Jangan lupa vote dan komen ya!
WILD MOM
❦
Pagi ini, Irene ikut mengantar si kembar ke sekolah bersama Jay. Bukan tanpa alasan sebenarnya, rencananya setelah mengantar anak - anaknya, Irene akan langsung pulang ke rumah karena sebelumnya ia mendapat pesan dari Seulgi bahwa ayah Taehyung pulang tadi malam. Namun karena Irene tak ada di rumah, pria itu berbalik ke rumah istri pertamanya. Ah, Irene tidak ingin membahas pria itu sekarang. Kepalanya sudah penuh karena masalah lain. Yang Irene butuhkan ialah segera sampai dirumah agar ia bisa berendam dengan ditemani aroma citrus yang bisa membuat jiwa dan pikirannya tenang.
Keberuntungan masih berpihak padanya sekarang. Jay seolah mengerti suasana hatinya yang enggan untuk ditanyai. Pun dengan anak - anak yang kembali ceria seperti sedia kala. Jino maupun Jina menganggap kejadian semalam seolah tak pernah terjadi. Haruskah Irene bersyukur atau malah sebaliknya? Entahlah, waktu tak mungkin bisa diputar balikkan. Meski Irene berharap bisa, hal pertama yang akan ia lakukan adalah mengingatkan Taehyung agar tak perlu menjanjikan apapun pada anak - anaknya jika pada akhirnya mereka hanya berakhir seperti semalam. Seharusnya Taehyung sadar, anak - anaknya terlalu belia untuk merasakan kepahitan itu.
Setidaknya, pada malam itu terbesit sedikit saja hal yang membuat pria itu ingat bahwa ada mereka yang menunggu dirinya yang tak pasti. Entah Taehyung mengabarinya melalui telepon, atau jika tidak sempat bisa melalui pesan. Mungkin ... Irene bisa memakluminya.
"Kau masih selamat ibu tak sampai marah karena masalah semalam." setelah sekian lama bungkam dan sibuk dengan pikiran masing - masing, akhirnya keheningan diantara mereka dibuyarkan oleh perkataan Jay. Ah, ibu ... wanita itu sangat sensitif jika berhubungan dengan si kembar.
"Terima kasih atas bantuanmu, Jay." sahut Irene lemah. Ia bisa lolos dari penghakiman sang ibu karena campur tangan Jay.
Jay tak bisa berbuat banyak meski sebenarnya ia ingin meminta Irene untuk berhenti memaksa keadaan yang tak seharusnya. Wanita itu sudah tahu konsekuensi yang akan diterimanya, tetapi tetap saja ia buta segalanya. Menutup mata demi pria yang bahkan menghargainya saja tidak. Memikirkannya, hanya membuat emosinya mendidih seketika.
"Aku sudah mengurus semuanya. Sisanya, kau perlu membicarakannya dengan tuan0 Kim. Kepulangannya semalam tidak lain karena ingin membahasnya denganmu."
Irene hanya mengangguk. Lelah untuk sekedar bersuara. Bahkan ketika mereka sampai di rumah pun, Irene hanya mengucapkan terima kasih dan keluar tanpa menunggu Jay menjalankan mobilnya. Wanita seolah tak ada gairah hidup. Bahkan ketika Seulgi memanggilnya pun, tak Irene indahkan.
"Tolong siapkan air untukku. Aku ingin menenangkan diri. Dan jangan biarkan siapapun menggangguku hingga aku sendiri yang memberi izin." titahnya pada seorang pelayan yang mengangguk patuh pada perintahnya.
Tak butuh waktu lama, yang ia butuhnya sudah tersedia. Setelah menutup pintu, Irene menguburkan dirinya dalam air yang ia harap bisa membuatnya tenang.
-
"Jim, kau melihat ponselku?" tanya Taehyung. Ia berjalan kesana - kemari mencari ponselnya. Seharusnya ada disaku jasnya karena Taehyung ingat semalam ia mengantongi benda tersebut. Namun ketika ia mencarinya sejak semalam, Taehyung tak menemukannya. Pun dengan tempat - tempat lain di apartemen Jimin, ia masih tak menemukannya, "Aku lupa menaruhnya dimana semalam." ujarnya seraya menggaruk kepala yang gatalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD MOM
RomanceRated : [M] ❝blame the fate that brought back the old story that was over❞ start : 24 Mei 2020 end : - [ the romance fanfiction series 3 ] ©yerimiesweety