11. Luka.

368 75 4
                                    


Linda menatap nanar Gara yang dengan santainya meminum minuman haram di depan matanya. Dadanya sesak karena Gara terus terusan melakukan segala hal yang membuat Linda tersakiti. Khususnya dalam menjalankan syari'at agama.

Saat Linda mencoba berdiskusi mengenai wajibnya shalat bagi seorang muslim, jawaban Gara adalah, shalat tidak wajib. Jika Linda menerangkan dalil di dalam Al-Qur'an, Gara mengatakan Al-Qur'an bukan tolak ukur kebenaran, karena didalamnya hanyalah perkataan Muhammad (sallallahu alayhi wasallam).

Gara Liberal. Tepatnya Islam liberal. Linda kewalahan menghadapi Gara, karena pengetahuannya tentang liberal hanya sedikit. Jadi beberapa hari ini ia mencari topik seputar liberalisme yang di gawangi oleh tokok tokoh yang katanya 'berilmu' namun nyatanya mereka malah menyeret kaum muslimin menuju kesesatan yang nyata.

Salah satu syubhat yang mereka katakan adalah, 'kalau LGBTQ itu haram, kenapa Allah tidak mengazab pelaku LGBTQ di zaman ini?'  Subhanallah! Tidak semua perbuatan dosa langsung di azab oleh Allah Azzawajalla. Contohnya pelaku korupsi, zina, durhaka kepada orang tua dan berbagai maksiat yang mereka lakukan. Jika tolak ukur kebenaran menurut mereka adalah azab yang Pedih di dunia maka betapa banyak pelaku maksiat yang hidupnya tentram dan damai. Seharusnya dengan begitu mereka berfikir betapa Allah Azzawajalla sungguh maha Adil terhadap hambanya. Karena jika tidak di azab di Dunia maka di akhirat kelak balasan dari maksiat yang mereka lakukan akan di bayar lunas.

Tapi sekali lagi, bahkan mereka mengatakan Al-Qur'an adalah dongeng belaka, salah satu profesor mereka mengatakan, "para nabi berbohong tentang surga dan neraka agar mereka di ikuti oleh manusia' Subhanallah! Sampai begitu keyakinan mereka dengan hanya mengikuti akal. Mana yang menurut mereka masuk di akal mereka terima, dan mana yang tidak masuk di akal mereka akan berusaha membantah dengan logika logika nyeleneh.

Beberapa syubhat(kerancuan dalam beragama) mereka adalah, semua agama sama,  tidak wajibnya sholat, tidak wajibnya berhijab, halalnya LGBTQ, meragukan Al-Qur'an- dengan mengatakan Al-Qur'an tidak relevan lagi dengan zaman. Bolehnya wanita muslimah menikah dengan laki-laki yang bukan muslim, dan.... dan banyak syubhat lainnya yang mereka sebarkan. 

Lantas bagaimana cara menasehati seorang yang liberal? Jawabannya adalah mendo'akan mereka. Karena jika mereka saja yang mengaku masih Islam masih meragukan Al-Qur'an, maka sejujurnya Linda juga meragukan keislaman mereka
Karena mereka hanya berkedok Islam untuk menggerogoti Islam dari dalam.

"Kenapa menatap saya seperti itu? Kamu mau minum?" Gara menuangkan segelas wine dan memberikannya kepada Linda yang masih menatap Gara dalam diam.

"Tidak. Menurut agama saya ini haram." Linda menjawab dengan tenang.

"Siapa bilang, selama tidak mabuk maka boleh boleh saja." Gara meneguk minumannya lalu tertawa.

"Itu menurut kamu." Ujar Linda tak mau mengalah. Padahal sudah jelas keharaman khamar di dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah 2: Ayat 219);

يَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَا لْمَيْسِرِ ۗ قُلْ فِيْهِمَاۤ اِثْمٌ کَبِيْرٌ وَّمَنَا فِعُ لِلنَّا سِ ۖ وَاِ ثْمُهُمَاۤ اَکْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَا ۗ وَيَسْــئَلُوْنَكَ مَا ذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلِ الْعَفْوَ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الْاٰ يٰتِ لَعَلَّکُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ 

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya." Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, "Kelebihan (dari apa yang diperlukan)." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,") tapi wajar saja Gara menghalalkan, jika Al-Qur'an saja tidak laki laki itu percayai apalagi hadist.

"Seperti kamu bilang, semua orang bebas berpendapat. Seharusnya kamu tetap dengan pendapat kamu tanpa memaksakan pendapat kamu kepada saya. Kamu tidak konsisten dengan liberal kamu, karena kamu dan liberal lainnya masih mengkritik agama Islam, masih mengkritik hukum qisas, rajam dan hukum Islam lainnya yang menurut kalian tidak relevan lagi dengan zaman. Menurut kalian, kalian bisa mengganti dengan hukum hukum lainnya sesuka kalian kalian juga
mencela imam Asy-Syafi'i karena membahas fiqih, tapi kalian tidak mengkritik yang bukan dari Islam, kalian tidak mengkritik agama Hindu, Budha, atau agama lainnya. Harusnya jika menurut kalian semua agama sama, biarkan kami dengan agama yang kami yakini. Tapi faktanya kalian mengkritik kami, menertawakan kami yang menjalankan syari'at agama dengan pemahaman para sahabat. Tapi tidak heran sih, kebanyakan dari kalian belajar agama dari negara kafir. Logikanya kalian mau masuk surga tapi belajar agama Islam kepada orang orang yang jelas-jelas kekal di neraka (kafir). Lalu yang lucunya lagi, menurut pendapat kalian Atheis yang TIDAK yakin adanya tuhan, bisa masuk surga asal mereka baik. Saya ingin tertawa.." Linda tertawa. Bukan maksud mengolok Gara, tapi faktanya memang orang liberal itu memiliki keyakinan Atheis masuk surga, padahal mereka tidak yakin adanya surga atau neraka, apalagi hari akhir.

"Shut up...!!" Gara marah, membanting gelasnya hingga terdengar bunyi yang cukup mengerikan.

"Kenapa? Kamu merasa pusing dengan keyakinan kamu?" Linda berusaha tenang, padahal ia takut luar biasa. Karena beberapa hari yang lalu saat ia memberikan Gara buku tuntutan shalat lengkap, ia berakhir di kurung di kamar. Tentu saja dengan Gara yang juga ikut di dalamnya. Sebenarnya bukan di kurung sih, tepatnya ia di paksa melakukan hubungan suami-istri tanpa kemauannya.

"Kamu sudah berani dengan saya!"
Gara benar benar marah, wajah laki laki itu memerah. 

"Kenapa saya harus takut dengan kamu?"  Linda semakin menantang. Ia mengepalkan tangannya yang gemetar karena ketakutan. Jantungnya ikut berdetak kencang saat Gara bangkit lalu mendekatinya.

"Kamu sengaja memancing amarah saya agar saya menceraikan kamu bukan? Agar kamu bisa berdua dengan pacar kamu itu? Jangan harap! saya tidak akan menceraikan kamu." Gara meraih dagu Linda, menatap wajah istrinya dengan tajam.

"Kamu tau," Air mata Linda jatuh perlahan-lahan,  bukan karena kesakitan, karena Gara hanya menyentuh dagunya, tidak mencengkramnya, "kamu bukan impian saya. Bukan juga bagian dari do'a-do'a yang saya panjatkan sebelum menikah," Linda mengusap air matanya, lalu menghela nafasnya agar ia tidak terisak, "Tapi apakah kamu tau, bahwa selama kita menikah saya selalu menyebut nama kamu di dalam do'a saya. Saya berharap saya bisa mencintai kamu, menemani kamu. Atau setidaknya kamu bisa menjadi imam saat saya solat malam.
Saya berusaha... Gara..
Saya berusaha mencintai kamu." Bisik Linda dengan air matanya yang terus mengalir.

Ternyata berusaha mencintai seseorang itu tidak mudah. Karena hatinya sudah terpaut dengan orang lain terlebih dahulu. Mungkinkah suatu saat nanti ia bisa mencintai Gara? Atau akankah perceraian lebih baik bagi mereka?

.


.




Haiii..... Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Mak....

Apa kabar Mak? Semoga sehat selalu ya.  Jadi pemahaman liberal itu memang berbahaya ya Mak, jika kita tidak belajar kita nggak bakal tau. Karena betapa banyak Muslimah yang sudah berhijab meninggalkan hijab mereka karena fatwa mereka.

Semoga Allah Azzawajalla menjaga kita agar terhindar dari syubhat mereka.

Dan ya, tim timpuk Gara mana nih? Di cerita ini mungkin terlihat biasa aja menghadapi mereka dengan pemahaman liberal mereka. Tapi ketahuilah Mak, di realita keburu sakit hati mau jelasin apa ke mereka😏 mau ngejelasin apa coba? Al-Qur'an sama hadits aja mereka tolak. Hih... Kesel akutuh sama Gara😤😤

Marrying Mr PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang