Nineteen《END》

2K 143 23
                                    

Seungmin gak berhenti bergerak kesana kemari. Membuat Chris cukup lelah melihatnya.

"Seungmin"

"Chris...bagaimana jika Eomma dan Appa berbuat jahat  padamu lagi ?"

"Gak akan. Kita tidak menginap sesuai permintaanmu"

"Benar Chris. Tetap saja kita akan bertemu langsung pada mereka. Kita undur aja ya..please"

Chris menggeleng tidak setuju.

"Ini sudah sebulan. Mau di undur berapa lama lagi !?"

"Lebih cepat, lebih baik" tambah Chris.

"Chris.......aku......pengen es krim"

"Jangan mengalihkan. Ini sudah malam"

"Tapi aku pengen Chris........" rengeknya.

"Enggak. Kamu bisa sakit"

...............

Akhirnya ucapan hanya ucapan. Mereka keluar pergi ke supermarket. Membeli sekotak es krim berasa coklat avocado. Pilihan rasa unik dari Seungmin.

Mata Seungmin begitu berbinar mendapatkan apa yang dia pengen.

Tangan Seungmin di genggam Chris.

"Besok tetap jadi ya"

Seungmin mengangguk ragu. Sebenarnya ia cukup gelisah untuk bertemu kembali orang tuanya. Perkataan dan perlakuannya pasti membuat kedua orang tuanya sakit hati.

Tapi jika di pikirkan saki hati. Lebih sakit lagi Seungmin. Memang perlakuan jahat mereka hanya ke Chris. Tapi Seungmin merasakan sakitnya.

Masih di mobil, Seungmin sudah menghabiskan setengah kotak es krim.

Sesekali tangan kurusnya menyendok yang lebih tua. Bisa di hitung jari, berapa kali ia menyendokkan ke mulut Chris. Selebihnya ke mulut kecil Seungmin.

Sesampai di rumah. Mereka di sambut para maid dan juga Bibi Shin. Menawarkan untuk makan malam yang terlalu malam. Chris meng-iyakan tawaran itu. Perutnya juga perlu di isi. Tidak seperti Seungmin yang menggeleng, katanya sudah kenyang.

Chris mengerutkan dahinya menatap Seungmin.

Seungmin duduk di meja makan, menemani sang suami. Bisa gawat jika Seungmin menolak ajakkannya untuk menemani makan malam.

Sebenarnya perut Seungmin merasa tak enak. Dari pulang tadi perutnya seperti di putar-putar isi dalamnya.

Seungmin menghiraukan rasa mual itu. Tetap menemani Chris dengan senyumnya.

Tidak biasanya Chris menyantap makannya dalam diam. Biasanya ada ocehan dari bibir kecil Seungmin. Chris menatap Seungmin disebelahnya, dahi suami kecilnya di penuhi keringat juga wajahnya berubah pucat.

Tangannya juga di letakkan di perutnya. Menahan rasa mual yang semakin pahit hingga ke tengorokan.

"Seungmin" panggil Chris khawatir.

Seungmin menoleh dengan mata sayu. Menghadap Chris membalas panggilanya dengan sedikit menarik alisnya dan juga senyum paksaan.

Merasa ada yang tak beres dengan Seungmin-nya. Chris mempercepat menghabiskan makannya. Lalu mengajak Seungmin kembali ke kamar yang dulu hanya di tempati Seungmin sendirian. Kini mereka berdua yang tempati.

Chris memegang pinggang Seungmin membantunya menaiki satu persatu anak tangga. Terasa dingin genggaman tangan Seungmin. Chris berpikir akan mengendongnya. Tiba-tiba Seungmin berlari sampai ke kamar duluan.

DvēşaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang