Cherry menatap lurus seorang guru laki-laki yang menjelaskan materi biologi.
Jangan berharap guru itu memiliki wajah rupawan seperti di drama negara sebelah, hal yang seperti itu hanya terjadi di dunia khayalan saja. Tidak nyata.
Bisa dibilang guru itu jelek, sangat jelek.
Dengan perutnya yang buncit, kaca mata bulat, dan kulitnya yang gelap serta tinggi badannya yang kurang.
Membuat Cherry kian bertambah malas mengikuti pelajaran di kelas.
"Ada yang tau definisi kentut itu apa?"
Suara guru itu menggema di ruang kelas. Materi kali ini membuat Cherry sedikit tertarik untuk menyimak.
Cherry melirik teman sebangkunya yang mengangkat tangan dengan tinggi.
"Kentut adalah hembusan semilir aroma nista yang dikeluarkan oleh hasrat kuat yang melilit, serta gas yang sanggup memusnahkan mulut-mulut tidak bertanggung jawab dari netizen."
Ruang kelas dipenuhi gelak tawa menggelegar setelah teman sebangku Cherry dengan gamblangnya mengatakan definisi kentut versinya.
Cherry merasa termotivasi untuk menjawab, alhasil Cherry menegakkan bahunya serta mengacungkan tangan dengan tinggi.
Sesaat guru lelaki yang sedang menggelengkan kepalanya melirik Cherry yang naik keatas meja sambil mengacungkan jari.
"Silahkan menjawab, Cherry ... tapi bilangnya sambil duduk aja, gak perlu sampai naik meja sambil lompat-lompat gitu!" Dengan sedikit lantang guru itu menegur Cherry.
"Menurut saya, kentut adalah gas yang imbas fitnahnya bisa tertuju pada orang lain."
"Cakep!"
Dengan bersamaan seluruh penghuni kelas memeluk Cherry dengan bangga, dan beberapa ber high-five ria.
Guru yang mengajar dikelas K3 secara sepontan membenturkan kepalanya ke dinding dengan pelan.
"Mau jadi apa kelas ini ... semua muridnya gak ada yang bener," lirih guru laki-laki itu.
"Kentut disebut juga flatulensi yang artinya proses keluarnya gas melalui anus atau dubur akibat akumulasi gas di dalam perut, terutama dari usus besar atau kolon."
Ruang kelas tiba-tiba menjadi hening. Semua pandangan menatap ke arah pintu, arah sumber suara itu berasal.
Gadis yang menjadi ikonik sekolah Preba berdiri dengan wajah angkuhnya, ditemani tiga laki-laki tampan dan mapan yang berdiri di sampingnya.
Cherry menatap datar gadis dari kasta konglomerat itu yang terus menyunggingakan senyum walaupun sudah beranjak pergi dari depan kelas kelas Cherry. Mereka adalah Aquila dan antek-anteknya.
"Dasar sekumpulan monyet tukang cari muka! Apa gak cukup punya satu muka aja?!" Cherry menyerapah dalam hati.
Plok
Plok
Plok
Guru laki-laki di kelas Cherry mengadukan tangannya hingga menimbulkan suara yang cukup riuh di keheningan ini.
"Untung saja masih ada siswa yang waras di sekolah ini, saya sangat bangga punya murid seperti kamu!" ucap guru itu sambil sedikit menaikkan suara menyindir.
Cherry yang jengah dengan sindiran gurunya memilih menenggelamkan wajahnya ke lipatan tangan yang di tumpuk di meja.
Secara serentak semua siswa ikut menenggelamkan wajahnya di meja masing-masing.
Guru itu menghembuskan nafas berat melihat tingkah para muridnya.
"Andai uang bukan patokan di sekolah ini, sudah menggembel mereka di jalanan!" Guru laki-laki itu menggumam sambil sesekali berdecak jengah.
***
"Gue selalu mikir, kenapa papa itu cowok? Dan mama itu cewek?" Cherry mengerjap-ngerjapkan matanya sambil meluruskan tangannya ke atas.
Cherry sedang mengganti seragam pada jam pertama menjadi seragam olahraga. Lebih tepatnya pembantu perempuan Cherry yang mengganti seragam Cherry saat ini.
"Kenapa gak ada gender cewok? Padahal kan ada cewek sama cewok. Apa cewok itu banci? Tapi kalo banci itu cewok, kenapa gak disebut cewok aja? Kenapa disebut banci? Kenapa ya, Teh?"
Kali ini Cherry mengangkat kakinya, supaya pembantunya dengan mudah melepas sepatu yang dipakainya di jam pertama.
"Teteh gak tau, Neng," ujar seseorang yang dengan sabar mendengar celotehan ngawur Cherry.
Pembantunya lebih memilih menjawab 'tidak tau' daripada salah menjawab dan berujung majikannya menangis meraung-raung.
Cherry mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pelan. "Oh iya, mamang kan gak sekolah. Jadi mamang gak tau, kan mamang ogeb!"
Orang yang Cherry sebut mamang hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Sudah terlalu biasa majikan mudanya itu dengan polosnya mencela. Walaupun kepolosan Cherry terkadang menyakiti orang lain.
Cherry bersiap menaiki gerobak kecil yang biasa digunakan para pembantunya untuk membawa Cherry jalan jalan.
Sejak kecil Cherry mengidap Syndrome Fatigue yang lumayan kronis. Kondisi dimana Cherry benar-benar mudah kelelahan walaupun hanya melakukan aktivitas kecil di kesehariannya.
Penyakit yang menyusahkan.
Cherry berdiri di pojok gerobak mini itu, dan dengan bangganya Cherry melambaikan tangan ke semua orang yang menatap Cherry. Lebih tepatnya orang orang yang menertawakan Cherry sambil sesekali memandang aneh.
"Gue tuh emang cantik yah ... segitunya mereka nyambut gue sambil ketawa-ketiwi."
Sesekali Cherry memijat lututnya yang mulai keram karena berdiri sekitar tiga menit lamanya.
"Cherry, turun! Kamu juga harus ikut olahraga!" Guru olahraga Cherry berseru ditengah teriknya matahari.
Cherry mengacungkan jempolnya dengan tinggi, kemudian berlari ke arah guru itu memanggil.
Hosh
Hosh
Hosh
Baru lima langkah, tetapi Cherry sudah tersenggal senggal karena lelah. Dan pada akhirnya, Cherry kembali duduk ke grobak yang dibawa mamang yang selalu siaga bak ambulan.
Gerobak itu didorong ke pinggir lapangan yang ada tenda kecilnya.
Dengan molek Cherry menuruni gerobak itu, kemudian duduk di dalam tenda yang sudah disediakan kipas angin jumbo untuk menyegarkan tubuh Cherry.
"Olahraga kamu kali ini adalah mengepang rambut. Kamu harus mengepang rambut dari manekin yang sudah disediakan." Guru olahraga Cherry meberitahu.
Cherry yang mendengarnya mengangguk antusias, sambil menyunggingakan senyum kemenangan.
"Buat dua puluh kepangan pada rambut manekin itu!"
Cherry menatap ke depan dengan pandangan kosong, kemudian dengan lantang menyerukan, "Tidaaaaaaak!"
Cherry menangis sesenggukan tanpa menyentuh tugas yang diberikan guru olahraga itu.
Hanya menangis saja sudah seperti olahraga untuk Cherry. Benar-benar melelahkan.
**
Yeahh, finally ...
Lama yah? Masa sih?
Tau ah!
Klik 🌟 untuk mendukung cerita saya, jangan lupa juga klik 💬 untuk membuat semangat saya membara, yang banyak yaaaah ... #lebay
*meniru cara meminta dukungan di tipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Babysitter
Romance[Cerita akan diupdate random, follow akun ini supaya dapat notifikasi updatenya ❤️] *** Apa yang terjadi jika maniak cogan bertemu dengan cogan sesungguhnya? Cherrylin Hayley. Gadis yang mengindap Syndrome Fatigue sejak lahir. Kondisi yang membuat C...