17. Lo, Gue, Dan Dia

270 26 5
                                    

Daniel bergegas memasuki kediaman Cherry. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Rendy yang sedang bercengkrama ria bersama mama Cherry.

"Mama! Kenap-, kok-, anu-"

"Kamu ngomong apa sih Daniel?" potong Alea.

"Hm ..., assalamualaikum, Mama," ucap Daniel setelah menenangkan diri, stay halal brother.

"Waalaikumsallam, anak ganteng."

Daniel tersenyum kecil, kemudian duduk tepat di samping kanan Alea, sedangkan ada Rendy di samping kiri Alea. Keduanya sedang melakukan perang dingin dengan saling bertukar pandang.

"Daniel, kenalin ini Rendy ..., tadinya dia mau jadi babysitter Cherry. Tapi Cherry-nya gak mau," jelas Alea lembut.

Daniel tersenyum miring, menatap Rendy seolah mengejek.

"Terus tujuan Anda datang ke sini apa saudara Rendy?" ucap Daniel dengan intonasi yang sedikit ditekankan.

"Saya ke sini buat silaturahmi wahai Akhi¹,"

"Cih!" batin Daniel.

Keduanya sontak mengalihkan pandangan pada langkah kecil yang terdengar. Tentu saja suara itu berasal dari kaki Cherry.

"Mama mau kue," ucap Cherry memelas.

Alea segera mengambil kue di meja, yang Daniel yakini bahwa itu adalah pemberian dari Rendy. "Sok-sokan bawa kue, caper banget, najis!" serapah Daniel dalam hati.

Daniel sontak mengulurkan tangan saat Alea menyerahkan kue yang dimaksud.

"Ini tadi dari Rendy, kamu suapin Cherry, ya!" titah Alea dengan lembut.

"Gak mau diganti kuenya, Ma? Daniel beliin baru, ya? Kayanya udah kadaluarsa deh ini,"

"Enak aja! Gue beli yang fresh ya! Omongan lo itu, selalu aja mancing-mancing anak soleh buat emosi!" seru Rendy tidak terima.

"Soleh ndasmu!"

"Udah, kalian ini baru kenal udah cekcok. Coba deh salaman, terus pelu-"

"Gak deh, Ma!" Buru-buru Daniel menolak permintaan Alea, bahkan sebelum Alea menyelesaikan ucapannya. Dan yang Alea tahu Daniel dan Rendy baru saja berkenalan, dia tidak tahu jika keduanya adalah rival.

"Kena-"

"Gapapa kok, Ma!" ucap Daniel, tak lama ia segera meralat ucapannya dalam hati, "Najis banget pelukan sama dia!"

"Ya udah, kamu buru ke atas, gih! Kasian Cherry nungguin."

"Siap, Ma! Dan kepada tuan Rendy yang terhormat, dimohon segera pergi dari tempat ini! Gak boleh banyak keluyuran ya, nanti pilek!" ucap Daniel kemudian melenggang pergi meninggal Rendy dan Alea yang mengerutkan kening, tidak habis pikir dengan tingkahnya.

***

Daniel mengusap mulut Cherry yang belepotan, gadis itu tak berhenti mengoceh sejak tadi. Cherry sedang dalam mood yang baik, jadi dia banyak bercerita. Dan dengan senang hati Daniel mendengarkan ceritanya.

"Jadi Cherry mau beli jajan di sana. Tapi harganya murah, jadi Cherry gak jadi beli. Cherry maunya beli yang mahal soalnya, kesel banget kenapa jajannya dijual murah!"

Daniel sesekali merespon celotehan Cherry dengan gelak tawa. Ia sungguh jatuh hati pada gadis pemilik pipi mochi tersebut.

"Daniel tadi ada yang bilang Cherry manja, tapi Cherry gak suka dibilang manja! Cherry itu mandiri! Cherry udah dewasa sekarang!"

Big BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang