(10) Satu Kata Darinya

1.8K 214 8
                                    

Tangan pria itu berada di saku celana pantainya ketika dia menghampiri (Name).

Baru saja dia berdiam diri sebentar di sana, sudah ada beberapa orang yang mengenalinya. Untung tidak banyak yang menghampirinya. Pasalnya hal ini lah yang menjadi penyebab pertengkarannya dengan (Name).

"(Name)," panggilnya.

Namun suaranya tertelan deru ombak yang cukup keras.

"(Name)."

Lagi-lagi suaranya tidak terdengar. (Name) tak kunjung menoleh ke arahnya.  Hinata berdecak pelan, dia maju lagi mendekati bibir pantai, hingga kakinya terkena ombak.

"(Name), hey!" teriaknya.

Berhasil. (Name) menoleh dan memaku dengan bola di tangannya.

"Istirahat dulu, sini," ucapnya lagi cukup keras sambil melambaikan tangannya.

(Name) pun menatapnya sejenak, dia melemparkan bola itu lagi, "Aku istirahat dulu ya."

Setelah bilang begitu, (Name) pun menghampiri Hinata. Sesampainya mereka berhadapan. Hinata langsung mengambil tangan (Name), menggandengnya.

"Bajumu kau taruh di mana?"

"Di sana," jawab (Name) seadanya.

Wanita itu tidak melawan, dia menurut mengikuti Hinata. Keduanya pergi mengambil handuk dan baju (Name).

Sebenarnya Hinata cukup khawatir melihat (Name) memakai bikini. Takut para pria akan memandanginya dan berpikiran nakal. Tentu saja dia tidan berpikir nakal akan hal itu.

"Makan yuk. Aku lapar nih. Makanan di sini yang enak apa ya? Liat-liat ke sana yuk," ajaknya dengan nada bersemangat.

Lain hal dengan Hinata yang bersemangat, (Name) berpikir sepertinya Hinata tidak merasa bersalah padanya tentang permasalahan saat ini.

"Shoyou," panggil (Name) datar membuat Hinata menoleh.

"Kau tidak merasa bersalah sama sekali ya?" tanyanya masih dengan ekspresi datar.

Pria itu terdiam. Bukankah langkahnya ini sudah tepat, berusaha mencairkan suasana.

"Aku merasa bersalah, sungguh. Mungkin kau-"

"Kalau kau merasa bersalah, kapan kau bilang maaf padaku? Dari kemarin memangnya ada kata maaf darimu?" tukas (Name) dengan cepat memotong pembicaraannya.

Hinata mulai panik, sepertinya (Name) salah paham dengan maksud Hinata. Hinata meraih tangan (Name).

"Aku salah. Maaf," ucapnya menatap mata hitam (Name) yang mulai dingin.

Hinata menggigit bibir bawahnya. Pria itu bingung harus melakukan apa di situasi seperti ini.

"Sudahlah. Kau makan aja sendiri, aku mau balik ke hotel," ucap wanita itu datar.

Tapi terdengar sangat dingin di telinga Hinata. Dengan sekali hentakan (Name) melepas genggaman tangan Hinata dan meninggalkan pria itu memaku terdiam menatapnya pergi.

Hinata menatap nanar punggung (Name). Pria itu sungguh kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa disituasi sekarang.

Dasar bodoh, makinya dalam hati.

Kakinya menendang udara, kesal.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? |  Hinata Shouyou X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang