7️⃣

806 65 13
                                    

💟💟💟

.

.

.

P.S : Yang nulis tidak tahu caranya bucin 😭 kalau ada saran, akan saya terima dengan senang hati.

.

.

.

.

.

Pagi ini saat Ardan memasuki ruang kerjanya, dia mendapati setangkai bunga mawar yang masih segar, dan juga sekotak coklat sudah tergeletak di atas meja kerjanya.

Ardan sudah tahu sih siapa orang yang mengirimkannya. Jadi dia tidak begitu kaget.

"Hmmm... Jadi pak Taavi benar-benar akan membuktikan omongannya kemarin?"

Ardan menaruh sebelah tangannya di dagu sambil terus memperhatikan mawar dan coklat tersebut.

.

.

.

FLASHBACK ON

Setelah Taavi mengajak Ardan berbicara serius, sekarang mereka sudah sama-sama duduk di sofa panjang dalam kantor Taavi. Sofa itu memang sengaja di sediakan apabila ada tamu yang berkunjung.

Ardan terus-terusan merasa gelisah, dia bertanya-tanya dalam hati, setelah tadi tiba-tiba mencium dirinya, sekarang apa yang mau dibicarakan oleh bosnya itu.

"Ardan."

Sebenarnya Taavi menyebut nama Ardan dengan intonasi yang sangat lembut. Tapi hal itu mampu membuat kaget Ardan yang sedari tadi menatap lurus pada lantai yang di pijaknya.

"Iy,,, iya,,, pak?"  Dengan ragu-ragu Ardan menolehkan kepalanya ke arah Taavi.

"Soal yang tadi,,_"

Taavi belum menyelesaikan kalimatnya saat Ardan tiba-tiba menimpali.

"Ah say,,, saya,,, saya tidak akan mempermasalahkan soal itu pak. Kita anggap saja yang tadi itu hanya sebuah kecelakaan. Saya akan melupakannya."

Taavi mengerutkan dahinya karena merasa tidak terima dengan pernyataan Ardan, kata-kata Ardan melukai harga dirinya, seolah-olah Taavi tak serius dengan perasaannya.

" Siapa bilang kau boleh melupakannya? aku takkan pernah membiarkan kau melupakan ciuman itu. Dan bukan itu yang mau aku sampaikan padamu."

Taavi memegang tangan Ardan yang sedari tadi bergerak-gerak meremat jari-jarinya sendiri.

"Apaaaa??? Apa maks,,,_"

"Ardan,,,, dengarkan aku baik-baik. Kau tahu kan, aku bukan lagi anak remaja yang masih suka bermain-main dengan perasaan. Aku ini orang yang sudah dewasa, aku tak pernah main-main dengan ucapanku. Tadi kan sudah ku bilang, aku menyukaimu. Sekarang Aku minta padamu, jadilah milikku."

"Itu tidak mungkin pak,,,_"

"Tidak mungkin apanya? Aku sungguh-sungguh Ardan. Aku memang menyukaimu."

Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang