"Perempuan murahan! Kamu sama aja seperti ibu kamu, jual diri demi harta dan jabatan!"
Linda merasakan pening di kepalanya karena ibu mertuanya terus terusan mengata-ngatainya. Entah apa kesalahannya sore ini.
Tadi malam setelah selesai akad dan resepsi, Linda di boyong ke rumah keluarga Gara. Kehilangan tenaga membuat Linda pasrah saat Gara mengambil haknya sebagai seorang suami.
Jangan tanyakan hatinya. Karena hatinya masih di tempatnya semula, enggan melangkah ke tahap yang lebih jauh."Sudah?" Linda bertanya setelah ibu mertuanya berhenti berbicara.
"Jika sudah saya akan pergi dari sini seperti keinginan anda." Linda mengatakannya dengan dingin. Lalu kembali ke kamar Gara, mengemasi semua barang-barangnya tanpa terkecuali.
Gara?
Pria itu sudah berangkat bekerja subuh tadi. Menyisakan Linda dan ibu mertuanya yang dari pagi terang terangan memusuhinya.
Puncaknya sore ini, Linda tidak tahan dan memutuskan untuk keluar dari rumah Gara."Mana yang lebih murahan, tidur dengan suami sahabat sendiri?" Linda mengucapkan kata terakhir kepada ibu mertuanya, sebelum akhirnya angkat kaki dari rumah Gara. Kali ini ia juga tidak perduli dengan kemarahan papanya, karena ia sudah tidak tahan dan meminta bantuan Rosa untuk menangani papanya.
.
.
"Ayo pulang," Gara menepuk pipi Linda dengan pelan, menyaksikan istrinya tertidur pulas membuat senyum Gara mengembang. Membayangkan jika setiap hari ia akan tidur memeluk seseorang yang disukainya.
"Kenapa kamu di sini?" Linda bertanya saat kesadarannya pulih. Ia melihat sekelilingnya dan ingat bahwa ia sedang berada di apartemen Maya. Untungnya sahabatnya belum kembali ke Aceh, jadi Linda bisa membagi sedikit kisahnya kepada Maya sekaligus menumpang di apartemen Maya sampai waktu yang tidak ditentukan.
Gara mendekati Linda kemudian berbisik,"Saya mencari kamu."
"Saya tidak ingin pulang ke rumah ibu kamu." Linda menjawab sambil menjauhi Gara.
"Kita akan cari apartemen." Bujuk Gara, menyisipkan rambut Linda yang menjuntai menutup wajahnya.
"Saya mau rumah." Linda kembali menjawab, membiarkan Gara mengelus kepalanya.
"Kamu marah dengan saya?"
"Iya."
"Saya minta maaf," Gara menatap langit langit di kamar Maya, "Saya tau sikap saya selama ini keterlaluan. Saya juga minta maaf karena ibu saya jahat dengan kamu."
"Kenapa kamu repot-repot meminta maaf? Toh juga kita akan bercerai, cepat atau lambat." ucap Linda pelan. Dadanya kembali sesak jika mengingat dirinya adalah tumbal, yang harus menanggung semua kesakitan yang mereka perbuat.
"Kamu benar-benar ingin kita bercerai?" Gara menghela nafasnya.
"Iya."
"Kamu tidak ingin mencintai saya?"
"Untuk apa mencintai orang yang tidak mencintai penciptaNya? PenciptaNya saja tidak bisa dia cintai, lalu bagaimana dia bisa mencintai saya?" Dalam kesadarannya Linda menjawab lirih, ikut menatap langit-langit di kamar Maya.
"Saya sudah mencintai kamu." Gara menjawab tak mau kalah.
"Tidak. Kamu hanya penasaran dengan saya. Kamu tau, orang yang mencintai seseorang itu akan berusaha untuk mengikuti orang yang di cintainya. Contohnya dulu saat saya jatuh cinta dengan idol kenamaan Korea, saya berusaha mengikuti berita tentang mereka, membeli album mereka, mengikuti gaya fashion mereka, bahasa mereka, mengikuti konser mereka, harta dan jiwa yang saya korbankan untuk mereka. Jangan mengatakan mencintai Allah dan rasul-Nya jika Sunnah memanjangkan janggut saja masih kamu tentang, celana di atas mata kaki kamu olok olok, bahkan kamu mengatakan Al-Qur'an saja tidak relevan dengan zaman dan berbagai macam pemikiran kamu yang tidak pernah bisa saya terima." Lugas Linda, ia merasakan pipinya basah oleh air matanya. Pernikahan impiannya telah kandas sebelum berlabuh.
"Kamu tidak ingin mempertahankan pernikahan ini?" Gara bertanya ironi.
Linda ingin tertawa mendengarkan pertanyaan suaminya. Sepertinya laki laki itu belum juga faham mengenai penjelasan panjang lebar Linda yang tidak ingin mempertahankan pernikahan mereka. Sudah ada skenario papanya di depan sana, menanti untuk di laksanakan. Hanya menunggu bulan, lalu ia dan Gara sama sama akan menjadi orang asing.
"Kamu tau rencana papa saya dan ayah kamu? Mereka hanya menjadikan pernikahan kita sebagai alat untuk mendulang citra masyarakat."
"Ayah tidak memberitahu saya." Gara berdehem, memilih berbaring menghadap Linda yang masih betah terlentang.
"Awalnya saya juga mengira mereka serius dengan perjodohan ini. Tapi setelah saya mendengarkan sendiri saya rasa mereka tidak main main. Mungkin suatu hari kamu akan menemukan berita saya berselingkuh, atau mungkin berzina dengan laki laki lain." Ucap Linda pelan, ia ingat jelas saat mamanya tiba tiba di gerebek berzina dengan laki-laki di sebuah hotel. Padahal mamanya mengatakan hari itu ada meeting dengan klien dari Prancis, dan kebetulan ada di hotel itu. Well, siapa yang tau papanya menjebak mamanya hingga tak sadarkan diri, kemudian saat terbangun sudah disoroti kamera oleh wartawan. Lalu seperti yang sudah tersebar di media, Mamanya di hujat netizen.
"Tapi saya ingin pernikahan kita berlanjut. Sampai saya menemukan uban di kepala kamu."
"Ha ha ha....
Untuk pertama kalinya Linda tertawa, benar benar tertawa sampai matanya berair.
"Kamu membaca buku di mana? But, sorry to say, saya lebih tertarik dengan laki laki yang mengatakan, 'saya ingin bersama kamu sampai ke Surga.' itu baru laki laki yang gentleman.""Kamu cantik saat tertawa." Gara ikut tersenyum, mengusap pipi Linda dengan lembut.
"Alasan kamu menikah untuk apa?" Linda bertanya kembali.
"Jujur, untuk sex. Selebihnya agar ada orang yang mencintai saya. Seperti papa saya mencintai mama." Jawab Gara jujur. Sepanjang perjalanan hidupnya, ia melihat sendiri papanya yang di layani dengan baik oleh mamanya.
"Jauh bertolak belakang ya. Kalau saya untuk ibadah, lalu kami akan sama sama belajar agama untuk sampai ke Surga-Nya." Linda tersenyum, pernikahan impiannya memang terdengar sangat indah.
"Kenapa kamu bersikeras bahwa diri kamu sendiri benar? Tidak ada kebenaran yang mutlak. Mana yang menurut kamu benar belum tentu benar menurut orang lain." Gara tertawa, mendengar ceramah Linda yang terkesan memaksakan pendapat.
"See, berarti kamu ragu bahwa Al-Qur'an dan Sunnah adalah kebenaran mutlak. Filsafatnya Aris Toteles; Jika ingin kebenaran yang mutlak, buang kebenaran yang ada, masukkan keraguan, mulailah mencari sampai kamu mendapatkan keyakinan itu' teori pembodohan. Coba kamu ragukan ayah kamu, bisa tidak? Tidak bisa bukan? Atau contoh kecilnya, air putih warnanya bening atau putih? Bening bukan, lalu kenapa kamu sebut air putih bukan air bening? Atau gini deh, langit itu di atas, mutlak atau tidak? Mutlak, mau kamu naik pesawat, atau ikut astronot ke bulan, tetap aja langit itu di atas." Linda tertawa kecil, sebab jika ilmu Filsafat di tarik ke agama maka agama akan rusak karenanya. Agama Islam tidak membutuhkan filsafat untuk memahami ajarannya. Lain masalah jika berbicara masalah filsafat nasi goreng, matematika dan lainnya.
"Bukan seperti itu memahaminya."
"Begitu? Jika begitu kamu salah memilih istri. Karena saya tidak akan sepemahaman dengan kamu." Linda tertawa, ia tau sedikit tentang ilmu filsafat, yang berujung pemahaman Wihdatul wujud, atau Jika tidak lari ke sana pasti akan ke Islam liberal. Seperti meremehkan pendapat sahabat rodiallahu anhum wa'ardho. Kata mereka , 'jika sahabat punya pendapat, kita juga punya pendapat' mereka lupa, bahwa sahabat nabi adalah manusia manusia pilihan yang terpilih mendampingi Rasulallah shalallahu alayhi wasallam. Mereka juga lupa, di zaman Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam juga hidup abu Jahal dan abu Lahab, yang selalu menentang syari'at Rasulallah. Di zaman sekarang yang tidak ada tantangan untuk beragama saja, mereka berani mengotak atik syari'at dengan logika. Mungkin jika hidup di zamannya Rasulallah shalallahu alayhi wasallam yang penuh tantangan, mereka lebih dari abu Jahal dan abu Lahab.
Padahal otak mereka tak lebih dari fiqih wudhu setelah buang angin, khuf dan beberapa dalil syar'i yang mereka masih berusaha bantah dengan logika logika yang nyeleneh.
Asy Syaikh Muhammad bin shalih Al Utsaimin rahimahumulah berkata; "Janganlah engkau di setir oleh perasaan, sebab perasaan itu jika tidak di bangun di atas Akal syari'at, ia akan menjadi badai yang menerbangkanmu dan menghempaskan dirimu ke dalam Neraka."
To be continued....
Silahkan komentar Yo🥰🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/290602116-288-k22496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr Police
SpiritualLinda Hermawan tak kuasa menolak perjodohan yang di usung sang papa demi kelangsungan politik. Impian Linda yang selama ini mendambakan suami yang taat hanya tinggal angan angan, saat hari demi hari ia jalani dengan rasa dilema, bahkan setelah hari...