"Si*lan kamu pasti sengaja menggugurkannya karena dia anaknya Galih brengsek itu!!" Gara mengumpat, membanting gelas di atas meja dengan emosi. Amarah nya tersulut begitu ibunya menelponnya dan mengabarkan bahwa janin di perut Linda sudah raib. Alhasil disinilah ia sekarang, memarahi Linda seperti orang yang hilang akal, ia bahkan hampir menampar pipi Linda, namun akal sehatnya masih berfungsi hingga tangannya meraih gelas sebagai pelampiasan amarahnya.
"....
"Kamu akan diam saja? Sekarang kamu senang bukan?"
"....
"Jawab saya! si*alan!!" Gara mengangkat suaranya hingga beberapa oktaf, namun Linda masih tak bergeming, tetap dengan istighfarnya.
"Gara....
Di sela istighfarnya Linda melirih, menatap wajah Gara yang kusut dan tampak putus asa, "kamu tau, saya jujur saat saya memilih kamu. Dan saya telah melepaskan impian saya, harapan saya, bahkan cinta saya. Semuanya saya lepaskan saat saya mengambil keputusan untuk menjadi istri kamu. Tapi....Linda menghela nafasnya sejenak, membelai perutnya yang sudah 'kosong' kehilangan calon buah hatinya. "Tapi kamu tidak pernah percaya dengan saya. Apapun yang saya katakan, semuanya adalah kebohongan. Apakah kamu tidak bosan memiliki isteri pembohong seperti saya?" Ucap Linda tersenyum getir. Hatinya remuk redam, asanya sudah pupus saat lagi dan lagi Gara tidak mempercayainya.
Mungkin sudah saatnya ia menyerah, membiarkan Gara menang atas pernikahan mereka.
"Saya bahkan tidak ingat apapun yang terjadi, setelah minum obat saya tidak sadarkan diri, lalu ibu kamu mengatakan bahwa bayi saya telah hilang."
"It's my baby, Not Galih!!" Gara berteriak, tak terima.
"Kamu tidak mengakuinya Gara, bahkan setelah dia hilang pun kamu tidak mengakuinya. Sekarang semuanya sudah terjadi. Keputusan apa yang akan kamu ambil? Setelah semua ini?" Linda menatap manik Gara yang terlihat putus asa.
"Saya tidak mau kehilangan kamu.!" Pada akhirnya Gara menangis memeluk Linda, meringkuk menemani Linda di atas ranjangnya. Ia tidak mengenali dirinya sendiri, kehamilan Linda masih membuatnya shock, tapi ia lebih shock lagi saat mengetahui bahwa janin di dalam rahim Linda sudah hilang.
.
.
.
"Gara... Bangun! Sudah azan." Linda menepuk pipi Gara saat samar samar suara adzan subuh terdengar dari ponselnya.
Ajaibnya, tanpa erangan dan bantahan, Gara langsung bangkit dan duduk di samping Linda. Pria itu mengecek suhu tubuh Linda kemudian menghadiahi Linda kecupan manis di dahinya.
"Ada yang sakit?" Tanya Gara kemudian. Linda yang kebingungan dengan tingkah Gara hanya menggeleng lemah.
"Mama tadi malam berperan, aku..." Linda tampak menimang nimbang kalimat apa yang harus ia keluarkan agar emosi Gara tidak langsung tersulut. Salahnya juga yang tidak menunggu Gara selesai melaksanakan shalat untuk mengutarakan pesan ibunya.
"Mama kamu?" Tanya Gara dan Linda mengangguk mengiyakan.
"Sebaiknya kamu shalat dulu. Nanti kita bicarakan lagi." Usul Linda lembut. Ia bahkan berusaha menahan tutur katanya, ia takut meledak ledak seperti tadi malam.
"Baiklah." Gara menurut, menarik diri dari ranjang kemudian berlalu ke kamar mandi.
Linda merenung, memang sudah takdir bahwa bayinya harus hilang, ia tidak bisa terus terusan menyalahkan keadaan, atupun Gara. Semoga kelak calon anaknya bisa membawanya ke surga, sebagaimana di riwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari rodiallahu Anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya kepada malaikat, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apakah kalian mencabut nyawa buah hatinya?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apa yang diucapkan hamba-Ku?‘ Malaikat menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raajiun‘. Kemudian Allah berfirman, ‘Bangunkan untuk hamba-Ku satu rumah di surga. Beri nama rumah itu dengan Baitul Hamdi (rumah pujian)‘.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al-Albani)
Gara telah menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Perasaannya memang sedikit lebih baik, tidak seperti tadi malam di mana emosi selalu mendominasinya. Saat hendak kembali ke ranjang, ia tertegun melihat istrinya yang membaca Al-Qur'an sambil menangis.
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَا بَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَا لُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِ نَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 156)اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
"Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 157)Gara mendekati Linda hati hati, kemudian memeluk istrinya. Tidak ada kata yang terucap, hanya pelukan ringan, ia berharap istrinya merasa lebih baik.
"Mama bilang, sebaiknya untuk sementara aku... Aku tinggal di sana saja." Linda akhirnya mengutamakan keinginannya. Ia tidak ingin melihat Gara dan keluarganya untuk sementara. Atau mungkin untuk selamanya, jika bisa.
"Kamu yakin?" Gara bertanya memastikan, di lubuk hatinya ia takut surat gugatan cerai akan di layangkan istrinya.
"Iya." Linda mengangguk mantap.
"Baiklah, saya akan mengemasi pakaian saya nanti." Gara memutuskan sepihak. Tidak, dan ia tidak akan pernah membiarkan Linda lepas dari jangkauannya.
.
.
To be continued 🙏
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Taqabbalallahu Minna Waminkum...
Mohon maaf apabila ada salah kata, baik yang tersirat maupun tersurat.Apa kabar semuanya? Semoga sehat dan bahagia selalu ya🌺
Dah lama nggak up🙏THR dariku, pak polisi enaknya di apain?🤭
*Referensi: https://konsultasisyariah.com/9983-anak-meninggal-dalam-kandungan.html
![](https://img.wattpad.com/cover/290602116-288-k22496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr Police
SpiritualLinda Hermawan tak kuasa menolak perjodohan yang di usung sang papa demi kelangsungan politik. Impian Linda yang selama ini mendambakan suami yang taat hanya tinggal angan angan, saat hari demi hari ia jalani dengan rasa dilema, bahkan setelah hari...