Seungmin menutup pintu kamarnya dan memegang dada kirinya, jantungnya bergemuruh akibat ciuman. Tatapannya kosong, pikirannya berkecamuk.
"Shh.. ini pertama kalinya bagiku. Mungkin dia kecewa karena aku tidak pandai membalas ciumannya" bibir bawahnya pedih, terluka karena di gigit.
Terkadang ada perlakuan dari Chris yang membuatnya suka berpikir jika lelaki itu memang benar menikahinya karena mencintainya. Tetapi terkadang pikiran itu mengambang karena perlakuan kasar dan angkuhnya lelaki itu.
Dan ibunya juga mengajari, siapapun orang yang berbuat jahat terhadapmu, tetaplah berbuat baik. Karena mungkin saja perlakuan jahatnya ada suatu niat baik tersembunyi.
Seungmin turun dari tangga bergerak ke halaman belakang tempatnya suka menghilangkan stres.
Duduk dsi sofa yang terdapat payung menjulang. Menaiki kakinya dan merentangkannya. Rasanya dia rindu memegang telepon genggamnya. Selama menikah, telepon genggamnya diambil oleh Chris dan bahkan kebebasannya sangat minim. Jika ingin keluar berjalan-jalan harus Chris lah yang menemani.
Entahlah mungkin dunia luar sangat nyaman daripada rumah mewah nan megah ini. Pasrah...yah hanya itu yang bisa di lakukan.
Menikmati angin lembut menari-nari di sekitaran surai coklat miliknya. Memejamkan matanya mendengar kicauan burung di pagi hari yang mulai terik. Tidak di sangka, pergerakkannya di pantau oleh seseorang dari balkon atas. Yang juga menikmati visual cantik nan manis sang suami.
"Bagaimana aku bisa hidup tanpamu Seungmin" lirih Chris mengingat-ingat kejadian 2 tahun silam.
Flashback ON
Chris menatap sungai mengalir di bawah jembatan. Serasa tenang dan nyaman.
'Aku rasa sudah saatnya menikmati kebebasan' Chris tersenyum miris dengan wajah lebam, rambut berantakkan dan baju yang kusut.
'Mungkin ayah akan berhenti memukuliku kalo aku udah gak ada. Siapa yang peduli dengan hidupku'
Chris mengukir senyum di wajahnya. Angin musim semi sangat dingin di sore hari. Juga matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.
Chris mengangkat kakinya, memanjat besi pembatas dan duduk sambil menatap air yang memantulkan wajah lebamnya.
Merentangkan tangannya dan siap untuk melompat. Tetapi terhenti saat ada lelaki manis berpakaian seragam sekolah dengan membawa minuman di tangannya dan menyerahkannya ke Chris.
'Minum lah.. mungkin dengan meminum air putih anda akan sedikit tenang' ucap lelaki manis itu.
Chris menatap ke arah lelaki itu dan menatap nanar botol minuman itu.
Karena tidak ada pergerakan, lelaki itu membuka tutup botol dan meletakkan di tangan Chris.
'Apapun masalahmu, tidak sebaiknya anda menyerah dengan kehidupan. Toh yang mempunyai masalah bukan anda saja di dunia ini. Jangan merasa anda lah yang paling sengsara di dunia ini'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dvēşa
FanfictionPernikahan itu bisa membuatku bahagia apa tidak ? Kenapa yang ku rasakan sekarang seperti seorang pengemis. Mengemis meminta kebahagiaan pada lelaki yang terpaksa ku nikahi ini. Bahkan selalu bertindak dan berkata kasar. Untuk apa lelaki ini menikah...