4️⃣

707 70 10
                                    

💟💟💟
.
.
.
.
.

Saat ini Ardan sedang duduk di club itu dengan perasaan sangat-sangat tak nyaman.

Dia merasa tidak sedang bersenang-senang dengan teman-temannya, dia seperti sedang bekerja yang selalu diawasi oleh atasannya, dan itu dengan arti yang sebenarnya.

Bagaimana tidak, sekarang ini dia sedang duduk di sofa yang berseberangan langsung dengan Taavi, BOSnya di yayasan. Semua itu berawal dari satu jam yang lalu.

 Semua itu berawal dari satu jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap saja ini sedang di dalam club ya)
.
.
.
.
.

Flashback On

Ardan dan Jefrey baru saja tiba di dalam Club langganan Harraz en de Geng's, mereka celingukan mencari keberadaan Harraz dan teman-temannya.

Setelah merasa yakin mereka tidak ada di lantai dasar, Ardan mengajak Jefrey naik ke lantai dua, lantai VIP. Saat menapakkan kakinya di lantai dua, Ardan berinisiatif untuk bertanya kepada pegawai yang bertugas mengawasi disana.

Dan ternyata petugas itu sudah sangat mengenal Harraz dan teman-temannya. Kalau menurut kata petugas tersebut, Harraz dan teman-temannya adalah pelanggan tetap dan juga tamu VIP di club itu, dan biasanya mereka menempati ruangan paling ujung di lantai tersebut.

Dengan berbekal pengetahuan yang baru saja diperolehnya, Ardan melangkahkan kakinya dengan mantap menuju ruangan paling ujung, diikuti oleh Jefrey yang mengekor di belakangnya.

Saat sudah tiba di depan ruangan tersebut, tanpa ragu Ardan membuka pintu itu dan memasuki ruangan tersebut.

Dia melihat Harraz, Jonas, Yudan, Jazmi dan,,,,,,,,, dan,,,,,,, dan,,,,,,, ada satu orang lagi. Ardan berusaha memicingkan matanya, mungkin dia salah lihat karena pencahayaan yang redup. Mungkin itu hanya orang yang mirip. Penampilan mereka jauh berbeda kok.

Orang di ruangan itu terlihat sangat modis, tidak kaku seperti,,,,,, seperti,,,,,, aaaah,,, pasti benar nih mereka hanya mirip. Tapi,,,,,, tatapan tajam itu,,,,, itu tatapan khas milik atasannya.

Tidak salah lagi, itu tatapan milik Pak Taavi Dhananjaya Haedar. Ardan seketika menjatuhkan rahangnya saat menyadari bahwa itu memang benar Taavi yang sedang menatap tajam ke arahnya.

 Ardan seketika menjatuhkan rahangnya saat menyadari bahwa itu memang benar Taavi yang sedang menatap tajam ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang