Bab 9 Melayani Tamu

3.2K 167 8
                                    

Happy Reading🙏🙏

Karena tujuannya untuk menggaet tamu, maka Moa sengaja mengenakan pakaian yang lebih terbuka dan seksi. Moa mengenakan Pakaian mini Dress tanpa lengan dengan belahan dada yang rendah, menonjolkan belahan payudaranya yang putih.

Dressnya yang sangat Mini, bahkan hampir menampilkan celana dalamnya saat dia menunduk.

Dengan Langkah gemulai Moa menyusuri Lorong dituntun oleh pelayan yang mengantarnya menuju ruangan yang kemaren diberitahukan oleh Bima.

"Ini ruangannya nona" tunjuk pelayan itu dengan santun.

"Terima kasih"

"Saya permisi dulu."

Moa membuka pintu ruangan dengan pelan, ternyata Ruangan telah begitu ramai, ada beberapa perempuan juga disana, Moa sedikit lega setidaknya bukan dia sendiri yang dipanggil Bima kesini.

"MOaaa...kamu terlambat sekali datangnya" sambut Bima dari tempat duduknya. Pria itu sebenarnya tampan, di usianya yang baru menginjak umur 40tahun,pria itu bisa mendapatkan wanita manapun hanya mengandalkan wajahnya. Tapi Moa tidak suka dengan pria jahat itu sedari awal.

"Maaf Bima, macet" Moa memberi alasan klise, padahal dia memang sengaja datang terlambat agar tidak perlu terlalu lama disini.

"Tidak apa-apa...kita juga baru saja mulai" kekeh Bima. Terdapat dua orang perempuan dalam rangkulannya.

"ambillah tempat, dan layanilah tamu kita dengan baik, beri mereka kepuasan" tekan Bima.

Moa menatap ke sekeliling, terdapat lima orang pria dewasa dengan pakaian yang rapi. Kelimanya tampak sibuk menilai tubuh Moa. Terlihat tatapan mesum dimata mereka melihat tubuh Moa yang sangat menggiurkan.

"Duduk sini" Panggil salah seorang sambil menepuk bangku di sampingnya.

" Duduk sini saja" panggil yang lainnya tidak mau kalah.

"Jangan pedulikan mereka, mereka itu payah, lebih baik kamu duduk denganku saja" tawar pria yang lain lagi.

Moa memilih salah satu dari mereka dan mengambil tempat disamping pria itu.

"wah..wahh..ternyata banyak yang menginginkan kamu" kekeh Bima dengan puas. " tenang saja bapak-bapak...gadis-gadis yang lain tidak akan mengecewakan kalian, kalian juga bisa saling berbagi nanti" lerai Bima memberi penawaran bagi mereka agar tidak ada yang merasa kecewa.

"Hahaha...kamu benar-benar mengerti kami Bima... gadis-gadismu cantik-cantik semua...".

"Tentu saja...selama kerja sama kita nanti berjalan mulus, aku akan menawarkan para gadis ini untuk melayani kalian lagi." Tawa Bima membahana.

"SIlakan kalian nikmati para gadis itu...jangan segan-segan. Kalian bebas melakukannya disini tanpa perlu malu. Dan aku juga akan menikmati kedua gadis ini bersamaku"

Bima sedang mengadakan pesta sex di ruangan ini. Menjamu kelima orang rekan bisnisnya dengan membawa tujuh orang gadis untuk melayani mereka.

Masing-masing akhirnya memilih seorang gadis yang menemani sedangkan Bima dilayani oleh dua orang gadis.

Moa duduk dengan tenang di bangkunya, sedangkan pria yang dia damping sudah mulai menggerayanginya. Tangan pria itu mendarat dia atas pahanya dan mengelus-elus paha lembutnya.

"Kamu tidak seperti gadis yang kesulitan uang" tatap pria itu sambil mengamati Moa.

"Om tidak tahu apa yang saya hadapi" Moa menjawab dengan tenang.

Tangan pria itu mulai merayap naik masuk ke dalam Mini dress Moa. Dan dapat Moa rasakan jari pria itu mulai mengelus-elus pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalamnya.

Sementara itu orang-orang di sekitarnya mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang saling mencumbu, dan ada yang sudah telanjang. Mereka tidak segan-segan bercinta secara massal.

"Namaku Bram" ujar pria yang Moa panggil om tadi. Moa tidak peduli siapa Namanya, dia tidak akan pernah mengingat nama siapapun yang sudah dia layani.

Bram hendak mencumbu bibir Moa. Tapi Moa menutup bibirnya dengan tangannnya" Tanpa ciuman. Hanya sex" pinta Moa.

Pria itu mengedikkan bahunya tidak keberatan. "kalau begitu aku tidak akan segan-segan"

Bram menarik kain yang menutupi dada Moa ke bawah, Payudara Moa yang padat dan kenyal menyembul keluar. Tanpa sungkan bram meraup payudara itu kedalam mulutnya dan tangannya dengan gemas meremas-remas gundukan itu.

Moa tetap duduk diam tubuhnya diobok-obok oleh bram. Matanya mengamati sekitarnya. Terlihat Bima sudah sibuk menggenjot wanitanya . sedangkan bibirnya sibuk bercumbu dengan wanita yang satu lagi. Yang lainnya juga sama. Mereka sudah sibuk bercumbu.

Suara-suara desahan, erangan dan suara tumbukan pertemuan kedua kelamin saling bersahut-sahutan memenuhi ruangan. Tampaknya semuanya sudah dikuasai oleh nafsu birahi.

"oughhh.." Moa mendesah tangan bram sudah bermain-main di dalam liang vaginanya, jari itu menusuk-nusuk di dalam sana.

Ternyata saat Moa sibuk mengamati sekitarnya, Bram sudah mengangkat roknya dan menanggalkan celana dalamnya.

Moa menerima semua yang ingin bram lakukan, menerima pemasukan dari bram , mengimbangi hentakan-hentakan tubuh bram diatas tubuhnya, Moa terus mendesah-desah merangsang nafsu birahi bram yang semakin memuncak.

Suara-suara lenguhan dan erangan mulai bersahut-sahutan di sekitar Moa.

"ohhh.ahhh...aahhh....." Moa terus mendesah di setiap hentakan-hentakan tubuh Bram, menuntun pria itu menuju ke puncak kenikmatannya hingga akhirnya pria itu mengejang menggapai puncak kenikmatannya dan duduk terkulai kelelahan dengan nafas memburu.

Bram meraih kepala Moa kebawah tepat diatas pangkal pahanya yang masih lemah.

"hisap punyaku" perintah Bram.

"Kata Bima kamu sangat ahli dalam melakukan oral" seringai Bram dengan wajah yang membuat Moa jijik.

Moa tidak berkata-kata lagi, dia segera menuruti permintaan Bram, seperti titah Bima, dia harus menuruti semua keinginan tamunya.

"AAHhh....ooohhhh." Bram terus mengerang nikmat dengan tubuh mengejang dan menggelinjang merasakan sensasi nikmat saat batang penisnya berada di dalam mulut Moa.

"ohhh...enak sekalii.." erang bram..."oohh..ohh..aakkkhhh..." tidak butuh lama Bram pun menggapai puncak kenikmatannya dan tergelepar dengan wajah puas.

"Aku juga mau kamu hisap punya ku" tegur pria yang lain sambil duduk disamping Moa. Mengarahkan batang penisnya di depan wajah Moa. Suara desahan dan erangan Nikmat Bram telah menarik perhatian teman-temannya.

Melihat wajah Bram yang tampak sangat Bahagia dan puas sekali membuat mereka penasaran dan ingin di oral oleh Moa juga.

Mau tidak mau Moa pun terpaksa melayani mereka. Setelah melayani lima pria itu. Mulut Moa seperti mati rasa.

Setelah tugasnya selesai Moa pulang dengan hati hampa. Memacu mobilnya melewati jalanan malam yang sepi. Saat melewati jembatan, Moa menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil.

Angin malam yang dingin menyambutnya. Moa merapatkan mantel yang membungkus tubuhnya yang hanya mengenakan pakaian minim , berjalan menuju tepi jembatan, memegangi pagar jembatan.

Sempat terpikir di kepalanya untuk melompat saja dari sini, dengan begitu dia tidak perlu lagi semenderita ini. Tapi rasa takut masih menghinggapi Moa. Hal itulah yang selalu mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.

Sudah berkali-kali Moa berpikir untuk bunuh diri saja. Mengakhiri penderitaannya. Tapi semua niatnya itu selalu saja dibatalkannya karena rasa takutnya lebih besar dari pada keinginannya untuk mati.

"AAAAAA......." Moa menjerit nyaring untuk melepaskan segala beban yang ada dipundaknya. Kapankah penderitaannya ini akan berakhir??....

To Be Continue.....

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang