Moa Menatap bangunan lima lantai dihadapannya sambil menghela nafas berat. WJ Corp. Mulai hari ini dia akan bekerja di perusahaan ini untuk tiga bulan kedepan. Hari ini adalah hari pertamanya kerja, Moa harus menghadiri pengenalan pegawai magang baru bersama calon peserta yang lainnya.
Moa memasuki Gedung dan menuju ruang pertemuan yang sudah diberitahukan sebelumnya oleh bagian informasi.
Tentu saja dia memiliki tujuan dengan menjadi seorang pegawai magang di perusahaan ini. Bima menginginkan sebuah Dokumen yang dimiliki perusahaan ini. Untuk mendapatkannya Bima menyuruh Moa menyusup ke dalam perusahaan ini.
Status Moa yang masih mahasiswa memudahkan gadis itu masuk dengan status sebagai mahasiswa magang. Waktu magang semalam tiga bulan adalah waktu yang diberikan Bima untuk mendapatkan berkas itu.
Ternyata untuk magang di perusahaan yang dimaksud oleh Bima tidaklah mudah, Moa harus melalui beberapa tes dan bersaing dengan puluhan mahasiswa lain dari berbagai universitas di kota ini. Diantara puluhan mahasiswa yang melamar magang, hanya ada lima orang yang diterima.
WJ Corp adalah perusahaan yang berskala internasional, walaupun kantor ini hanya anak perusahaan, system perekrutan pegawainya tetap sama ketatnya dengan kantor pusat.
Untungnya Moa lolos sebagai salah satu dari lima orang peserta magang yang diterima.
Disinilah dirinya sekarang, berkumpul bersama dengan empat mahasiswa magang lainnya untuk mendengarkan pengenalan kepala pengawas dan pembagian pekerjaan.
Sialnya diantara mereka ada satu orang yang Moa kenal, yaitu Niken.
Moa menoleh pada Niken yang duduk di belakangnya "Kita bertemu lagi" Moa menyapa Niken dengan sikap tenang dengan memberikan senyum pada Niken.
Untuk mempermudah tujuannya, Moa harus berteman dengan Niken agar perempuan yang selalu memusuhinya itu tidak merusak rencananya.
Berbanding dengan sikap Moa yang tenang, wajah Niken seketika memucat begitu menyadari kehadiran Moa yang duduk di depannya.
"Mo..Moa..kenapa kamu juga magang disini?" Niken berkata dengan suara tercekat.
"Kenapa? memangnya aku tidak boleh magang disini?" Moa balik bertanya sambil menyipitkan kedua matanya.
"Maksud aku...aku kira kamu lebih memilih magang di perusahaan orang tuamu sendiri"
"Kamu tidak suka bertemu dengan aku?" Moa menyipitkan matanya menatap Niken penuh intimidasi yang seketika membuat tubuh Niken merinding, dia merasa telah salah bicara dan membuat Moa tersinggung.
" Tidak..bukan itu maksud aku. Aku senang kok melihat kamu disini" Niken menjawab dengan cepat meralat maksud pertanyaannya.
"Bagus. Semoga kita bisa bekerja sama dalam 3 bulan ini" Moa menyunggingkan senyum puas dan berharap semoga Niken tidak akan mencari masalah dengannya lagi.
"Tenang saja. Aku bukan orang pendendam. Masalah dulu kita lupakan saja. Oke?? Sekarang kita berteman" Moa berusaha membuat Niken tenang.
Niken hanya mengangguk lemah menanggapi ucapan Moa. Mana mungkin dia melupakan kejadian itu dan mau bekerja sama dengan Moa. Rasa dendam masih bersemayam di hati Niken. Gara-gara Moa dia mendapat banyak cemoohan di kampus sehingga Niken enggan datang ke kampus. Makanya dia sengaja mengambil Magang, dengan harapan agar tidak perlu terlalu sering datang ke kampus.
Niken sengaja memilih perusahaan ini, dengan harapan mendapatkan koneksi untuk menjadi pegawai tetap yang menjadi harapan semua mahasiswa. sayangnya disini dia justru bertemu dengan sumber penderitaannya, yaitu Moa.
"Bagaimana cara kamu bisa magang disini?" Tanya Niken dengan rasa penasara karena setahunya tidak mudah diterima magang di perusahaan ini.
"Surat rekomendasi dari dosen pembimbingku" jawab Moa dengan entengnya.
Rasa benci Niken semakin bertambah mendengar jawaban Moa. Untuk bisa diterima disini Niken sampai harus merayu seorang pria tua yang memiliki jabatan lumayan penting disini agar dirinya bisa lolos seleksi dan diterima magang disini. Tapi tidak disangka dia justru bertemu Moa yang bisa diterima hanya dengan mengandalkan surat rekomendasi. Sungguh tidak adil.
Niken merasa posisinya akan terancam jika ada Moa disini, dia takut Moa akan lebih menonjol darinya dan merebut perhatian dari semua orang. Padahal Niken ingin dirinyalah yang paling menonjol diantar teman-teman magangnya dan berharap mendapatkan banyak keuntungan dari magangnya ini. Dia berharap menemukan pria kaya dan tampan. Sejak dirinya putus dari David, sumber keuangannya pun terputus, tidak ada lagi yang bisa membelikannya barang-barang branded. Niken tidak seputus asa teman-teman Winda yang rela menjadi teman kencan om-om tua demi uang.
Niken menatap punggung Moa dengan penuh kebencian dan berharap Moa menyingkir dari jalannya.
Ada Lima orang peserta Magang. Antara lain Moa, Niken, Erick, Riana, dan Kelvin. Tiga orang wanita dan dua orang pria. Niken tidak mempermasalahkan Riana yang berpenampilan biasa saja. Sedangkan Moa begitu mencolok, lihat saja, saat pengenalan keliling kantor, karyawan-karyawan pria pada terpesona dengan kecantikan Moa. Jika ada Moa, kecantikan Niken tidak ada artinya, hal itulah yang dia membuat Niken membenci Moa.
Mereka saling berkenalan dan mengakrabkan diri. Karena kedepannya mereka berlima harus bekerja sama sebagai sesama mahasiswa magang.
Diantara Erick dan Kevin terlihat perbedaan mencolok juga, Erick terlihat lebih menonjol dari Kevin yang penampilannya masih seperti anak-anak. Sedangkan Erick terlihat terlalu elegan untuk seorang mahasiswa.
Moa menatap Erick dengan heran, Pria itu tampan, tapi tampaknya umur pria itu terlihat agak tua untuk disebut sebagai seorang mahasiswa.
"Erick kamu dari universitas mana?" tanya Moa penasaran.
Erick menatap Moa dengan tatapan jahil "Kenapa kamu menanyakan itu? Apakah kamu tertarik padaku?" tanya Erick dengan penuh percaya diri.
Mata Moa menyipit menatap pria itu tidak suka "Aku hanya penasaran, kamu terlihat lebih tua dari kami semua"
"Pria setampan aku kamu bilang tua?" Erick membelalakkan mata tak percaya pada penilaian Moa.
Moa diam, Pria itu memang tampan, tapi Moa sudah terbiasa bertemu dengan pria-pria tampan. Tapi ada sesuatu yang tidak Moa suka dari pria itu, entah apa. Mungkin mata elang pria itu yang membuatnya tidak tenang, sikap tenang pria itu juga menarik perhatian para wanita, bukanhanya Niken dan Riana langsung terpesona pada pria itu. Beberapa karyawati pun terlihat tidak melepaskan pandangannya dari Erick. Dan Pria itu menyadari pesonanya justru semakin tebar pesona pada para wanita itu. Hal itu semakin membuat Moa tidak suka pada pria itu.
"Kamu tidak terlihat tua Erick, tapi justru sangat mempesona" puji Niken membesarkan hati Erick.
"Kamu juga cantik Niken." Rayu Erick sambil memberikan senyum yang membuat Niken terpeesona dan tertunduk malu.
Moa mendengus mendengar gombalan pria itu, dia sekarang lebih memilih diam dari pada mengikuti obrolan mereka. Setelah masa perkenal mereka.
Kini mereka diajak untuk berkeliling perusahaan, inilah kesempatan yang Moa tunggu. Moa mengamati semua tempat yang mereka lewati sambil memikirkan cara untuk mendapatkan berkas yang diincarnya.
Moa tidak menyadari ada sepasang mata yang mengamati tingkahnya yang celingak celinguk mengamati setiap tempat yang mereka singgahi.
Siapakah orang itu? Apakah Niken yang berusaha menjatuhkan Moa ataukah orang lain diantara teman magangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Storie d'amoreHi, Reader.... Yg sudah pernah membaca pasti tahu ini sama dengan cerita crazy girl yg sempat hiatus. Sekarang saya lanjutkan dengan merubah judul dan ada beberapa perubahan alur cerita. Seperti biasa cerita ini mengandung unsur Dewasa 21++ ⚠️⚠️⚠️ ...