19. I'm Sorry, Don't Leave Me

346 34 1
                                    

Terkadang egois itu diperbolehkan
TERUTAMA
untuk mempertahankan alasan kita tetap bertahan hidup

.
.

"Cherry mau lanjutin ceritanya gak?" tawar Rendy seraya merangkul pundak Cherry.

Cherry memutar bolanya matanya malas, ia membuang lengan Rendy dari atas bahunya. Namun tidak ada gunanya, karena Rendy akan kembali melingkarkan lengannya pada bahu Cherry.

"Lo ngapain sih nempel gue mulu?!"

"Lagi jatuh cinta."

Cherry mendengus sebal, sesungguhnya Cherry sadar sepenuhnya jika Rendy memiliki rasa untuk dirinya. Tapi, Rendy masih terasa begitu misterius bagi dirinya.

"Sekedar mengingatkan, gue jomblo nih. Yakin lo gak mau sama gue?"

"Kalo gue jawab gak mau ntar lo makin berambisi deket sama gue. Kalo gue jawab mau, ah tapi itu gak mungkin sih. Lagian kenapa lo masih jomblo?"

Rendy tersenyum kecut, ia merasa sedikit tolol karena mengejar seseorang yang bahkan berlagak buta atas cintanya.

"Karena gue jelek kayaknya," jawab Rendy asal sambil memanyunkan bibirnya, tidak malu dengan tubuhnya yang berotot.

"Lo enak masih punya alasan buat jomblo, lah gue?"

"Dih cakep lo?"

Rendy tergelak tawa setelah melihat ekspresi Cherry yang seolah tidak percaya dengan perkataan Rendy.

"Menurut lo?!"

"Cantik dong, cantik banget malah. Makanya gue jatuh cinta sama lo," ucap Rendy sembari tersenyum manis.

Sejenak Cherry terpaku, ia baru sadar jika Rendy sangatlah tampan. Alis hitam tebal, hidung yang mancung, rahang yang tegas, dan yang terpenting six pack. Tipe Cherry banget gak tuh.

"Cantik doang, gak jadi pacar gue. Rugi!"

"Dih najis! Sono buruan pergi, bentar lagi Daniel mau dateng!"

Rendy menarik napas panjang, ia berusaha menekan emosinya. "Ya gimana gue gak emosi, gue dikatain najis?! Tapi gak pa pa, sabar, kan demi ayang," batin Rendy untuk dirinya sendiri.

"Cherry jangan jahat gitu dong, sakit tau dengernya," ucap Rendy memelas.

Cherry sedikit tidak enak melihat Rendy yang sepertinya tersinggung dengan ucapannya. Ia memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Rendy, kemudian mengusap rambut lelaki itu dengan lembut. "Maaf ya, Cherry cuma bercanda," lirih Cherry.

Rendy terkejut bukan main dengan tindakan kecil Cherry padanya, sungguh hatinya bahagia bukan main. Rendy tersenyum lembut menanggapi Cherry.

Rendy tau jika Cherry merasa tidak nyaman setiap dirinya berusaha menjauhkan gadis itu dari Daniel, tapi menurutnya ini semua demi kebaikan Cherry.

Selain itu, ini semua demi kisah cintanya. Demi Cherry dan dirinya juga. Demi penantiannya, demi rasa di hatinya, dan demi pengorbanannya selama ini. Setelah semua rasa sakit yang ditahannya, tak apa kan menjadi egois?

Rendy menarik paksa tangan Cherry, sehingga tidak ada pilihan lain bagi Cherry selain mengikuti Rendy.

"Ikut gue!"

Rendy terus menarik Cherry menuju pintu belakang sekolah, mengacuhkan Cherry yang meronta-ronta meminta untuk dilepaskan.

"Rendy lepasin gue! Lo kasar anjing!"

Cherry menghentakkan tangannya dengan keras, hingga akhirnya tautan tangan Rendy terlepas.

Tepat di depan gerbang, Cherry menatap Rendy dengan berkaca-kaca. "Tangan gue sakit, lo kasar! Dan lo juga maksain gue!" seru Cherry.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Big BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang