(19) Kabur

1.3K 172 8
                                    

"Balikin sini!" tukas (Name) yang sudah kesal.

Kali ini sudah tidak bisa ditolerir lagi. Hari ini (Name) sudah menghabiskan beberapa ice cream, setengah loyang pie, dan beberapa permen coklat. Hinata yang baru saja pulang dari dari latihan volly nya pun nampak kesal.

Pria itu tau dari story sosial media (Name) yang memposting apa yang ia lakukan di runah.

"Gak. Sudah berapa banyak kau makan manis beberapa hari terakhir?"

"Balikin!"

Nampaknya (Name) sama sekali tidak mendengarkannya. Wanita itu berusaha merebut mangkok berisi camilan manis dari tangan Hinata.

"Jadi kalau gak ada aku, kau malah begini?"

"Balikin ih!"

"Jawab aku," tegasnya.

Pasrah dengan mangkuknya yang disita, (Name) langsung pergi ke kulkas dan mengambilnya yang baru. Namun tangannya ditahan oleh Hinata.

"Cukup! Gak ada makanan manis selama tiga hari ke depan kalau kau tidak mau mendengar."

Suara Hinata terdengar tegas dan juga kesal, pria itu menatap (Name) dengan tatapan serius. Nampaknya (Name) menahan amarahnya, tangannya mengepal, mulutnya mengatup rapat, tatapan matanya menatap balik Hinata.

"Marah? Biarin, kau memang harus ditegaskan," ujar Hinata melihat raut wajah (Name).

Lagi-lagi (Name) terdiam, masih menatapnya. Karena tidak mau memperkeruh suasana, (Name) akhirnya meninggalkan dapur. Hinata melihat punggungnya yang masuk ke kamar. Pria itu menghela napas sembari menggelengkan kepalanya.

***

Jum'at pagi itu nampak cerah. Langit sangat bersahabat dan angin juga tidak terlalu dingin. Namun cerahnya langit tidak dapat menghangatkan suasana rumah Hinata dan (Name).

"Ke mana dia!" tukas Hinata sangat kesal. Dan panik.

Sedari tadi dia juga sudah berusaha menelpon (Name), tapi tidak ada jawaban. Dan setelahnya handphone (Name) tidak aktif.

"Ya Tuhan!" tukasnya frustasi, mengacak-acak rambutnya yang baru bangun tidur.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? |  Hinata Shouyou X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang