2️⃣

838 66 7
                                    

💟💟💟

Sudah beberapa bulan Ardan menjalankan aktivitasnya sebagai TU. Dia sudah cukup akrab dengan para staf pengajar di Bangtan Junior High School. Terutama Jazmi en de geng's. Semua itu berawal ketika di hari pertama Ardan magang.

Flashback On

Harraz dan Jazmi sedang celingukan mencari tempat yang kosong untuk mereka makan siang. Pasalnya sekarang kantin khusus staf dan pengajar di yayasan Bangtan Bina Mulia itu tampak penuh karena sedang jam istirahat makan siang.

"Jaz,,,, lu yang mesen makanan ya, gue yang nyari tempat. Biar lebih efektif jadi kita berpencar."

"Oke. Lu mesen kayak biasanya kan?"

"Ya, biasa. Bakso dan es jeruk aja."

"Oke."  Jazmi segera mengambil tempat untuk mengantri. Sedangkan harraz berkeliling sambil celingukan mencari tempat kosong.

"Nah dapet!!!" Harraz berjalan lurus menuju pojok kantin. Disana masih tersedia bangku panjang yang masih kosong. Namun di atas meja ada sebuah nampan berisi makanan.

"Kemana orangnya? Semoga dia sendirian, dan mengizinkan kami untuk bergabung."
Belum sempat Harraz mendudukkan dirinya di kursi, si empunya nampan sudah berdiri di samping meja.

"Pak Harraz...?"

"Mas Ardan...? Apa ini tempat mas Ardan?"

"Bukan pak, ini tempat umum. Tapi makanan di atas nampan ini milik saya pak." Ardan nyengir kuda.

"Hahahaha.... Ternyata mas Ardan bisa bercanda juga ya. Oya,,,, saya dan teman saya boleh gabung makan disini kan?"

"Boleh pak. Saya malah senang bisa ada teman makan. Terus sekarang teman bapak dimana?"

"Tuh, masih ngantri ngambil makanan."

Ardan mengangguk sebagai jawaban.

"Jaz,,,, Jazmi!!! Sini!!!" Harraz melambai-lambaikan tangannya memanggil Jazmi saat dia melihat Jazmi celingukan sambil membawa nampan berisi makanan.

Jazmi berjalan mendekati meja Ardan dan Harraz. "Eh, sapa nih? Kok ada murid SMA disini?"

"Uhuk... Huk... Uhuk... Uhuk..." Ardan tersedak makanannya saat mendengar ucapan Jazmi.

"Ngawur aja lu Jazmi. Liat tuh mas Ardan sampe tersedak gara-gara lu." Harraz menepuk-nepuk pelan punggung Ardan.

"Ardan? Kok kayak pernah denger. Hmmmm... Bukannya itu nama TU pengganti bu Retno?

"Emang."

"Jadi ini orangnya?"

"Iya. Kenalin. Ini  mas Ardan. Mas Ardan, ini pak Jazmi, guru bahasa." Ardan dan Jazmi pun saling berjabat tangan.

"Ternyata bener kata lu Harraz, mas Ardan cakep banget. Wah,,,,, saingan gue nambah nih." Jazmi memperhatikan penampilan Ardan dari atas ke bawah.

Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang