(7) Hilang Juga Kesalnya

2.3K 246 5
                                    

"Shoyou!!" tukasnya menaikkan suaranya.

Pasalnya pria berambut orange itu tidak beranjak bangun dari kasurnya, bahkan setelah lima belas menit berlalu.

"Bangun. Kau bisa telat ke gymnasium nanti."

Terdengar suara lenguhan.

"Nanti," gumamnya pelan sembari merubah posisinya

(Name) berdecak kesal. Harus menggunakan cara apa agar Hinata bangun dengan cepat. Percuma menggoyangkan tubuhnya, tangan (Name) hanya bagai lidi yang mengguncang batu.

Alhasil (Name) melompat naik ke atas tempat tidur dan berdiri di samping tubuh suaminya.

"Bangun!!!"

Diinjak-injaknya kasur king size itu hingga menimbulkan suara decitan. Tubuh Hinata pun ikut memantul pelan seirama dengan lompatan (Name).

"Ayo bangun! Kau akan telat nanti!"

Nampak wajah Hinata yang kesal. Siapa yang tidak kesal jika lagi tidur diganggu.

"Kau apa-apaan sih."

"Bangun!"

Dahi Hinata berkerut, matanya menatap sinis (Name).

"Hentikan. Aku bangun."

"Duduk," titah (Name).

(Name) menghentikan lompatannya dan segera turun dari kasur. Hinata pun terduduk dengan rambut berantakan.

"Makanya kalau dibangunin tuh langsung bangun," ujar (Name) mendekat dan mengecup pipi Hinata cepat.

"Mandi sana," lanjutnya.

Hinata masih terduduk mengumpulkan nyawanya.

"Aku udah siapin sarapan di meja. Nanti kau akan pulang jam berapa? Biar aku buatkan makan saat kau pulang nanti."

Setelah mereka menikah, (Name) memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Ya walau pun sebenarnya Hinata yang memintanya.

"Cepat mandi," titahnya kembali yang melihat Hinata masih saja belum beranjak.

(Name) menarik kedua tangan Hinata, menariknya untuk beranjak dari kasur.

Grep

Tubuhnya malah berakhir di pangkuan Hinata yang terduduk. Wajahnya berada lebih tinggi dari Hinata, dia pun menunduk ketika melihat Hinata menaruh kepalanya di dadanya.

Kedua tangan pria itu melingkar memeluk tubuh (Name).

"Udahan marah-marahnya," ucap Hinata dengan mata terpejam.

(Name) menghela napas beberapa kali, meredam rasa kesalnya.

"Gitu dong," tuturnya mendongak.

(Name) berdecak pelan. Pasalnya wajah suaminya terlihat menggemaskan dari posisi ini. Setelahnya Hinata melepaskan (Name).

"Aku mandi dulu."

Cup

Dia langsung pergi menuju kamar mandi dengan handuk di tangannya. Meninggalkan (Name) yang menatapnya.

Sial, batin wanita itu tersipu.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? |  Hinata Shouyou X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang