3️⃣1️⃣

586 57 45
                                    

💟💟💟

.

.

.

.

.

Meski semalam yang terakhir kali Ardan lihat sesaat menjelang tidurnya adalah wajah Jefrey, namun pagi ini saat dia membuka mata, wajah pertama yang dia lihat adalah wajah tampan Taavi yang sedang tertidur lelap di kursi sebelah ranjangnya.

Seperti biasa, Taavi tidur berbantalkan tangannya yang menggenggam erat tangan milik Ardan. Ardan pun tersenyum lembut saat menatap wajah tampan penuh kedamaian milik kekasihnya itu.

Namun wajah cantik Ardan langsung berubah sendu begitu mengingat kekasihnya itu kemarin hampir seharian penuh pergi meninggalkannya entah kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namun wajah cantik Ardan langsung berubah sendu begitu mengingat kekasihnya itu kemarin hampir seharian penuh pergi meninggalkannya entah kemana.

Yang Ardan yakini, itu pasti ada hubungannya dengan Jessi, mantan kekasih Taavi.

Di tengah kegundahan hatinya itu, tiba-tiba terasa ada bibir lembut nan basah milik Taavi yang mengecup punggung tangannya.

Ardan langsung tersentak saat merasakan bibir lembut Taavi di tangannya, dia pun refleks menarik tangannya. Namun Taavi sudah terlebih dulu menahannya.

"Kau sudah bangun, Baby?" Taavi membalikkan tangan Ardan, dan mengecup telapak tangannya.

"A-ah,,, i-iya Daddy..."

Taavi tersenyum lembut kepada Ardan, kemudian dia bangkit dari duduknya dan mencondongkan tubuhnya untuk mencium kening Ardan.

Ardan memejamkan matanya saat merasakan bibir lembut Taavi di keningnya. Namun dia segera membuka matanya lebar-lebar saat merasakan Taavi mulai menyusuri sekujur wajahnya.

"Ehmm,,,, D-Daddy..." Ardan menoleh ke arah samping kiri untuk menghindari ciuman Taavi di bibirnya.

Namun Taavi tak berhenti sampai disana. Dia malah menjilat dan mengulum cuping telinga Ardan dengan seduktif.

Bulu kuduk Ardan langsung meremang saat merasakan rangsangan-rangsangan seduktif dari Taavi.

"A-aahhnn,,, D-Daddy... Please..."

Taavi seketika menghentikan kulumannya begitu mendengar lenguhan Ardan, namun dia tetap tidak menjauhkan wajahnya sedikitpun dari telinga Ardan. Hingga telinga Ardan pun masih dapat merasakan hangatnya hembusan nafas Taavi.

Kini telapak tangan hangat Taavi malah memegang sisi wajah Ardan dan memaksanya agar menghadap kepadanya.

"Baby,,, apa kau tak merindukan ku, hmmm? Padahal aku sangat merindukanmu..." Taavi mengakhiri kalimatnya dengan mengulum bibir plum Ardan.

Ardan mengepalkan tangannya erat saat merasakan pagutan bibir Taavi. Hatinya terasa begitu sakit. Karena dia masih merasa Taavi sedang membohongi dirinya.

Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang