(28) Cemburu

1.5K 154 0
                                    

"Mama pakaikan iketin rambutku."

"Sama ayah dulu ya. Adik kamu lagi rewel," ucap (Name) tersenyum mengelus rambut Naomi.

Anak cewek itu cemberut dan langsung membalikkan badannya menuju Hinata yang berada di kamarnya.

"Ayah iketin rambut aku."

"Sini."

Hinata duduk di kasur dan menepuk-nepuk sampingnya. Anak itu menurut, memberikan kunciran rambut dengan hiasan pita merah. Ini bukan pertam kalinya Hinata melakukan ini, dari waktu ke waktu dia juga belajar bagaimana cara menguncir yang baik dan rapih. Tangannya nampak lihai menguncir rambut tebal milik Naomi.

"Ayah, mama lebih sayang ke Naoki ya?"

Hinata tertegun mendengarnya. Naomi merasa seperti itu?

"Ayah juga lebih sayang sama Naoki ya?" tanya Naomi tanpa menoleh.

Hinata menghentikan tangannya, sebelum berbicara dia menghela napas pelan dan melanjutkan mengikat rambutnya.

"Adik kamu kan masih bayi, masih butuh perhatian lebih dari mama, tetapi ayah sama mama tidak akan melupakan Naomi. Kami sayang Naomi ... sayang kalian berdua," ucap Hinata dengan hangat menasihati putrinya.

"Kalau adik sudah tidak rewel, pasti mama juga ke Naomi kok. Naomi harus sabar ya, sayang," tutur Hinata lembut.

Pria itu telah selesai mengikat rambutnya, Naomi menoleh.

"Yang harus Naomi ingat adalah ayah sama mama sangat sangat menyanyangi Naomi dan Naoki. Mengerti, sayang?"

Putrinya mengangguk mengerti.

"Yuk sarapan," ujar Hinata tersenyum.

Keduanya berjalan menuju meja makan, di sana sudah terlihat (Name) yang sedang menggendong Naoki. Tangannya sibuk menaruh sumpit di meja makan.

"Naomi sudah rapih ya? Yuk sini sarapan dulu."

Ketiganya duduk di kursi dengan damai dan tenang. (Name) tersenyum melihat keduanya sangat lahap memakan masakannya. Rasa capek seketika terbayarkan melihat masakannya habis tanpa sisa. (Name) sudah berusaha keras menjadi seorang ibu rumah tangga, walau terkadang ia kesulitan menghandle pekerjaan rumah sekaligus.

Di dapur Hinata membersihkan piring-piring kotor. Naomi memakai sepatunya sendiri di ruang tamu, tiba-tiba (Name) menghampirinya.

"Nih bekalmu. Dihabisin ya, sayang," ujar (Name) tersenyum semabri menyerahkan

"Makasih, Mama."

"Maaf ya Naomi."

"Kenapa, Ma?"

"Mama takut kamu berpikir kalau mama gak sayang sama Naomi. Mama sayang kok sama Naomi."

Deg

Naomi tertegun. Apa mamanya itu dapat membaca isi hatinya?

Naomi menatap (Name), "Mama bisa baca pikiran aku ya?"

(Name) tersenyum, "Iya dong."

Naomi tertawa kecil, "Kata ayah, adik lebih butuh perhatian mama. Naomi gak apa kok, Ma."

(Name) tersentuh, anaknya ternyata cukup dewasa dan penurut, ini pasti keturunan sifat Hinata. (Name) mendekat dan mencium dahi Naomi seraya tersenyum lebar.

"Makasih ya, sayang."

Naomi ikut tersenyum lebar. Setelahnya Hinata datang sembari membawa kunci mobil.

"Yuk berangkat."

"Berangkat dulu ya, Ma."

Naomi mencium pipi (Name) dan adiknya bergantian.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? |  Hinata Shouyou X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang