1️⃣9️⃣

574 66 50
                                    

💟💟💟

.

.

.

.

.

Saat jam makan siang di kantin khusus staf yayasan. Seperti biasa, Ardan dan teman-temannya sedang duduk di pojokan kantin sambil istirahat dan menikmati santap siangnya.

"Ardan, lu kenapa? Dari tadi lu hanya mengaduk-aduk makanan di hadapan lu tanpa memakannya sedikitpun." Harraz bertanya sambil tetap menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Gak enak kali." Bukannya Ardan, tapi malah Yudan yang menjawab sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Enak kok. Kayak biasanya." Kali ini Jazmi yang menjawab, karena dia merasa tak terima makanan favoritnya di bilang gak enak oleh kekasihnya.

"Lu tuh apa sih yang gak enak, jamu pahit pun lu bilang enak." Masih dengan rokok yang menyala di belah bibirnya, Yudan menjawab.

"Emang kenyataannya jamu tuh enak kok. Lu sih, di suruh nyobain minum jamu gak mau." Jazmi semakin sewot kepada Yudan.

"Ogah."-Yudan

"Udah, masalah rumah tangga kalian lanjutin di kamar aja, jangan disini. Nanti kedengeran staf yang lain." Jonas berbicara dengan sedikit berbisik, biar tidak ada yang mendengar ucapannya selain mereka berlima.

"Ardan, lu ada masalah?" Harraz kembali bertanya, karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Ardan.

Kini semua atensi pun mengarah pada Ardan.

"Ah,,, t-tidak... G-gue tidak ada masalah apapun kok kak." Ardan menggoyang-goyangkan tangannya ke kanan dan ke kiri.

"Ya udah, ayo cepet habisin makanan lu. Keburu dingin tuh. Kan gak enak. Apalagi bentuknya udah gak karuan karena terus-terusan lu aduk."-Yudan

"Eh Ardan. Adegan live lu sama Rose waktu di club kemarin hot banget loh. Kita sampe terbengong-bengong ngeliatnya." Tiba-tiba Jazmi berbicara dengan penuh semangat.

Makanan yang baru saja masuk ke mulut Ardan pun, seketika dia muntahkan lagi ke piringnya, saat dia mendengar omongan Jazmi barusan.

"Apaaaaaaaaaa???!! Adegan apa yang kak Jazmi maksud?!!"

"Ih,,, jorok banget lu." Jazmi memandang jijik pada makanan di piring Ardan.

"Jadi lu gak inget kejadian kemarin malam?"-Harraz

Ardan hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Udah gue duga."-Jonas

"Lu tuh kalo gak kuat minum, harusnya jangan minum banyak-banyak. Biar tidak timbul masalah."-Yudan

Ardan terdiam, dia tidak mungkin menceritakan kepada mereka tentang alasannya yang meski tak kuat minum, tapi tetap saja menenggak minuman sebanyak itu.

Karena melihat wajah sendu Ardan, Jonas pun menghela nafas panjang sebelum mulai berbicara kepada Ardan.

"Kemarin lu berciuman sama Rose di depan kita semua." Jonas memberi penekanan pada kata kita semua, agar Ardan mengerti bahwa yang dimaksud oleh Jonas adalah termasuk di depan Taavi juga.

Blue And Grey (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang