9️⃣

741 62 13
                                    

💟💟💟

.

.

.

.

.

"Hai bro." Setelah memasuki ruang kerja Taavi, Jonas mendekat dan mendudukkan dirinya di samping Taavi.

"Eh,,, dah lama lu disini?"

"Gak, gue baru nyampe."

"Oke. Ayo langsung aja kita kerjain tuh bahan yang akan di umumkan saat rapat besok. Biar cepet kelar. Capek banget gue."

"Ayo."

Setelah beberapa jam berlalu.

"Aaaah,,,, akhirnya selesai juga." Taavi langsung merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku setelah menyelesaikan gunungan tugasnya.

"Gue rapihin dulu ya berkas-berkas ini ke meja lu. Biar besok Kita tinggal bawa aja." Jonas beranjak dari sofa menuju pada meja kerja Taavi.

"Hmmmm." Taavi menjawab sambil kembali menyenderkan tubuhnya pada punggung sofa.

Setelah selesai, Jonas kembali menghampiri Taavi yang masih nyaman dengan posisinya itu. "Bro, ada yang mau gue tanyain ke lu."

"Apa?" Taavi menjawab masih dengan kondisi mata yang terpejam.

"Lu kan yang tiap hari ngasih coklat pada Ardan?"

Taavi langsung membuka matanya saat mendengar Jonas membahas tentang coklat dan Ardan. "Kalau iya, kenapa?"

"Ya gapapa juga sih, gue cuma mau ngingetin, hati-hati bro. Hubungan lu dan Ardan gak kayak hubungan gue sama Harraz. Gue sama Harraz sama-sama masih sendiri, jadi Kita bebas mau membawa hubungan ini kemana. Sedangkan lu, lu sudah ada Aeera dan ketiga anak lu. Mau lu bawa kemana hubungan kalian? Kalau lu memaksa menjalin hubungan dengan Ardan, pasti akan ada yang hancur. Entah itu Ardan, elu sendiri, ataupun pernikahan lu."

Karena Taavi hanya diam dan mendengarkan penjelasan darinya, kemudian Jonas pun merangkul bahu Taavi sambil berkata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena Taavi hanya diam dan mendengarkan penjelasan darinya, kemudian Jonas pun merangkul bahu Taavi sambil berkata.

"Awalnya gue sempet ragu, lu tuh beneran suka sama Ardan atau lu hanya nganggep Ardan sebagai pengganti orang itu. Tapi sekarang gue mulai sedikit yakin, hanya sedikit sih, kalo lu beneran suka sama Ardan. Yah, Apapun keputusan lu, sebagai sahabat gue akan selalu ada di pihak lu, asal lu bener-bener bahagia saat ngejalanin semua itu. Dan kapanpun lu perlu bantuan, lu bilang aja sama gue. Gue dan temen-temen yang lain akan selalu siap untuk ngebantu elu."

Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang