A.K 22

125 11 0
                                    

'Membuat kenangan sungguh sulit dan berbanding terbalik saat kita membuat masalah.'
- El

'- El

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

"Lo berani datang ke sekolah dengan penampilan lo yang kaya gini? Lo gak malu, kalo lo udah ter cap sebagai pembunuh? Tapi heran deh Gue papa nya Vanya baik banget sama lo dan gak laporin lo ke polisi!" Ujar Gisha yang terus saja berputar dengan tubuh Michelle yang berada di tengah nya.

Michelle terdiam sambil sesekali melihat ke sekitar nya yang di penuhi banyak sekali murid di sana bahkan Guru-guru pun ikut menyaksikan tetapi tidak ada pembelaan apa pun dan tanpa sepatah kata pun.

Plak!

Badan Michelle tersungkur, masker yang ia kenakan kini tersimpah copot, rambut nya kini sedikit perantakan dengan air mata yang memenuhi pipi nya ter ekspos saat ia membenarkan rambut nya itu lalu memamerkan banyak sekali luka memar di sana.

"Sakit? Utuk utuk utuk! Ini gak seberapa buat lo." Ujar Lila yang membawa satu bodyguard nya dengan tubuh yang begitu tinggi dan sangat kekar, Michelle berdiri dari duduk nya itu lalu ia tidak merespon apa pun yang Gisha katakan tetapi langsung saja pergi ke arah kelas nya.

"Ver." Alfi menahan Verro dengan menarik pundak jya lalu menggelengkan kepala nya untuk memberi isyarat dan menyadarkan Verro bahwa ini hanya sebuah game.

Alfi membawa Verro untuk pergi dari sana, Verro khawatir dengan keadaan Michelle yang begitu berantakan tadi, tetapi apa boleh buat ini adalah game dalam game yang di buat oleh Vanya.

Verro mau tidak mau harus menuruti apa kata teman nya itu, ia mengikuti Alfi yang terus berjalan ntah akan membawa diri jya kemana.

"Kak Verro!" Panggil Uci dari belakang tubuh Verro yang sedang berjalan tegak ke arah depan.

Verro menoleh dengan tatapan yang masih emosi, ia terdiam begitu saja sambil menunggu Uci berlari ke arah dirinya di sana.

"Kak, El itu emm" Uci menggantung ucapan nya yang tentu membuat Verro begitu penasaran sambil sesekali ia mengerutkan kening nya.

Aldian KaverroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang