2️⃣4️⃣

567 61 28
                                    

💟💟💟

.

.

.

.

.

Karena kelicikan Aeera yang memanipulasi anak-anaknya agar meminta Taavi untuk menemani mereka membeli mainan, dengan sangat terpaksa Taavi pun menuruti keinginan mereka untuk pergi ke pusat perbelanjaan terbesar di kotanya.

Padahal Taavi ingin sekali pergi ke rumah Ardan dan mengajaknya pergi. Taavi tidak perduli tentang Masalah ajakannya yang bisa saja di tolak oleh Ardan, baginya yang terpenting adalah dia bisa melihat wajah cantik Ardan. Dan dia berniat akan tetap menunggu di rumah Ardan, sampai Ardan mau menerima ajakannya.

Untuk masalah Jefrey yang bisa saja menghajar dirinya pun Taavi tidak perduli. Toh kalau hari Minggu seperti ini, orang tua Ardan dan Jefrey pasti ada di rumah kan? Jadi itu malah akan mempermudah usaha Taavi untuk menemui dan mengajak Ardan untuk pergi keluar.

Tapi angan hanya tinggallah angan, disinilah Taavi saat ini, duduk sendirian di sebuah kursi tunggu di dalam sebuah toko mainan terbesar di pusat perbelanjaan itu, sedangkan Aeera dan anak-anaknya sedang memilih mainan yang mau mereka beli.

Taavi bukannya tidak sayang pada anak-anaknya, dia menyayangi mereka. Tapi masalahnya Taavi juga ingin bisa hidup bahagia dengan orang yang dicintainya. Dan orang itu bukan Aeera, ibu dari anak-anaknya. Melainkan Orang itu adalah Ardan. Sebuah helaan nafas panjang pun lolos dari bibir Taavi saat dia mengingatnya.

Setelah selesai membeli mainan yang di sukai, Mesha, Zahran dan Farzan meminta pada Taavi dan Aeera agar mereka makan siang di restoran cepat saji kesukaan mereka.

Begitu memasuki area restoran, ketiga anak Taavi langsung berlarian menghambur menuju ke tempat permainan dan di ikuti oleh para suster penjaganya. Sedangkan Taavi berjalan lurus menuju stan untuk order makanan, dan Aeera mencari tempat untuk mereka duduk.

Aeera mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru restoran, untuk beberapa saat dia terkesiap, saat netranya menangkap sosok seorang pria tampan sedang duduk bersama dengan seorang wanita cantik.

Seulas senyum miring pun tersungging dari bibir tipisnya. Kemudian Aeera memutuskan untuk berjalan lurus ke tempat dua orang itu dan meminta untuk bergabung bersama mereka, meskipun sebenarnya masih ada tempat lain yang bisa dia tempati.

"Ardan..." Aeera menyapa Ardan dengan seulas senyuman simpul yang merekah di bibirnya.

Deg...

Ardan tertegun begitu mendengar suara yang familiar di telinganya itu sedang memanggil namanya. Suara yang tak pernah Ardan harapkan akan dia jumpai di tempat ini, terutama saat ini.

"B-bu Aeera???"

Aeera semakin tersenyum lebar ketika melihat reaksi shock Ardan. Dia jadi tidak sabar ingin segera melihat reaksi Taavi saat melihat selingkuhannya sedang berkencan dengan seorang wanita cantik.

"Boleh saya bergabung disini?" Tanpa menunggu jawaban dari Ardan, Aeera sudah menduduki kursi kosong yang tepat berada di depan wanita cantik itu.

Ardan ingin menolaknya, namun tak bisa. Aeera sudah terlanjur duduk di depan mereka. Dan Ardan tak ingin membuat suasana di sekitarnya jadi canggung. Dia yakin betul saat ini Aeera pasti datang bersama dengan Taavi.

"Ardan... Kenapa?" Wanita cantik itu memegang tangan Ardan yang terbebas di atas meja, saat melihat raut kegelisahan menghiasi wajah tampan Ardan.

"Ah,,, tidak... Tidak ada apa-apa." Ardan memegang punggung tangan wanita di sampingnya itu dengan tangannya yang lain dan tersenyum lembut padanya.

Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang