12. Anger And Awakening

468 63 26
                                    

Daniel menunggu di depan toilet wanita sedari tadi. Banyak pasang mata yang kini menatapnya seolah dia adalah laki-laki mesum.

Daniel tak pernah menyangka akan melakukan ini hanya untuk seorang gadis, lebih tepatnya nyonya kecilnya yang manis.

Saat ini adalah jam olahraga, dan Daniel sudah menunggu Cherry mengganti seragamnya selama lima belas menit.

"Cherry! Kalo lima menit kedepan lo masih gak keluar, gue masuk nih!" seru Daniel kesal.

"Boleh banget!"

"Jangan pasrah gitu dong!" ucap Daniel sembari berdecak, tak habis pikir dengan gadis itu.

Cherry membuka sedikit pintu toiletnya, pipi gembulnya terapit saat Cherry berusaha menampakkan sedikit wajahnya di balik pintu.

"Daniel, sini!"

Dengan malas Daniel perlahan berjalan mendekati Cherry. "Jangan berani-berani narik gue masuk tuh kamar mandi!" tegas Daniel sebelum jarak semakin menyempit.

"Saran bagus, akan gue pertimbangin."

Daniel spontan mengehentikan langkahnya. Melirik kanan kiri, was-was ada yang mendengar ocehan ngawur Cherry.

"Sini, bantuin gue bentar! Masukin!"

"Ha? Masukin apa? Depan? Belakang? Eh!"

"Ih, jangan bercanda! Buruan sini masukin!"

"Gak mau! Kalo aja lo lupa, gue masih cowok!" Daniel melangkah mundur perlahan.

"Daniel buruan!"

"Gak mau!"

"Kenapa, sih?!"

"Gak mau!"

Cherry menutup pintu toiletnya dengan keras sambil menghentak-hentakkan kakinya. Tak lama kemudian keluar dengan tangan yang dipenuhi seragam.

"Bajunya gak mau masuk di tas ..., tolong masukin," lirih Cherry sambil menatap Daniel memelas.

Daniel berjalan mendekat, tanggannya berkeringat dingin mengingat betapa bodohnya dirinya beberapa saat yang lalu. Padahal Cherry hanya meninta pertolongan kecil.

Daniel mengambil seragam sialan itu, kemudian menyampirkan di pundaknya. Dengan lembut Daniel menautkan jemarinya di jari mungil Cherry, dan mengajaknnya bergegas menuju lapangan olahraga.

Terjadi keheningan selama beberapa saat. Cherry menjadi diam karena kesal, sedangkan Daniel sibuk merutuki perbuatan bodohnya.

Daniel memutuskan untuk berhenti, beralih menatap Cherry. "Lo gak boleh gitu! Jangan pernah nawarin cowok masuk saat lo ganti baju!"

Cherry menatap Daniel cengo.

"Gak semua cowok sebaik gua! J-jadi jangan gitu lagi!" Di tengah kalimat, Daniel tergagap.

"Kalo sama Daniel, boleh?"

"Gak boleh! Bisa-bisa gue nanti dianggap ekploitasi anak di bawah umur."

"Tapi Cherry udah tujuh belas tahun!"

"Gak boleh!" Daniel berkata seperti ini untuk kebaikan Cherry. Tapi kenapa gadis itu lebih menginginkan dilecehkan olehnya, tak habis pikir dengan cara kerja otak Cherry.

"Ya udah, kita nikah aja!"

"Ndasmu!"

***

Pelatih menginstruksikan untuk meregangkan kepala menghadap ke kanan. Namun Daniel memilih untuk menghadap ke kiri, menatap Cherry.

Big BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang