Seungmin sudah selesai berpakain rapi. Ia sangat keliatan makin rupawan menggunakan setelan ini.
Perutnya udah keroncongan, pagi tadi ia sarapan hanya dengan roti dan susu. Selera makannya berkurang, melihat perlakuan Chris terhadapnya.
Ia duduk di ruang tamu sambil memikirkan apa yang akan terjadi. Kakinya tak henti ia goyangkan. Seungmin sangat gugup, bukan hanya perihal ia akan keluar rumah tapi karena ia akan bertemu kedua orang tua Chris.
Jarinya terus ia gigitin.
"Tuan Seungmin, anda sudah dijemput"
Mendengar kata maidnya ia makin gencar menggoyangkan kakinya. Bahkan untuk berdiri saja ia merasa lemas.
"Bi.."
Bibi Shin bergeleng dan tersenyum lembut.
"Percayakan semua pada Tuan Chris"
Seungmin mengangguk. Apa bisa ia percaya pada Chris.
Mobil Range Rover Sport sudah menunggunya diluar. Dibukakan pintu penumpang oleh maidnya. Terlihat Chris di kursi pengemudi sibuk memain telepon pintarnya.
Tersadar Seungmin masuk, ia mengalihkan pandangannya melihat Seungmin. Seketika jantungnya bekerja dua kali lebih cepat.
Seungmin terlihat begitu manis dan cantik olehnya. Seungmin juga merasakan hal yang sama. Chris begitu luar biasa tampan dengan kemeja yang dilipat hingga lengan, rambut yg klimis.
Ah huff.. Seungmin menarik nafas gugup.
Ia sudah duduk di kursi penumpang dengan Chris di sebelahnya yang masih terlena melihatnya.
"Apa ada sesuatu?" Tanya Seungmin pelan.
"Sabuk pengaman" ucap Chris sambil memasukkan kopling.
Seungmin segera menyambar sabuk pengaman dan menggunakannya.
Chris pun langsung menancap gas.
🦋
Gugup luar biasa Seungmin rasakan. Ia ingin banyak bertanya tapi takut, Chris tidak suka jadi di urungkan niat itu.
Chris menyodorkan telepon genggam berwarna putih yang sangat familiar oleh Seungmin. Tersadar, itu telepon genggam miliknya, yang di ambil Chris.
"Apa kamu gak mau mengambilnya? Ingin ku simpan kembali?"
Seungmin langsung mengambilnya dengan penuh tanda tanya. Di tekan tombol kunci, ternyata masih hidup, baterainya pun full. Apa Chris menjaga teleponnya.
Seungmin tersenyum bahagia. Banyak pesan dan riwayat telepon masuk. Semuanya sudah terbuka dan telah di baca.
Ingin marah tapi daripada di ambil kembali jadi ia hanya pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dvēşa
FanfictionPernikahan itu bisa membuatku bahagia apa tidak ? Kenapa yang ku rasakan sekarang seperti seorang pengemis. Mengemis meminta kebahagiaan pada lelaki yang terpaksa ku nikahi ini. Bahkan selalu bertindak dan berkata kasar. Untuk apa lelaki ini menikah...