Bab 5 Keributan

2.6K 181 14
                                        

Biasakan vote dahulu sebelum membaca

ty🙏 bagi yang sudah vote

Happy Reading 🙏🙏

"Enak saja menuduh kami menjajakan diri" mereka berusaha mengelak. Tentu saja mereka tidak ingin ketahuan kalau semua barang mewah yang mereka kenakan selama ini berasal dari hasil menjajakan diri pada om-om berduit.

"Setidaknya menjajakan diri lebih baik karena mendapatkan uang. sedangkan kamu??? apa yang kamu dapat? tubuhmu dinikmati gratis oleh para pria" Mereka merasa seolah merekalah yang lebih baik dari Moa dan salah satunya keceplosan mengungkap aib sendiri.

Moa hanya tersenyum kecil terkesan sedang mengejek mereka, membuat ketiga wanita itu semakin dongkol.

"Ahhh...jadi kalian mengakuinya juga" seringai Moa sambil tertawa kecil.

Tentu saja mereka jadi kelabakan, karena salah satu dari mereka keceplos mengakui tuduhan Moa.

"Bukan begitu maksud kami" mereka berusaha mengelak lagi. "Kami hanya membuat perumpamaan"

Niken jadi semakin sebal pada Moa. Gadis itu selalu saja bisa mematahkan semua ejekan-ejekan yang mereka lontarkan, bahkan Moa tidak menunjukkan rasa gentar sedikitpun di wajahnya. sikapnya begitu tenang padahal dia hendak dikeroyok oleh tiga orang.

Akhirnya Niken hanya bisa mengangkat tangannya lagi hendak menampar Moa untuk menyalurkan kekesalannya. Tapi ayunan tangannya terhenti di udara. Tangan Moa mencekal tangannya dengan kuat. membuat dirinya meringis kesakitan.

"Kamu pikir aku akan membiarkanmu menamparku untuk kedua kalinya?" desis Moa dengan tatapan tajam. tangannya semakin kuat mencengkeram lengan itu.

"Awwww.....Lepaskan, dasar perempuan murahan" Jerit Niken berusaha menarik tangannya yang terasa semakin sakit.

"Kenapa harus aku lepaskan?? Agar kamu bisa memukulku lagi? jangan harap, lebih baik sekalian aku patahkan saja tangan ini agar tidak bisa kamu gunakan lagi" Moa menyeringai kejam dengan kata-kata tajam yang membuat Niken tercengang.

"Lepaskan dia" sela teman Niken berusaha menolong Niken dengan menarik pundak Moa agar menjauh dari Niken.

Tapi Moa tidak bergeming dan tetap mempertahankan cekalannya, bahkan dengan tenangnya dia menepis tangan teman Teman Niken dari pundaknya.

"Berani melawan ya!!" bentak teman Niken yang lain lagi , wanita itu hendak mendaratkan kepalan tangannya ke wajah Moa. yang dengan mudah dapat dihindari oleh Moa.

"Kalian yang memulai ini, maka aku tidak akan segan-segan lagi" desis Moa.

Moa Menghempas Tangan Niken dengan kuat hingga Niken tersuruk mundur dan menabrak temannya yang tadi berusaha menghajar Moa. Keduanya tidak dapat dielakkan lagi justru jatuh terkapar diatas lantai.

Orang-rang mulai datang berkerumun dan menyaksikan keributan antara Moa dan rombongan Niken, mereka menertawakan kondisi Niken dan temannya yang terlihat memalukan.

"Kurang ajar" yang seorang lagi hendak menghajar Moa, tapi tenaganya yang lemah dengan mudah dipatahkan oleh Moa.

Tanpa ampun kepalan tangan Moa mengarah pada wajah wanita itu dengan gerakan cepat.

Gerakan Moa yang tiba-tiba dan cepat tidak dapat diprediksi oleh wanita itu sehingga dia tidak bisa menghindar dari serangan itu, wajahnya secara telak dihantam oleh tinju Moa..

"Akhhh.." jeritan pilu dan membahana keluar dari ulut wanita itu. Wanita itu meraung-raung memegangi hidungnya yang terasa sangat menyakitkan.

Ketiga temannya yang lain sontak terdiam melihat teman mereka yang meraung-raung kesakitan memegangi wajahnya, ketakutan mulai membayangi wajah mereka.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang