Selamat malam Minggu kesayangan daddy <3
Malam Minggu kalian kemana aja niccchhhh? Dikasur aja atau sempat keluar bareng ayang heemm?
Jangan lupa vote dan komen sebanyak - banyaknya ya gengs!
.
Thankyou buat yang udah mampir baca <3
Note;
Bantu koreksi typo ya. Thankyou <3
WILD MOM
❦
Taehyung tak langsung pergi meninggalkan ruangan Jina. Pria itu setia berdiri didepan pintu yang baru saja ia tutup, terdiam dengan hati yang hancur berkeping - keping. Matanya kembali memanas kala teringat kilas balik kejadian yang terjadi. Bagaimana Irene menangis memunggunginya, Jina yang berbaring diatas ranjang pesakitan serta sosok dirinya yang lemah tak berdaya.
Detik demi detik berlalu, air matanya mengalir semakin deras, menetes menyapa lantai lantaran posisi Taehyung menunduk menatap kosong pada sepatu yang dirinya kenakan. Ia hanya bisa berharap, orang - orang berlalu - lalang yang ia belakangi saat ini tak ada yang menyadari bahwa dirinya tengah menangis.
Entah berapa lama waktu yang Taehyung habiskan untuk menangisi semuanya, pria itu tersadar bahwa apa yang dirinya lakukan ini tak ada gunanya. Pria itu lantas mengusap air matanya, menghilangkan jejak - jejak kesedihan disana. Menarik nafas sedalam - dalamnya dan menghembuskannya sebelum memutuskan berbalik pergi. Taehyung tak sanggup jika harus berlama - lama disana. Ia takut nantinya tak bisa menahan diri dan kembali memasuki ruangan Jina. Menetap disana kala ia sendiri sadar bahwa kehadirannya tak diinginkan.
Alkohol yang sempat dirinya tenguk sebelum memutuskan berangkat ke rumah sakit dimana Jina di rawat mulai menarik sedikit demi sedikit kesadarannya. Jika tidak salah ingat Taehyung tak menenguk terlalu banyak, namun mengapa tubuhnya bereaksi seolah Taehyung minum berbotol - botol. Atau dirinya yang salah menerka? Entahlah, semuanya teringat samar - samar dalam ingatannya.
Pengaruh emosi yang menguasai jiwanya. Pikirannya menjadi tidak waras.
Dengan sisa - sisa kesadaran yang masih tertinggal, pria itu melangkah menuju lift. Beruntungnya kotak besi itu tak ada siapapun sehingga orang lain tak harus mengetahui dirinya yang berada di bawah pengaruh minuman keras. Sesampainya dilantai dasar, ia melangkah keluar. Berjalan menuju mobilnya yang-sialannya Taehyung lupa dimana ia memarkirkannya tadi. Alkohol yang mulai menguras habis kesadarannya membuat Taehyung hampir jatuh sebelum seseorang membantunya.
"Taehyung! Sialan, seharusnya kau tidak kesini dalam keadaan mabuk!" decak Jimin seraya memapah tubuh Taehyung. Jimin membawa tubuh Taehyung menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari posisi mereka saat ini. Seharusnya pria itu berada di apartemennya, duduk didepan televisi dimana sebelumnya Jimin sudah menyiapkan berbagai macam makanan ringan dan berbotol - botol alkohol sesuai dengan permintaan pria itu yang ingin mabuk untuk menenangkan diri-katanya. Namun sekembalinya Jimin dari toilet selepas mandi dan berganti pakaian, pria itu sudah tak ada disana. Meninggalkan televisi menyala serta makanan dan satu botol minuman dalam keadaan tumpah ruah-yang Jimin duga dilempar lantaran kesal oleh Taehyung.
"Demi Tuhan, Tae! Kau beruntung tidak keluar dalam keadaan babak belur saat ini." omelnya kala Jimin teringat dengan pria yang selalu ada disisi Irene. Keadaan Taehyung yang mabuk sekarang, tak menutup kemungkinan untuk pria itu menghabisinya. Ditambah dengan bagaimana pria bernama Jay itu mengibarkan bendera peperangan saat mereka bertemu, semakin membuat Jimin ngeri membayangkannya, "Ck, bagaimana bisa pria ini mengemudi dalam keadaan mabuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD MOM
RomanceRated : [M] ❝blame the fate that brought back the old story that was over❞ start : 24 Mei 2020 end : - [ the romance fanfiction series 3 ] ©yerimiesweety