Bagian 49

113 17 5
                                    


Keesokan harinya Nabilah sudah mendapatkan ruangan prakteknya.
Nabilah sudah membuat kesepakatan dengan mamanya, bahwa selama ada di lingkup kerja hubungan mereka cukup sebatas senoir dan junior kecuali jika hanya mereka berdua saja.

Awalnya Melody tidak setuju dengan permintaan Nabilah, hanya saja karena hasil dari paksaan dan rayuan jadilah ia terpaksa mengikuti kemauan putrinya itu.

Hari pertama ia kerja semuanya berjalan dengan lancar bahkan ada banyak dari pasiennya yang mengatakan bahwa dirinya sangat mirip dengan dokter Melody.

Pernyataan seperti itu membuat Nabilah harus menahan tawa. Bagaimana tidak, jika faktanya saja dokter yang disebut-sebut mirip dirinya bukan lain adalah mamanya sendiri.

Kini Nabilah tengah berada diruangan pribadinya seorang diri. Maklum saja, jika Nabilah belum memiliki teman disini.

Tiba-tiba Nabilah baru ingat dengan kedua sahabatnya yaitu Ayana dan Keynal. Yang ia tau Ayana dulu kuliah kedokteran. Hanya saja ia tidak tau, Ayana bertugas dimana dan sudah menjadi dokter spesialis apa?!.

tok tok tok.

"masuk,,"ucap Nabilah.

"permisi dok,,"ucap seorang wanita muda berpakaian putih.

"iya, masuk aja!!"seru Nabilah santai.

"Dokter Nabilah perkenalkan nama saya Shani. Saya yang akan menjadi pendamping dokter selama bertugas,,"ucap wanita tersebut yang ternyata bernama Shani.

"Shani??"ucap Nabilah memastikan.

"iya dok nama saya Shani,,"

"oke Shan, salam kenal ya. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik,,"

"pasti dok, saya usahakan untuk bekerja dengan baik"

"santai aja gak perlu formal-formal banget kalau cuman ada kita berdua kayak gini. saya gak suka sama orang yang terlalu kaku. santai saja,,"ucap Nabilah mencoba mencairkan suasana.

Shani tersenyum kikuk. Ia pikir atasannya termasuk orang yang jutek, ternyata pikirannya salah.

"udah berapa lama kerja disini??"tanya Nabilah kembali membuka obrolan.

"baru satu tahun dok,,"

"pernah menjadi asisten dokter siapa saja sebelum saya??"

"hanya Dokter Vino saja dok,,"

Mendengar nama Vino, Nabilah langsung teringat dengan teman lamanya.

"Spesialis apa??"

"Dokter Vino itu spesialis dokter anak. hanya saja sekarang sudah pindah tugas ke rumah sakit cabang karena disana sangat dibutuhkan,,"jelas Shani.

Nabilah mengangguk mengerti.

"yasudah kalau gitu, karena sudah jam makan siang gimanakalau kamu temani saya ke kantin, kita makan bareng"ajak Nabilah seraya berdiri dari duduknya.

"baik dok, mari saya temani,,"

Nabilah bersyukur mama memberi asisten perempuan, setidaknya lebih mudah untuk akrab dari pada dengan lawan jenis.

Skip.

Pada saat di kantin Nabilah tak sengaja melihat mamanya makan bersama dengan dokter Dava yang notabennya sahabat mamanya sendiri.

Tapi jika di perhatikan, ada yang aneh dari sikap keduanya. Terlebih lagi, setau Nabilah diantara mamanya dan dokter Dava dulu tidak seakrab itu jika posisi mereka hanya berdua saja. Kecuali jika bersama dengan Shania.

My Love (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang