BAB 3 Memergoki

4.5K 187 10
                                    

Happy Reading🙏🙏

Moa menatap wajah David yang terpejam dalam waktu lama, pria itu tampaknya sudah benar-benar kelelahan dengan perasaan puas. Setelah memastikan bahwa David benar-benar telah pulas. Moa beranjak turun dari ranjang dan memunguti pakaian David yang teronggok di lantai.

Moa merogoh-rogoh celana David mencari telepon genggam pria itu. Setelah menemukannya gadis itu mengotak atik telepon itu, untung saja telepon genggap David hanya membutuhkan sidik jari untuk membuka kunci pengamannya.

Setelah membuka kunci pengaman dengan menggunakan sidik jari David. Moa mengotak-atik telepon itu, mencari sesuatu yang menjadi tujuannya dari awal. Tidak butuh lama Moa menemukan apa yang dia cari.

Moa kemudian melakukan panggilan menggunakan telepon genggam miliknya sendiri. Setelah beberapa kali panggilan akhirnya panggilannya diangkat.

"Aku sudah mendapatkannya" Kata Moa tanpa menunggu sahutan dari lawan bicaranya.

"Bagus, kirimkan!" jawab lawan bicara Moa.

Setelah beberapa saat apa yang diminta lawan bicaranya pun segera Moa laksanakan.

"Data sudah terkirim"

"Bagus...tugasmu selesai.Besok datang ke tempatku" hanya itu balasan dari lawan bicaranya kemudian panggilan terputus. Moa menghela Nafas lega akhirnya misinya sudah selesai.

Moa kemudian meletakkan kembali telepon genggam David ke tempat semua, menghapus semua jejak agar tidak ada kecurigaan bahwa telepon itu telah diotak atik olehnya.

Setelah merasa urusannya selesai. Moa masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dari cairan yang melekat di tubuhnya hasil dari pergumulan panas mereka.

Keluar dari kamar mandi Moa memunguti semua pakaiannya yang berserakan dan mengenakannya kembali bersiap untuk meninggalkan tempat itu,

Setelah mandi dan mengenakan kembali pakaiannya. Moa segera meninggalkan kamar itu tanpa menunggu teman kencannya bangun ataupun berpamitan pada pria itu, Kencan mereka telah usai dan Moa tidak berniat untuk bertemu kembali dengan pria payah itu.

Saat Moa keluar dari sana ternyata hari sudah terang. Taksi yang ditumpanginya sudah berhenti di depan rumahnya setelah melalui perjalanan yang lumayan jauh karena rumah Moa terletak cukup jauh dari klub yang didatanginya semalam. Setelah menyelesaikan pembayaran dan memberi tips yang lumayan banyak, moa segera turun dari kendaraan itu.

"Pagi Pak Dadang" sapa Moa sambil berjalan masuk.

"Pagi Non" Satpam penjaga menyambut kedatangan Moa sambil menyapa dan menunduk hormat. Pria paruh baya itu segera membukakan pintu gerbang untuk wanita itu.

" Papa sama mama masih ada di dalam?" tanya Moa berbasa basi. karena dia tahu jawaban dari pertanyaan dia sendiri. keluarganya tidak pernah lengkap di dalam rumah, hanya ada salah satu yang akan berada di rumah. Kedua orang tuanya bagai kutub magnet yang saling bertentangan. Bahkan kadang rumah ini akan kosong berhari-hari karena para penghuninya memiliki kesibukan masing-masing.

"Nyonya masih belum pulang non, Hanya ada Tuan di rumah saat ini ,tapii..." Ujar satpam itu dengan jawaban ragu-ragu.

Moa mengernyit melihat tingkah satpam itu yang tampaknya hendak menyampaikan sesuatu tapi niatnya itu diurungkannya.

"Papa membawa seseorang ya? Dari semalam?" Moa menebak apa yang hendak disampaikan oleh pak Dadang, satpam yang telah bertahun-tahun bekerja disini.

"Iy, Non" angguk Pak Dadang membenarkan tebakan Moa.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang