renjun masuk ke universitas itu, universitas yang menyediakan peluang besar bagi para pegiat seni untuk bisa mendalami hobi dan bakat mereka.

"Andromeda? Berarti sama sahabatnya Winter dong," celetuk Jeno.

"Siapa? Karina?" tanya Haechan.

"Bukan. Satunya Ningning siapa?" Jeno berusaha mengingat karena ia sedikit lupa nama sahabat kekasihnya itu.

"Giselle?" tanya Haechan.

"Nah itu." Akhirnya Jeno bisa bernapas lega karena kawannya itu memberitahu.

"Eh ngomong-ngomong soal Winter, dia masuk sini juga?"

Haechan berusaha mengangkat topik soal Winter agar obrolan mereka terasa lebih asik. Kebetulan dosen yang mengisi juga belum datang. Waktu yang pas untuk mengulik asmara temannya itu.

"Gak, dia di Regulus." Raut wajah Jeno tampak sedikit murung.

Haechan mengerutkan dahi. "Kenapa? Kirain dia ngikut lo ke sini, kalian kan pacaran."

"Kan kita masih pacaran, gue gak bisa maksa dia masuk sini juga. Terserah dia mau masuk mana, gue gak berhak nentuin masa depannya," jelas Jeno.

Haechan tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak Jeno pelan. Ia tidak menyangka bahwa kawannya itu bisa berbicara bijak. Ia kira Jeno hanya pandai bermain basket saja.

"Waduh bijak banget lo, Bre. Salut gue. Tapi tenang aja, sekarang mungkin kalian gak satu kampus, tapi kalo udah sah kan bakal satu rumah." Haechan menatap Jeno dengan tatapan jail.

"Doan aja." Jeno sedikit menyunggingkan senyum.

Beberapa saat kemudian dosen yang mengampu mata kuliah pun memasuki kelas. Jeno dan Haechan menghentikan obrolan mereka untuk mengikuti pelajaran.



🌸🌸🌸🌸

Halo semua^^
Gimana sama bab 2 ini?
Kalo kalian suka jangan lupa vote, komen sebanyak-banyaknya, dan share ke temen-temen kalian ya^^
Terima kasih🙏

Tanggal 4 Januari 2022 ini MV Onewe terbaru udah rilis loh, ayo langsung cek ke youtube😃
Judulnya Universe. Nama albumnya Planet Nine: Voyager🪐

LUCID DREAM 2: UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang