WILD MOM

6 [M]

Jangan lupa vote dan komen!

WILD MOM

❦

Irene hanya diam kala Taehyung melajukan mobilnya meninggalkan area parkiran club dimana party pasangan Park Seojoon dan Park Miyoung berlangsung. Irene tak keberatan, selama itu bersama Taehyung. Sebab, hati Irene yakin jika Taehyung tak akan menyakitinya dalam artian melenyapkan nyawanya. Semarah dan semengecewakan apa masa lalu mereka, Taehyung hanya membalasnya dengan perkataan, tanpa berani menyakiti fisiknya. Walau Irene sendiri akan menerima dengan senang hati andai Taehyung benar - benar melakukannya.

Irene melirik prianya dari samping. Sejujurnya, ia lebih senang jika mereka pergi menaiki sepeda motor dibandingkan mobil. Karena menurutnya, menggunakan motor membuatnya lebih leluasa merasakan perhatian Taehyung. Seperti saat Irene duduk di belakang, Taehyung akan langsung menarik tangannya, menyimpannya dalam saku jaket pria itu agar tidak kedinginan, padahal itu hanyalah alibi agar Irene memeluk pria itu. Pun setelah motor berjalan, Taehyung akan memintanya meletakkan kepala Irene disalah satu bahunya yang lebar, katanya supaya mereka lebih leluasa mengobrol apapun itu agar perjalanan terasa lebih menyenangkan. Bahkan sebelum itu, hal - hal kecil seperti memasang dan melepas helm, Taehyung yang melakukannya, katanya itu sudah menjadi kewajiban dari seorang pasangan. Ah, iya, alih - alih menggunakan motor besar sport, Irene lebih memilih motor skuter butut. Dan Taehyung tak keberatan dengan permintaannya.

Irene jadi merindukan mereka yang dulu. Rindu perhatian Taehyung dari yang terkecil seperti memaksanya makan jika Irene berkata diet. Kemudian Taehyung akan datang dan membawakan makanan berat sejenis pizza dan ayam atau jika tidak, pria itu akan mengajaknya keluar dan makan makanan yang berjejeran disisi jalan. Atau perhatian pria itu yang berlebihan menurutnya, contohnya kala Taehyung tahu ia sedang diluar rumah, membantu ibunya mengangkat barang - barang dari ruko tempat wanita itu bekerja, Taehyung akan langsung mendatanginya untuk membantu walaupun Irene sendiri sudah menolak dan meminta agar Taehyung pulang saja. Apabila Taehyung menolak, Irene akan mengancam, lalu dengan sendirinya pria itu akan mengalah. Namun Taehyung tak benar - benar pulang, sebagai gantinya pria itu akan menunggu dibawah pohon tak jauh dari ruko dan menatapnya tanpa lelah sampai Irene dan ibunya selesai bekerja. Terlepas dari semua itu, Taehyung akan memijatnya kakinya meskipun Irene sendiri tak membutuhkan itu karena ia merasa tubuhnya sudah kebal.

Irene tersentak kala sebutir air mata jatuh dari pelupuk mata mengenai lengannya yang berlipat di depan perut. Berlagak mengantuk, Irene cepat - cepat menghapus cairan itu dan mengucek bagian tersebut agar aksi pura - puranya terlihat sempurna. Ia melirik Taehyung, pria itu sama sekali tak melirik ke arahnya sedikitpun. Irene sedikit kecewa. Dulu, Taehyung yang sering mencari perhatiannya, cemberut kala Irene sibuk memandang yang lain dan itu bukanlah dirinya. Dan kali ini hingga seterusnya, Irene-lah yang melakukan hal tersebut.

Irene tak peduli dengan Taehyung akan membentaknya atas tindakan barusan, ia akan terlihat masa bodoh dan menulikan pendengaran. Karena bila mengenang masa yang sudah berlalu, hanya akan membuat perasaan rindunya semakin bertambah setiap detik berlalu. Jadi, dari pada tersiksa menahannya, Irene memilih menyenangkan hatinya.

Irene meraih tangan besar Taehyung yang menggenggam persneling, mengaitkan jari mungilnya dengan jari - jemari pria itu. Tak ada penolakan dari Taehyung membuat hatinya berbunga - bunga. Sepersekon kemudian, Irene memperbaiki posisi duduknya, bergeser sedikit dan menjatuhkan kepalanya di bahu Taehyung. Sedikit mendongak agar bisa menatap dari jarak dekat rahang tegas milik pria yang tak sedikitpun meliriknya. Andai tak sedang berkendara, Irene tak segan mengecup rahangnya, menggoda Taehyung hingga prianya tersiksa lalu berakhir mereka melakukan itu. Irene bukanlah wanita naif yang akan menolak sentuhan dari pria yang di cintainya.