3️⃣

757 60 23
                                    

💟💟💟

Tepat pukul 05:00 alarm HP milik Ardan berbunyi sangat nyaring, membuat tidur nyenyak Ardan menjadi terganggu. Tangan Ardan menjulur ke arah nakas di samping tempat tidurnya. Dia Berusaha untuk menggapai benda pipih yang sudah mengusik tidurnya itu.

Setelah alarm itu berhenti, Ardan mendudukkan dirinya dan berusaha untuk mengumpulkan nyawanya yang masih melayang entah kemana. Setelah meraih kesadarannya, dia bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Ah,,,,, dingin...." Ardan keluar dari kamar mandi dengan sedikit berjingkat-jingkat dan mengeratkan handuk yang tersampir di pundaknya.

Dia buru-buru memakai kaos oblong dan celana pendeknya. Setelahnya dia meraih HP yang ada di atas nakas.

"Whaaatttt???!!" Ardan memekik melihat pesan WA dari nomor asing yang semalam menelponnya.

Handuk di tangannya pun seketika meluncur jatuh tergeletak di lantai.

Ternyata nomor yang semalam menelponnya adalah nomor Taavi, ATASANNYA. Dan pesan WA itu berbunyi, bahwa mulai hari ini Ardan akan menjalani masa training sebagai sekretaris pribadi Taavi.

Ardan shock. Semalam dia memang langsung tidur setelah pulang makan malam dengan Jefrey. Dan dia tidak mengecek ponselnya lagi. Tapi apa ini? Kenapa tiba-tiba dia di tunjuk jadi sekretaris pribadi Taavi? Dia tak pernah mengajukan diri kok.

"Bang, lu kenapa sih pagi-pagi teriak gak jelas?" Jefrey nyelonong masuk ke kamar Ardan dengan mata yang masih setengah terpejam. Kamarnya memang bersebelahan dengan kamar Ardan. Makanya dia bisa mendengar dengan jelas suara teriakan Ardan.

"Dek, ini bener gak sih?" Ardan menatap horor pada Hpnya, dan menyodorkannya pada Jefrey.

Jefrey menggosok-gosok matanya yang masih ngantuk. "Apaan sih bang?"

"Nama yang tertera disitu benar nama pak Taavi kan?"

Jefrey kembali memastikan nama yang tertera dalam pesan WA itu. "Emang. Terus kenapa bang?"

"Dek, itu nama ketua yayasan tempat gue magang. Gue gak pernah ngerasa nyalonin diri jadi sekretaris pribadinya loh dek. Meski gue udah beberapa bulan magang disana, Gue aja baru beberapa kali ketemu sama beliau, masih bisa di hitung dengan jari lah."

"Justru bagus kan bang. Mungkin mereka menyukai kinerja lu. Bukankah gaji sekretaris pribadi lebih besar daripada TU? Berarti mimpi lu untuk mendirikan sebuah Cafe bisa segera terwujud dong bang. Mungkin ini cara Tuhan untuk memudahkan lu meraih mimpi bang."

"Tapi dek, gue takut membuat beliau kecewa, karena gue gak berpengalaman di bidang itu, pasti gue akan di pecat dari yayasan itu."

"Itu berarti lu harus berusaha jangan sampai mengecewakan beliau. Udah, jalani aja. Nanti apa kata nanti deh bang."

"Huuuuuuft.... Ya. Lu bener dek. Gue gak mungkin nolak perintah beliau kan."

Jefrey itu biasanya sangat manja pada Ardan. Tapi disaat-saat seperti ini, hanya Jefrey yang mampu menenangkan Ardan. Hanya Jefrey tempat Ardan berbagi semua keluh kesah.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Jam 06:30 Ardan sudah berdiri di depan pintu ruang kerja Taavi. Hari ini dia tidak perlu pergi ke ruang TU lagi, tapi dia langsung menuju ruangan Taavi. Begitulah salah satu isi WA Taavi.

Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang