"Moana, segera ke ruanganku!!. SEKARANG JUGA!!" Panggil Pak Rasyid Kepala pengawas yang mengepalai Moa dan keempat temannya itu.
Semua mata yang ada di dalam ruangan tertuju pada Moa. Mereka penasaran apa yang telah dilakukan oleh Moa hingga pak Rasyid begitu marah.
"Moa...apa yang kamu lakukan kemarin? Kenapa pagi-pagi begini Pak Rsyid sudah marah-marah begitu" tanya Niken dengan rasa penasaran.
"Entahlah, rasa-rasanya aku tidak pernah melakukan kesalahan apapun beberapa hari ini" jawab Moa dengan perasaaan bingung, dia segera beranjak dari bangkunya dan melangkah menuju ruangan pak Rasyid.
Di dalam ruangannya Pak Rasyid sudah menanti di balik meja kerjanya menatap Moa dengan wajah kesal.
"Kemarin siang kamu meninggalkan kantor dan tidak kembali ke kantor. Kamu tahu kan jam pulang kantor itu jam berapa!!!"
"Maafkan saya, Pak" Jawab Moa dengan rasa bersalah.
"Kamu menganggap ini perusahaan nenek moyangmu sehingga kamu bisa seenaknya meninggalkan kantor dan pekerjaanmu sesuka hatimu?"
"Saya tidak berpikir begitu, Pak" jawab Moa.
"Setidaknya kamu harus ijin dulu sebelum meninggalkan kantor" lanjut Pak Rasyid.
"Saya tahu Pak, maafkan saya. Kemarin saya mempunyai urusan keluarga yang penting yang segera diselesaikan sehingga saya buru-buru pergi tanpa sempat menemui Bapak" Moa menunduk meminta maaf. Kemarin setelah pertengkarannya dengan Hardi. Moa sudah tidak memiliki semangat untuk kembali ke kantor, jadi dia langsung pulang dan menumpahkan segala kesedihannya di kamar hingga kelelahan dan tertidur hingga dia lupa memberi kabar ke kantor.
"Kamu bisa titip pesan pada teman-temanmu"
"Sudah pak, saya sudah bilang pada Niken agar memberi tahu Bapak kalau saya ijin keluar kantor"
"Niken tidak menyampaikan apa-apa padaku"
"Ohh...jadi begitu" gumam Moa menyadari kelicikan Niken.
Moa jadi tahu ternyata Niken tidak menyampaikan pesannya pada pak kepala bagian. Ternyata perempuan itu masih membencinya.
"Sebagai hukumannya" Pak Rasyid meraih setumpuk Map diatas mejanya dan menyodorkan pada Moa "Kamu harus menginput data-data di berkas ini semuanya"
"Sebanyak ini Pak?" Moa membelalak tak percaya sambil menerima Map itu dengan berat hati.
"Ya, dan harus kamu serahkan besok pagi"
"Sebanyak ini bisa selesai sampai malam pak" Protes Moa.
"Kamu menginap sampai besok di kantor demi menginput data itu sampai selesai pun saya tidak peduli. Pokoknya besok pagi semua data itu sudah di print dan ada di atas meja kerja saya" perintah Pak Rasyid tegas.
"Baik pakk" Jawab Moa tanpa semangat sambil menunduk dan berbalik meninggalkan ruangan Pak Rasid dengan setumpuk Map yang harus segera dia kerjakan.
Moa kembali ke mejanya dengan Langkah gontai. Suasana hatinya hari ini jadi semakin memburuk.
"Haahhh" Moa menghela nafas sambil menatap layar computer di depannya tanpa semangat.
"Hukuman?" tanya Niken dari bangku sebelah sambil menyeringai. Tampaknya dia senang menilhat Moa membawa setumpuk map dari Ruang Pak Rasyid. Pasti itu tugas yang harus dikerjakan Moa.
"Iya, berkat seseorang " jawab Moa sambil melirik Niken dengan tatapan dingin.
"Upppss...Maaf. Aku lupa menyampaikan pesanmu pada pak Rasyid" seringai Niken acuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
RomanceHi, Reader.... Yg sudah pernah membaca pasti tahu ini sama dengan cerita crazy girl yg sempat hiatus. Sekarang saya lanjutkan dengan merubah judul dan ada beberapa perubahan alur cerita. Seperti biasa cerita ini mengandung unsur Dewasa 21++ ⚠️⚠️⚠️ ...